Sabar dan syukur adalah dua sifat mulia yang tumbuh subur dalam diri seorang Muslim yang menghadapi ujian dengan iman. Sabar diperlukan untuk menerima segala bentuk ujian dengan lapang dada, tanpa keluhan.
Di sisi lain, ujian juga mengajarkan untuk bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Ketika diuji, seorang hamba akan lebih menghargai nikmat yang dimilikinya dan bersyukur atas segala kebaikan yang telah Allah berikan dalam hidupnya.
4. Meningkatkan Kedekatan dengan Allah
Ujian adalah momen yang tepat bagi seorang hamba untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Dalam situasi sulit, manusia cenderung lebih sering berdoa, memohon ampun, dan berzikir. Ini adalah saat di mana hubungan antara seorang hamba dengan Tuhannya menjadi lebih erat. Allah berfirman:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah: 186)
Kedekatan ini tidak hanya memberikan ketenangan batin tetapi juga kekuatan untuk menghadapi segala bentuk ujian.
5. Membuka Pintu Rezeki dan Pertolongan Allah
Ujian yang dihadapi dengan iman seringkali menjadi pintu masuk bagi datangnya rezeki dan pertolongan dari Allah. Allah menjanjikan bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan. Dalam Al-Qur'an sebagaimana dalam surah Al-Insyirah ayat 5-6.
Keyakinan bahwa setiap kesulitan akan diikuti oleh kemudahan mengajarkan seorang Muslim untuk tetap optimis dan bersabar. Dengan demikian, ia akan lebih siap menerima rezeki dan pertolongan dari Allah yang datang setelah ujian tersebut.
6. Meningkatkan Kepedulian dan Empati
Menghadapi ujian hidup membuat seseorang lebih peka terhadap penderitaan orang lain. Ujian mengajarkan untuk lebih peduli dan empati kepada sesama. Seorang Muslim yang pernah mengalami kesulitan akan lebih mudah memahami dan membantu orang lain yang berada dalam kondisi serupa. Ini juga merupakan salah satu bentuk ibadah, yaitu membantu sesama dalam kesulitan.