Janganlah terlalu cepat dalam menarik kesimpulan atau membuat keputusan, itulah yang saya ambil pelajaran dari pengalaman saya ini. Ceritanya begini....Saat saya masih memberi les privat pada Sabrina, diikutkan juga dua adik kembarnya yang masih berumur kurang lebih 3 tahun. Mereka berdua sebenarnya tidak saya beri materi taman kanak-kanak atau playgroup namun hanya belajar mengaji.
Seperti biasa setelah mengaji keduanya minta diberi bonus yaitu gambar di tangan. Meski kembar secara fisik ,keduanya biasanya meminta gambar yang berbeda. Yang satu bunga, satunya Naruto, dsb. Nah, tumben, malam itu mereka kompak minta dibuatkan gambar "Doni". Disebabkan pada malam sebelumnya mereka tidak mengaji dengan saya dan menurut keterangan Sabrina mereka berdua sedang ikut Mbak (pembantu di rumahnya) ke desanya maka saya menyimpulkan bahwa Doni berumur sebaya dengan mereka berdua. " Adik suka kalau pergi ke desa sana banyak teman yang seumuran mereka.." Kata Sabrina.
Maka saya pun mantap membuat gambar anak laki-laki, Mbak, dan mereka berdua yang akan berangkat ke sekolah. Namun saya kaget dengan reaksi mereka berdua kalau gambar Doni seperti itu. Kepala mungil mereka terus menerus digeleng-gelengkan sambil mulutnya tidak berhenti mengatakan, " Doni kok koyo ngene..." ( " Doni kok seperti ini..."). Gambar di tangan mereka terus mereka lihat, tatapan mata mereka penuh ketidakpercayaan dengan gambar itu. Saya pun bertanya-tanya, " Apa yang salah ?" melihat kedua adiknya yang dirasa mengganggu, Sabrina pun menyuruh adiknya masuk ke dalam. Keduanya lalu masuk masih dengan tatapan ke arah tangan mereka sambil mulutnya masih mengatakan, " Doni kok koyo ngene..."
Setelah waktu belajar dengan Sabrina selesai maka saya pun berpamitan dengan keluarga Sabrina termasuk dengan para Mbak disitu. Tidak lupa saya pun menanyakan tentang bagaimana kedua adik Sabrina di sana. Kata Mbak yang kemarin mengajak adik Sabrina ke rumahnya, Ia menengok kerabatnya yang beberapa waktu lalu melahirkan. " Mereka berdua (adik sabrina) senang Bu, menemani Doni....bayi karabat saya itu". Kata Mbak itu. Aduh, saya langsung tersentak. Jadi Doni adalah bayi yang mereka tengok kemarin. Pantesan, mereka terus menerus mengomentari gambar Doni berseragam sekolah yang saya buat di tangan mereka. Huh ! Mereka nggak ngomong sih kalau Doni ternyata masih bayi merah. Hmmm, ya...jangan mudah membuat kesimpulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H