Mohon tunggu...
Lea Angelita
Lea Angelita Mohon Tunggu... Guru - GURU SMA NEGERI 1 SUTI SEMARANG

saya seorang guru yang ditugaskan di daerah terpencil, tertinggal, dan terdalam (3T)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Guru Mencerdaskan Anak Bangsa

24 November 2023   14:01 Diperbarui: 24 November 2023   14:10 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai seorang pendidik kita harus mencerdaskan anak tanpa pandang anak siapa. maka dari itu guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. pada kesempatan ini saya akan menceritakan perjalanan saya sebagai seorang guru yang ditugaskan di daerah 3T tepatnya di kecamatan Suti Semarang. pada waktu itu saya dan teman-teman saya berangkat dari Kota Bengkayang menggunakan motor darat, kami berjumlah 4 orang, dimana kami semua tidak tahu seluk beluk daerah yang akan kami datangi itu, karena kami semua pertama kali untuk datang ke daerah tersebut. perjalanan kami mulai dari pukul 06:00 pagi pada hari minggu, setelah mempersiapkan semua kebutuhan kami dalam perjalanan seperti isi bensin mengecek kendaraan yang akan kami gunakan kami pun berangkat. tidak berapa lama setelah kami berangkat hujan pun turun, kami pun mulai memasuki jalan yang masih tanah kuning (belum aspal). kami pun mulai sedikit panik karena ban motor yang kami gunakan masih ban motor standar (ban motor yang untuk di aspal) dimana motor yang kami gunakan kesulitan untuk melewati jalan tanah karena licin.

kami tetap melanjutkan perjalanan kami secara pelan-pelan tapi pasti. jalan yang kami lalui sangatlah sulit, dimana semakin jauh kami berjalan semakin hancyr jalan yang kami lalui dimana motor yang kami tumpangi amblas dijalan yang berlumpur, sehingga teman-teman saya mesti mengangkat motor tersebut secara gotong-royong. saya juga berusaha mencari jalan yang bagus untuk saya lalui agar saya tidak menginjak lumpur yang dalam. setelah melewati jalan yang sangat hancur kami pun sampai di semuah kampung, kami pun berhenti sejenak di sebuah warung untuk istirahat dimana waktu itu pukul 10:35. setelah istirahat kami pun melanjutkan perjalanan kami, tidak berapa jauh dari kampung tersebut jalan yang kami lalui semakin parah dimana semua jalannnya berlumpur dan tidak memungkinkan untuk dilalui. ketiga teman saya pun mulai mengecek jalan sampai keujung jalan yang becek, tersebut yang mana yang kira-kira bisa dilalui oleh motor kami, setelah mengecek teman kami pun mulai menyeberangi motor satu per satu sampai ke ujung, dan saya juga mencari jalan yang bagus yang bisa dilalui untuk berjalan kaki agar tidak tenggelam di lumpur.setelah sampai diujung kami pun melanjutkan perjalanan kami.

setelah melewati beberapa titi jalan yang sangat hancur dan melewati beberapa kampung, tidak terasa hari pun semakin gelap. Dimana beberapa kampung yang kami lalui tersebut tidak memiliki listrik jadi masyarakat kampung tersebut hanya menggunakan lampu tradisional. setelah berjalan, kami pun sampai di sebuah kampung yang terang benderang, karena ada listrik dikampungnya, kami pun bergegas menuju kampung tersebut, sebelum sampai dikampung tersebut saya dan teman saya jatuh di turunan yang menuju kampung tersebut, dimana saya dan teman saya hampir masuk ke jurang yang lumayan dalam, beruntung saya dan teman saya masih menyagkut pada batang pohon yang berada dipinggir jurang tersebut. setelah mengangkat motor dri jurang saya dan teman-teman saya melanjutkan perjalanan, dan kami pun mendatangi sebuah rumah warga pada waktu itu pukul 19:30 dan kami mengatakan kami seorang guru dan hendak pergi tugas di sekolah suti semarang. warga tersebut menyambut baik kami, dan kami pun diperkenan kan untuk menginap di rumahnya. keesokan harinya kami melanjutkan perjalanan kami dimulai dari pukul 06:00 dari kampung tersebut, setelah melewati jalan yang sangatt licin kami pu nakhirnya sampai di sekolah tempat kami ditugaskan pada pukul 11:45, Kami pun bersiap untuk menggunakan pakaian yang rapi untuk perkenalan kepada murid dan kepala sekolah. sekian dan terima kasih cerita saya, terima kasi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun