Mohon tunggu...
Aini Lutfiyah
Aini Lutfiyah Mohon Tunggu... lainnya -

Less is More

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pernikahan Gerhana (17)

22 September 2012   05:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:01 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Kamu asli sini ?" Tanya Jacob.

"Tidak namun sudah lebih dari dua tahun bekerja disini." Jawabku.

"Bekerja di...?" tanya Jacob lagi.

"Toko buku."

"Seberapa dekat kau dengan buku ?" Tanya Jacob. Bersamaan dengan itu beberapa orang yang sedang makan di food court ini minta pada Jacob untuk foto bersama.

"JA ?" Tanya mereka. Jacob pun mengangguk mengiyakan sambil tersenyum ramah dan melayani permintaan mereka untuk foto bersama.

"Apakah Jacob yang sedang makan bersama denganku ini adalah Jacob Alek yang penulis buku terkenal itu ?" Tanyaku dalam hati. Aku memang seperti pernah tahu wajah seperti ini tapi tidak mau terlalu cepat menyimpulkan. Benar atau salah, bukankah ada yang mengatakan bahwa di dunia ini ada 7 orang yang benar-benar sama mirip fisik maupun sikapnya ? Atau justru aku yang kurang sensitif dengan keterkenalan seseorang ?

Dalam sejarah hidupku, aku memang sedikit payah dengan orang-orang terkenal. Ketika melihat gambar mereka di majalah, buku, atau dimanapun aku mengetahui siapa mereka maupun beberapa kisah hidup mereka namun begitu mereka secara fisik berada di dekatku, aku sering kali merasa sangsi apakah ini benar mereka ? Bukankah sebaiknya mereka cukup berada di media saja tidak berada secara fisik dekat denganku ?

Ketika oleh Kak Diego kami dilatih untuk meliput sebuah acara buku di kota ini, yang didatangi oleh beberapa artis dan tokoh terkenal, aku tidak menyadari bahwa orang yang sejak awal acara berada di sebelahku, menarik aku untuk berlindung dari terik matahari ke bawah payung yang dibawakan oleh seseorang untuknya, dan juga memberikan bolpoinnya ketika bolpoinku tiba-tiba tintanya habis sementara bolpoin cadanganku didalam tas di dekat tempat parkir sana adalah justru orang yang begitu banyak penggemarnya disini.Aku baru menyadari siapa orang itu ketika Mira pun turut berbaris antri untuk meminta foto dan tanda tangan orang tersebut.

"Mira, mengapa kamu repot antri disitu untuk meminta tanda tangannya? Ini bolpoin dari dia. Buatmu saja.." Kataku. Aku pun menceritakan asal mula aku menerima bolpoin itu.

" Kau serius,  Marie ? Buatku..?" tanya Mira tidak percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun