Sempat berpikir apakah akan tidur dulu baru kemudian dini hari bangun untuk menyaksikan pertandingan FC Bayern Munchen vs FC Barcelona atau baru tidur setelah menyaksikan tayangan pertandingan karena saat pertandingan UCL sebelumnya yaitu FC Juventus vs FC Real Madrid tidak sempat menonton. Ketiduran.
Apakah laga Liga Champions ini penting bagi saya? Lebih penting mana dengan berbagai persoalan yang dialami oleh PSSI? Terus terang jika sepak bola selalu dikaitkan dengan berbagai hal yang terjadi di dunia persepakbolaan Indonesia maka kita tidak bisa menyaksikan apa yang seharusnya dinikmati dari olah raga sepak bola. Maaf. Ibarat sepak bola adalah hidangan terlezat yang telah tersaji di atas piring, tidak akan lezat di lidah jika menyantapnya sambil direcoki masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan sepak bola. Persoalan sepak bola Indonesia tidak berhubungan sepak bola? Maaf, menurut saya ya kurang lebih demikian. Mana sebab mana akibat, mbulet alias berbelit. Agar lebih jernih dan bisa membuka mata lebih lebar, pertandingan Liga Champions sangat lebih dari cukup untuk bisa menikmati sepak bola yang memang hanya urusan sepak bola.
Terbangun tanpa alarm dan menyisakan waktu pertandingan sekitar 25 menit, Thomas Muller dan kawan-kawan akhirnya harus mengakui kemenangan yang diraih oleh tim Barca. Kecewa? Jelas. Saya dulu membeli jersey Barca karena tulisan Unicef dan saya lebih menyukai kemenangan dari kaki Gerard Pique, Xavi, atau Andres Iniesta atau dulu Carles Puyol. Dengan kata lain jika kemenangan 3-0 atas Bayern sudah ketentuan Yang Maha Kuasa tentu akan lebih indah bagi saya jika gol-gol itu meluncur dari kaki orang-orang yang saya sebutkan diatas. Mengenai leg kedua, tentu saya menginginkan kemenangan besar bisa diraih oleh Thomas Muller dan kawan-kawan. Bravo!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H