**Bab 2**
1 minggu yang lalu terjadi tabrakan antara dua kendaraan bermotor. 1 orang meninggal di tempat, 1 orang lainnya mengalami patah tulang, dan 1 orang lainnya dalam keadaan sehat bugar.
Setelah kejadian itu, pemuda yang tadinya tampak baik-baik saja memberikan kabar mengejutkan, tetangganya berlarian seperti dikejar setan di siang bolong, "Anakmu Pak Dhe ngamuk merusak dagangan Haji Bahar!"
Pak Dharmawan sekeluarga langsung panik. Mereka tak percaya begitu saja karena anaknya soleh, baik hati, dan tidak punya musuh.
"Sekarang dia di mana?"
"Di sana!" tunjuk Pak Lutfi, "Ayo, sebelum dia dibawa ke kantor polisi!"
Joko diikat warga di sebuah batang pohon jambu air. Ia tampak kebingungan dan mukanya membiru akibat dipukul sejumlah warga.
"Yaa Rabbi... Anakku!" teriak Pak Dhe seraya menghampiri anaknya. Ia memeluk Joko dan berusaha merapikan rambutnya yang acak-acakan, "Siapa yang memuukul anakku?!" teriaknya kepada semua orang.
Pak Dhe berusaha sekuat tenaga melepaskan Joko. Melihat hal itu, sang istri pun menangis histeris, apalagi ketika sirine polisi terdengar samar-samar, "Ya ampun, Pak..."
Semua keterangan berhasil dihimpun oleh pihak kepolisian, baik dari warga maupun keluarga Joko. Polisi menyimpulkan ada yang tidak beres dengan pria berusia 38 tahun itu...
"Di keluarga Bapak ada garis keturunan ODGJ?"