Mohon tunggu...
Aini Lutfiyah
Aini Lutfiyah Mohon Tunggu... lainnya -

Less is More

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Roda Sepeda Yanuar

24 November 2010   15:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:20 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hujan.

Dengan lokasi sekolah di dekat sawah dan dekat cekungan  mau tidak mau ketika hujan  mengguyur kota kecil ini, misalkan 2x24  jam saja air sudah menggenang masuk ke halaman sekolah dan bisa dipastikan anak-anak akan lebih aman untuk berada di kamar dari pada belajar di sekolah. Untunglah, hujan deras itu terjadi sejak Sabtu malam sampai kemarin sore sehingga pagi ini hampir 100% anak berangkat sekolah.Mudah-mudahan....

Tetes-tetes sisa air hujan masih ada beberapa yang menggantung di ujung daun. Saya suka sekali, apalagi matahari cukup bersahabat sehingga tetes-tetes hujan itupun rela mengucapkan selamat tinggal pada daun. Perpisahan yang tidak perlu menyisakan keharuan. Bukankah gerak alam memang demikian ? Datang dan pergi adalah hal yang wajar. Kebersamaan memang berbunga keceriaan tapi apakah akan selalu demikian ? Kalau bersama namun harus mematikan potensi salah satu pihak ? Oh, No Way ! Ini dunia, Bung ! Kita semua butuh hidup...

" Bu Guru.......! " Teriak salah satu muridku, Yanuar.

" Hai, Yanuar..." Sapaku sambil menyongsongnya di pintu gerbang.

" Saya nanti mau cerita, boleh ?" Tanya Yanuar.

" Boleh sekali, Bu Guru suka anak yang berani tampil ke depan ". Jawabku sambil mengelus kepalanya. Senang sekali melihat ada anak yang memiliki inisiatif seperti ini.

Di kelas. Setelah do'a pembuka kegiatan, Yanuar sudah ada di depan kelas. Ia mulai bercerita.....

" Kemarin waktu hujan sudah mulai reda, aku pulang dari toko dengan naik sepeda. Tapi langit masih gelap aku takut akan turun hujan lagi, jadi aku kayuh sepeda kuat sekali tapi ternyata di jalan depan sekolah, disitu....banjir. Mungkin karena air sungai meluap. Sepeda aku kayuh lebih kuat....." Tangan Yanuar seakan-akan masih berada di stang, beberapa teman menirukan gerakan tangan Yanuar, beberapa anak putri menatapnya dengan sorot mata kasihan.

" Tapi, Bu Guru.........." Yanuar menghentikan ceritanya dan menghadapkan wajahnya ke saya.

" Bagaimana, Yanuar ?" Aku rangkul pundak Yanuar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun