Operator smelter alumina PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) yang berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau mengungkapkan bahwa realisasi ekspor SGA perusahaan telah mencapai 754.667 ton per Maret 2022. Â
Ekspor perdana alumina SGA tersebut terjadi pada Juli tahun lalu dan telah menghasilkan nilai devisa sebesar US$ 290.546.795.
Purba Robert Sianipar Senior Advisor PT BAI mengungkapkan "kami mengekspor lebih banyak ke Malaysia dan Cina yang merupakan penanam modal di PT BAI ini dengan harga katakanlah mungkin US$ 385 per ton. Kapasitas alumina yang akan kami kembangkan sudah disetujui, sudah mempersiapkan AMDAL-nya terakhir yakni kapasitas 2 juta ton per tahun.
Saat ini 1 juta ton per tahun, tapi akan ditingkatkan menjadi 2 juta ton per tahun, on going", dalam webinar "Komoditas Aluminium" yang diselenggarakan hari ini (29/03) tanpa merinci perusahaan yang menjadi pemasok bijih bauksit berikut kapasitasnya.
PT BAI sendiri berencana mengembangkan hilirisasi dalam Aluminium Ingot dengan target pasar ke Asia Tenggara, Asia Timur, Afrika dan Eropa.Â
"Rantai yang direncanakan untuk industri aluminium di Galang Batang ini diharapkan mulai dari bauksit yang menghasilkan alumina, kemudian alumina menghasilkan ingot dan dari ingot untuk turunan-turunan lebih lanjut. Jadi kita harapkan nanti ekosistem dari industry aluminium ini bisa terbentuk di Bintan. Kapasitas produksi di wilayah ini jika telah berjalan semua maka akan dihasilkan aluminium ingot 1 juta ton per tahun dan carbon anode 520.000 ton per tahun", jelasnya.
Berdasarkan presentasinya, Purba menjelaskan bahwa rencana pembangunan industri aluminium PT BAI dibagi ke dalam 3 tahap: tahap pertama pembangunan alumina refinery dengan kapasitas 1 juta ton dan didukung dengan PLTU dengan kapasitas 150 MW serta fasilitas pendukung lainnya (telah beroperasi); tahap kedua diestimasi selesai pada 2024 yaitu pembangunan alumina refinery dengan kapasitas 1 juta ton (kapasitas alumina refinery menjadi 2 juta ton) dan pembangunan aluminium smelter (Aluminium Ingot) dengan kapasitas 250 ribu.Â
Di tahap ini akan didukung dengan PLTU dengan kapasitas 900 MW serta fasilitas pendukung lainnya; dan pembangunan tahap akhir diestimasi selesai pada tahun 2027 yaitu pembangunan aluminium smelter (Aluminium Ingot) dengan kapasitas 750 ribu ton dan didukung dengan PLTU dengan kapasitas 1800 MW serta fasilitas pendukung lainnya.
"Untuk menunjang semua pengoperasian tersebut, saat ini telah terbangun fasilitas pelabuhan dengan kapasitas bongkar muat 20 juta ton per tahun dengan keterangan seluas 980 meter dermaga plus dermaga tongkang. Dermaga serbaguna dapat disandari 2x35.000 DWT mother vessel dan dermaga tongkang dapat disandari 4x100 DWT tongkang.
Pelabuhan ini merupakan hal yang krusial untuk mendatangkan bauksit maupun batubara serta keperluan-keperluan lainnya untuk pembangunan smelter maupun untuk power plant. Kemudian mebangun gas station yang akan menghasilkan gas berkualitas tinggi sebanyak 1.9 miliar m3 per tahun. Untuk gas station ini, kami mengaplikasi proses yang ramah lingkungan, dilengkapi dengan 6 buah atmospheric fluidized bed pulverized coal gasifier, setiap unit dapat memproduksi gas 40.000 m3 per jam dengan kadar kalori lebih dari 1250 kcal/m3.
Ditambah pembanguna water reservoir dengan kapasitas 20 juta m3 per tahun dan akomodasi untuk 20.000-21.000 orang", jelasnya.