Serang - Radio Republik Indonesia (RRI) Banten merupakan siaran radio yang hadir di frekuensi 94,9 Mhz menjangkau wilayah Kota/Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang, Cikupa dan Balaraja. RRI Banten fokus pada program berita sebanyak 35% untuk pendidikan atau budaya 20%, hiburan 30% sedangkan 15% iklan atau acara menunjang, RRI Banten memiliki tujuan untuk menumbuhkan pemikiran kritis, terbuka dan memiliki daya saya, pemikiran modern pada masyarakat Banten sehingga RRI Banten membuat program-program siaran yang dapat memberikan situlan untuk para pendengarnya. Terdapat dua program yang ada di RRI Banten yaitu ada RRI Pro 1 dan RRI Pro 2, RRI Pro 1 meliputi pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk pendengaran kalangan ke bawah seperti masyarakat umum, ibu rumah tangga, nelayan, petani dan lanjut usia, Pro 1 programnya membahas terkait dengan dengan bencana, budaya, geografis, atau isu yang sedang dibahas di masyarakat sedangkan untuk Pro 2 sebagai tempat siaran anak muda, target pendengarnya sendiri yaitu remaja, pelajar dan mahasiswa dimana pada Pro 2 ini membahas mengenai isu yang berkaitan dengan remaja.
Indonesia berada di wilayah yang rawan bencana seperti gunung meletus, gempa bumi dan tsunami, tetapi karena hal tersebut menjadikan indonesia sebagai wilayah yang subur dan memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Berdasarkan Undang-Undang no 32 tahun 2002 tentang penyiaran, RRI menjadi lembaga penyiaran publik yang memiliki prinsip didalamnya yaitu netral, tidak komersial, independen dan berorientasi kepada kepentingan publik. Hal yang dilakukan RRI untuk menjaga prinsip Radio Republik yaitu bekerja berdasarkan pada Tri Prasetya RRI khususnya butir ketiga yaitu “Kita harus berdiri diatas segala golongan dan keyakinan partai dengan mengutamakan persatuan bangsa dan keselamatan negara dan juga berpegangan pas jiwa proklamasi 17 Agustus 1945”. Menyikapi kondisi geografis indonesia yang rawan bencana, RRI memiliki peran dan tanggung jawab untuk menyampaikan informasi, mengedukasi masyarakat terkait dengan potensi bencana baik dalam mengetahui dan mengenali karakteristik bencana, sehingga dari hal tersebut dibentuklah Program Kentongan ini.
Nama kentongan sendiri berasal dari filosofis kentongan dimana pada zaman dahulu kentongan digunakan sebagai media komunikasi masyarakat dalam memberitahukan informasi yaitu salah satunya mengenai bencana, ketika kentongan dibunyikan maka masyarakat akan berkumpul sehingga dengan nama kentongan diharapkan program kentongan ini dapat diingat oleh masyarakat, utamanya yaitu terkait dengan kebencanaan dan menimbulkan kesadaran masyarakat untuk memelihara lingkungannya dan memberikan edukasi ke masyarakat dalam menghadapi bencana alam. Dalam melaksanakan operasional Kentonangan RRI memberikan layanan informasi mitigasi bencana alam dengan format dialog berinteraksi, monolog, wawancara, voice report, diskusi, dimana tema yang diangkat berkaitan dengan masyarakat atau topik yang disukai oleh masyarakat. Program kenongan ini menghadiri narasumber dari berbagai instansi seperti BMKG, BASARNAS, PUSAT VULKANOLOGI dan instansi lainya seperti anggota legislatif, eksekutif dan akademisi. Konten yang ditayangkan disesuaikan dengan kondisi geografis atau resiko bencana alam yang sedang dihadapi, tahapan yang dilaksanakan dalam program kentongan yaitu tahap pra bencana, saat bencana dan pasca bencana.
Kentongan memiliki tujuan dalam penyiaran tayangan edukasi “Kentongan”, diantaranya adalah berharap agar dapat menjadi panduan bagi seluruh unsur penyelenggara siara “Kentongan” untuk memberikan edukasi dan literasi kepada masyarakat umum mengenai pengetahuan terkait potensi bencana, kondisi wilayah, dan sumber bencana yang akan dihadapi. ‘Kentongan” juga bertujuan untuk memberikan edukasi serta pemahaman tentang bagaimana langkah yang tepat dan benar ketika terjadi bencana yang ditujukan kepada seluruh masyarakat, terutama bagi penduduk yang berada pada wilayah rawan terjadi bencana. Kehadiran program ini mendorong terwujudnya perubahan pola pikir masyarakat terhadap kesiagaan dalam menghadapi potensi bencana serta cara penanggulangan yang harus dilakukan untuk meminimalisir jumlah korban bencana. Program “Kentongan” berusaha menyampaikan informasi terbaru mengenai peristiwa yang terjadi pasca bencana secara berkelanjutan dan terus diperbaharui, hal ini bertujuan agar khalayak terdampak, petugas, relawan, serta masyarakat di luar terdampak dapat mengetahui berita perkembangan dari waktu ke waktu mengenai kondisi terakhir daerah bencana, serta mampu melakukan antisipasi pada tiap perkembangan yang dilaporkan.
Dalam pelaksanaanya, program “Kentongan” tentu melalui beberapa prosedur dan persiapan penyiaran. Diantaranya yaitu melakukan agenda setting, menentukan narasumber yang menjadi pemberi pesan, menyiapkan materi terkait pembahasan yang akan dilakukan, dan mengatur jadwal dialog bersama narasumber yang biasanya dilakukan via on call menyesuaikan pada kondisi dan ketersediaan waktu agar lebih fleksibel. Untuk durasi pada program “Kentongan” lama waktu berada pada kisaran 60 menit, dengan waktu siar pada pukul 15.00-16.00 WIB setiap hari selasa. Dialog yang dilakukan dengan narasumber tentu berkaitan dengan mitigasi bencana, sesuai dengan tujuan dan makna dari program “Kentongan” juga disertakan dengan backsound musik atau sound effect yang menambah daya tarik pesan yang disampaikan. Beberapa pihak tentunya ikut bekerja sama dalam pelaksanaan program On Air “Kentongan” terutama pada tahap agenda setting, brainstorming umumnya dilakukan oleh seluruh staff mulai dari penyusun berita (pemberitaan) hingga petugas yang akan menjalankan On Air. Seluruh crew melakukan diskusi terkait pemilihan narasumber dan topik berita hangat yang menarik untuk diangkat dan dibahas. Dalam hal publikasi, RRI Banten juga turut mempersiapkan alat-alat siaran, flyer, dan draft pertanyaan yang akan diajukan pada narasumber ketika melakukan siaran On Air.
Evaluasi yang dilakukan pada program kentongan yaitu kami sempat melakukan wawancara pada tanggal 25 Mei 2024 dimana kami melakukan wawancara dengan staf RRI Banten, evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan teori perencanaan Assifi dan French dimana menganalisis terkait program kentongan, menganalisis target sasaran kentongan, menetapkan tujuan dari program kentonangan itu sendiri. Metode yang digunakan yaitu kualitatif.
Menurut hasil wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa pihak internal RRI Banten, yang juga bertanggung jawab dalam program “Kentongan”. Terdapat hal unik yang cukup menarik untuk disimak, dimana dalam hasil wawancara terkait kendala dalam pelaksanaan program “Kentongan”, pihak RRI Banten mengatakan bahwa dalam pelaksanaan nya, program ini jarang sekali mendapat kendala internal. Seluruh operasional program berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan perencanaan yang dilaksanakan. Satu-satu nya kendala yang tidak dapat dihindari adalah pengaruh cuaca buruk yang dapat menghambat antena penyiaran, Hal ini tentu dapat menjadi pelajaran yang patut ditiru bagi tiap perusahaan, solidaritas dan ketepatan kerja menjadi junjungan tinggi seluruh pihak RRI Banten. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa program “Kentongan” sudah berjalan selama 6 tahun, terhitung sejak tahun 2018 dimana program tersebut lahir, hingga pada tahun 2024. Dalam laporan evaluasi, staf dan karyawan yang terlibat mengatakan, bahwa hasil evaluasi biasanya hanya berupa saran dan masukan mengenai pengembangan tema, pendalaman materi, hingga pemilihan narasumber yang tepat untuk membahas pesan yang akan disampaikan.
Seluruh staff On Air “Kentongan” umumnya diberi arahan untuk terus menguasai materi pembahasan, hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi apabila terjadi pembatalan jadwal bersama narasumber. Pembatalan program yang terjadi biasanya tidak dapat berubah atau dilakukan pemindahan jadwal baru, namun keputusan ini tergantung pada pembagian jadwal dan relevansi berita. Hal ini dapat terjadi karena kurang relevannya topik atau tema pembahasan yang dinilai sudah melewatkan “hari untuk membahas moment hangat”. Sejauh ini, segmen kentongan hanya bisa didapatkan pada channel radio RRI Banten, YouTube RRI Banten, ataupun laman online RRI.co.id dimana pada laman online tersebut juga memuat segmen kentongan yang dapat dinikmati dan menjadi sumber edukasi informasi masyarakat.
Program Kentongan menjadi program yang baik untuk didengar oleh masyarakat dimana pada segmen kentongan ini memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengatasi suatu bencana sehingga ketika bencana terjadi masyarakat dapat mengetahui langkah apa saja yang harus dilakukan sebelum bencana itu terjadi ataupun ketika bencana tersebut terjadi. Edukasi ini memberikan pandangan kepada masyarakat untuk tetap menjaga lingkungannya, bencana tidak akan datang ketika kita sebagai masyarakat mampu menjaga lingkungan kita sendiri. Dalam menyiarkan program kentongan ada beberapa kendala dan hambatan yang terjadi seperti kendala pada cuaca yang menyebabkan siaran tidak bisa dilakukan ketika hujan maupun dari pihak nara sumber yang tidak bisa dihubungi, tetapi RRI Banten akan selalu melaksanakan siaran kentongan apabila tidak ada narasumber dengan cara membacakan berita terkait dengan topik yang diangkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H