(Rabu, 23 Februari 2011)
Dear, catatan harian...rasanya males banget orang-orang pada membahas sosok satu itu. Dari tulisan-tulisannya pun saya cuma baca satu atau dua kalau tidak salah. Pada saat dulu, masih umur anak sekolah dan kuliah ;stock energi masih banyak ditambah haus masalah-masalah ketidakmapanan intelektual, apapun bisa aku lahap tapi sekarang ? Huhh, mampir membaca tulisannya saja seperti masuk kandang macan dan buru-buru mau keluar dari lapaknya.Itu ada lagi tulisan tentang dia, dua lagi ! Huhhh...( Kalau tulisan ini kan beda. Tidak ada pujian maupun sanjungan buat dia ).
Namun sebelnya, dia mengaku suka Lady Gaga. Itulah yang saya tidak suka, catatan harian. Orang 'gitu mengidolakan Lady Gaga yang lagu-lagunya keren. Ampun, dah....
(Kamis, 24 Februari 2011)
Dear, catatan harian...Tulisan tentang orang itu mendapat tanggapan dari BS, dia bilang bahwa karena ingin AKTUAL maka saya menulis tentang orang itu. Aduh, terima kasih....hampir satu tahun saya di kompasiana ini.Jadi sedikit paham mana penulis yang sekedar mencari sensasi dan mana yang untuk berbagi ilmu maupun pengalaman. Untuk menjadi aktual, menarik, terekomendasi, HL, de el el bisa saja seseorang melakukan segala cara termasuk menulis berita yang sensasional tapi itu bukan saya. Ya, tadi saya jawab tanggapan BS bahwa saya tidak butuh terkenal dengan mengencingi sumur zam-zam dalam arti saya melakukan apapun termasuk menulis di kompasiana maupun di blog saya dengan segala kewarasan dan kesadaran saya.
...dan satu lagi, semua berdasarkan kenyataan. Memang saya pernah menulis dengan mengutip tulisan Mbak Mariska Lubis dalam " Jatuh Cinta lagi" karena saya memang mengalaminya. Tempo hari ada nama Mbak Linda Djalil dalam tulisan ringan saya, itu juga karena memang benar saya bermimpi tentang beliau. Mengenai orang itu yang menulis tentang pemikiran-pemikirannya yang membuat jagad kompasiana heboh, itu karena saya pernah dekat dengan orang yang memiliki pemikiran "berbeda' seperti dia. Kawan saya itu sempat mengingkari Tuhan selama lebih dari 3 tahun dan saya pun bersyukur ketika seorang teman menyampaikan bahwa ia telah kembali setelah berkomunikasi dengan saya. Entahlah, teman saya itu mengatakan hal yang sebenarnya atau cuma menyenangkan hati saya namun yang pasti saya sangat berbahagia ketika seseorang yang telah beberapa tahun dianggap gila, tidak waras,lemah iman atau sebutan negatif lainnya oleh lingkungan kami namun akhirnya ia bisa merasakan keadilan Tuhan. Saya pernah mengalami itu....
Maaf, sudah terlanjur tanggapan dari BS dan jawaban saya telah saya hapus. Judul tulisan inipun telah saya rubah menjadi "Orang itu". Terima kasih BS, maafkan saya....
(Aduh, catatan harian...kok aku jadi emosi begini sih...)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H