Mohon tunggu...
Aini Lutfiyah
Aini Lutfiyah Mohon Tunggu... lainnya -

Less is More

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Mirip Ibuku?

22 Desember 2010   00:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:31 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat aku masih kecil, keluargaku yaitu ayah dan saudara-saudaraku sering kali mengatakan bahwa aku mirip dengan Ibuku dan aku selalu menjawab, "Tidak!" Tahukah kawan bahkan jika ada sesuatu hal atau benda disukai oleh Ibuku, maka aku selalu mengambil sikap negasi. Ibarat kata, jika Ibu suka warna hitam maka aku akan mengatakan bahwa aku lebih menyukai warna putih. Ibu menyukai sayur sop aku memilih sayur asem. Ibu suka menyanyi aku memilih menonton sepak bola di lapangan desa. Ibu adalah guru Taman Kanak-kanak, aku pun tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seorang guru Taman Kanak-kanak. Namun sumpah mati saat SMP saya mengidolakan Joseph McIntyre dari New Kids on the Block yang Ibunya adalah seorang guru dan kalau saya tidak salah ingat Debra, kakak perempuan Joe adalah seorang guru Taman Kanak-Kanak.

Waktu berlalu, saya pun mengambil kuliah bukan jurusan pendidikan. Namun ketika saya menemukan orang yang dapat mengerti saya dan berniat serius untuk hidup bersama saya (saat itu), Ia mengatakan betapa bangga Ia akan memiliki Ibu seorang guru Taman Kanak-Kanak yang begitu mulia. Saya pun bertanya-tanya, muliakah profesi Ibu saya ? Saat liburan saya pun banyak terlibat dalam kegiatan Ibu saya seperti membuat ronce, anyaman, dan gambar-gambar untuk menghias kelas. Saya juga mulai belajar menulis buku rencana mengajar yang biasa Ibu persiapkan sebelum mengajar dan mengisi evaluasi setelah kegiatan belajar mengajar. Ibuku, kamu pasti tidak tahu aku melakukan itu semua agar aku lebih dicintai oleh teman dekat saya, bukan tulus dari hati saya.

Ternyata pria itu bukan jodoh saya. Tapi tangan saya telah terbiasa melakukan segala hal yang dilakukan selayaknya seorang guru Taman Kanak-Kanak dan saya mulai membuka mata saya bahwa Ibu saya benar-benar luar biasa. Bertahun-tahun memahami murid-murid yang memiliki bermacam-macam karakter dan satu yang tidak bisa saya lakukan adalah bahwa saya tetap tidak bisa membaca not seperti ibu saya. Ibu memang memiliki musikalitas yang alami. Saya bersenandung "naaaa..." dengan tinggi tertentu, Ibu saya langsung tahu bahwa itu sol, fa, atau mi. Banyak lagu yang Ibu kuasai dan Ibu ajarkan pada murid-murid di sekolah.

Pria yang dekat dengan saya berikutnya sama dengan yang sebelumnya, begitu membanggakan profesi Ibu saya. Tuhan, inikah jalanku agar aku menekuni apa yang telah Ibu saya lakukan bertahun-tahun? Ya, saya mulai mau menyadari bahwa secara fisik bahkan suara yang saya miliki semua mirip dengan Ibu saya. Saya membenarkan semua  yang dikatakan oleh ayah dan saudara-saudara saya saat saya masih kecil dulu. Bahkan sering tetangga yang ke rumah merasa kaget ketika saya yang membukakan pintu karena dikira tadi yang menjawab salam adalah Ibu saya.

Dan sekarang.....Sang pangeran, pria terakhir dalam hidup saya kembali membuat saya bangga pada ibu saya. Saya teringat lagu whenever wherever milik Shakira :

.......Lucky I have strong legs like my mother

to run for cover when I need it....

Ibuku, selamat hari Ibu 22 Desember. Maafkan kalau ucapan dan persembahan lagu untuk  hari Ibu tahun  ini sangat sexy. Maafkan....I love you. Saya rasa lagu ini yang bisa mewakili perasaan saya saat ini. Terima kasih untuk segala cinta yang engkau berikan. Kiss, Aini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun