[caption id="attachment_193236" align="aligncenter" width="160" caption="dokterumum.net"][/caption]
Maraknya iklan minuman isotonik di berbagai media sangat meyakinkan masyarakat bahwa minuman tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan. Ya, memang minuman isotonik adalah minuman kesehatan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang lewat keringat (pencegah dehidrasi). Namun, di iklan minuman isotonik dicitrakan seolah-olah dapat dikonsumsi siapa saja dan dalam kondisi apa saja.
Ayo, coba cek label gizi pada minuman isotonik dan lihat kandungan gizinya?? Pasti ada Natrium (Na) dan Clorida (Cl). Seperti yang kita tahu, Na dan Cl adalah garam dapur. Dengan kata lain, minuman isotonik tidak jauh beda dengan air putih yang ditambah garam namun dipermanis dengan aroma-aroma lain yang membuat lebih nikmat. Kuah sayur pun yang pastinya ditambah garam juga dapat disebut kuah isotonik (hehe..), karena kandungannya sama saja.
Setiap hari tubuh kita pasti mengeluarkan keringat, apalagi kalau habis olahraga dan kerja berat, keringat pun bercucuran, Natrium dan Klorida pun ikut terbuang bersama keringat. Lalu, apakah harus digantikan dengan minuman isotonik?? Tentu “TIDAK” karena Natrium dan Klorida dapat kita peroleh di dalam makanan keseharian kita, ikan, daging, buah dan sayur juga mengandung natrium. Seperti yang saya jelaskan diatas sayur yang kita makan pasti juga dibumbui garam (NaCl). Belum lagi kalau kita juga mengkonsumsi ikan asin, kecap, saos, dan roti. Makanan-makanan tersebut juga tinggi kandungan natriumnya.
Dalam kondisi normal, ion-ion tubuh yang hilang cukup digantikan dengan makanan yang kita makan sehari-hari. Minuman isotonik lebih cocok ditenggak oleh atlet olahraga berat. Karena atlet lebih banyak kehilangan ion tubuhnya dan menjaga stamina dalam pertandingan agar tetap prima.
Kandungan natrium yang tinggi mempersempit aliran darah sehingga meningkatkan tekanan darah (hipertensi). Hipertensi sendiri dapat memicu berbagai macam penyakit seperti serangan jantung, gagal ginjal dan stroke.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H