Mohon tunggu...
Aini Lutfiyah
Aini Lutfiyah Mohon Tunggu... lainnya -

Less is More

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ocean of Love - Tidak Harus Titanic

25 April 2010   10:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Teffs desa yang tenang dan nyaman. Pegawai-pegawai pemerintah yang ditugaskan disini seringkali akhirnya benar-benar menetap sebagai warga Teffs. Keberadaan mereka tidak merubah suasana desa justru mereka turut melestarikan harmoni desa Teffs. Saat aku memutuskan akan membeli colt pada tahun 2000, Sarah sangat menentang. Sebagai pemilik mobil pemula Sarah menyarankanku untuk memakai Honda Civic seperti yang pertama kali dimiliki oleh Puteri Diana. Memang keluaran lama namun bisa digunakan untuk pergi ke kota atau berkunjung ke sanak kerabat di kota lain, dan terpenting adalah tidak terlalu menyolok. Namun aku tetap bersikeras untuk membeli colt. Untuk Desa Teffs colt ini lebih bermanfaat. Aku yang sampai SMU menghabiskan masa sekolah di desa ini memang lebih merasakan keberadaan kendaraan colt. Sarah dan Josh menyelesaikan SMU di kota. Sarah kemudian bertahun-tahun bekerja sebagai supervisor distributor tunggal produk jeans original dari US untuk Malaysia Barat. Kekasih pertamanya Tan Kim Xin adalah alumnus Univ. of Birmingham, US dan bekerja di sebuah perusahaan farmasi. Karena beda keyakinan mereka berpisah. Kekasih Sarah berikutnya adalah anak petinggi UMNO. Hubungan mereka tidak direstui Sang Ibu, mualaf dari Singapore yang menginginkan menantu seperti dirinya ; mualaf dari Singapore ! Dua tahun kemudian Sarah menikah dengan Rahmaninov, keponakan seorang guru besar dari Port Atlas. Sekarang mereka telah dianugerahi seorang bayi lucu, Kimberly. Josh selepas SMU pergi ke Formosa. Kuakui Josh secara fisik ganteng, selalu melindungi, dan berotak encer. Di Formosa ia menjalin cinta dengan gadis cerdas asli Formosa yang mirip dengan Da S. Dianggap menggangu kinerja perusahaan, Josh dideportasi dan bekerja dengan Sarah di Malaysia. Dengan latar belakang itu wajar kalau Sarah tidak memiliki ikatan emosional yang cukup kuat dengan kendaraan jenis colt. Kalau Josh lebih bisa memaklumi karena banyak teman Josh yang bekerja sebagai sopir colt untuk para bos di Teffs. " Aku tidak akan membeli titanic yang non-sense itu...!" Kataku dengan berapi-api. " OK, Ann. Ini bukan masalah non-sense. Pikir ulang rencanamu itu. Memang life grows tapi tidak semestinya kamu memulai titik nol dari sebuah colt kambing". Telunjuk kanan Sarah mengetuk-ngetuk keningnya, apa dia pikir aku tidak memakai otakku dalam masalah ini ya... " Whatever....," Ucapku sambil ngeloyor pergi. Mom geleng-geleng kepala melihat perdebatan kami. " Golongan darah O harus belajar dari golongan darah A agar tahu bagaimana agar bisa terlihat rapi". Mulut Sarah belum mau berhenti mengoceh apalagi melihatku santai berdiri di dekat jendela sambil menyiuli burung yang bertengger diatas pohon dan menjentik-jentikkan jariku. " Kamu pikir kamu Toto Chan,jorok ? " Sarah dengan sadis mengucapkan kata 'jorok' hanya beberapa senti dari telingaku. " Eit, ingat ya....Semua temanku di kelas 7 yang golongan darahnya A semua tukang tidur di kelas meski masih pagi...!" Aku teriak berharap Sarah masih mendengar suaraku. Colt untuk aku dan teman-temanku SMU juga memiliki sejarah. Dulu kami memiliki colt langganan. Henry, sopir colt sangat baik. Dia selalu mengutamakan acara-acara kami dibanding acara lain. Selain mengantar dan menjemput kami dari sekolah, Ia selalu bisa kami ajak ke pantai, air terjun, atau ke pinggiran hutan pinus kesayangan kami. Sampai sekarang tahun 2007 Teffs masih memberikan semua ketenangan yang aku butuhkan saat weekend. Terbukti sejak bekerja sebagai guru taman kanak-kanak di Shinevalley dapat dihitung dengan jari aku tidak melewatkan weekend di Teffs. Sepertiga perjalanan dari dan ke Shinevalley aku lewati bersama colt hijauku yang sampai sekarang tetap tidak direstui oleh Sarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun