Manusia bisa marah ? Tentu. Semua? Pasti. Namun sebab dan bagaimana mengekspresikan kemarahan itulah yang berbeda. Beberapa saat lalu memang saya sempat sedikit menonton tentang seorang penulis buku yang oleh Oprah Winfrey benar-benar diminta mengakui di depan khalayak bahwa buku karya penulis tersebut yang dikatakan sebagai sebuah biografi adalah sebenarnya bukanlah benar-benar sebuah biografi karena sebenarnya ada tambahan-tambahan di dalamnya yang sebenarnya tidak dialami oleh si penulis.
Seperti itukah yang harus dikatakan ? Tentang tulisan sederhana yang sebenarnya tidak akan memiliki efek apapun karena hanya ditulis oleh seorang yang ingin berusaha bisa menyajikan tulisan yang bisa dinikmati oleh khalayak ? Seseorang yang disebabkan ingin menulis hal yang orisinil sehingga merasa bahwa yang ia alami itulah yang bisa ia tulis ?
Tentang Miss Universe, D, 7......Penjelasan tentang apa yang harus diberikan ? Pengendalian diri, hanya itu sebenarnya yang perlu digarisbawahi. Tahun ini bulan Desember besok jika akan maju kembali, silahkan....Jika akhirnya menduduki posisi terbaik berarti memang ia yang terbaik namun jika akhirnya justru berada pada 15 besarpun tidak, apakah berhak bersikap anarkis ? Tentu itu tidak dibenarkan. Saya dari Indonesia pun tidak merasa lebih layak menjadi yang terbaik jika memang ada yang lebih dan lebih baik. Menurut saya itu bukanlah sikap yang un-patriotic sebagaimana yang orang-orang tuduhkan kepada Lea Salonga, karena dengan mengetahui kekurangan bukankah justru kita akan mengetahui apa yang harus kita lakukan.
Masalah D. Apakah kita harus selalu kembali pada tulisan-tulisan kita terdahulu dan siap meng-edit setiap waktu ? Itulah yang diketahui saat itu. Jika fakta yang ada bukanlah Miss Universe, bagaimana dapat menjelaskan tentang hal itu jika yang orang-orang sudah ketahui adalah itu ? Lalu jika sebenarnya bukan D namun alfabet lain. Apakah itu menjadi masalah ? Sebuah kebohongan kah itu? dan apakah harus diakui bahwa yang dimaksud bukan Dani, Donnie, atau Donat ? Please, please,please....Be wise !
Angka 7 hanyalah angka. Saya pikir tidak perlu merasa lebih baik atau lebih banyak jumlahnya dibandingkan angka 7. Karena menurut saya angka 7 tidak lebih baik daripada angka-angka sebelumnya dan juga tidak lebih jelek dibandingkan angka-angka yang lebih besar darinya. Biarkan angka 7 berbicara tentang dirinya.
The last but not the least, saya hanyalah manusia biasa. Namun saya pernah mendengar bahwa jika akan memberi kritik pada sebuah karya maka buatlah karya yang sama lalu setelah itu buatlah karya yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H