Ada beberapa alasan yang dikemukakan para ulama, mengapa kita diharuskan membawa hati yang ikhlas dalam beribadah dan berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, yang di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Ikhlas dalam beribadah dan berdoa merupakan perintah langsung dari Allah Subhanahu wa ta'ala.Â
Sehubungan dengan hal ini, mari kita simak firman Allah ta'ala berikut ini:
"Katakanlah, sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam." (QS. Al-An'am [6]: 162-163)
"Dan tidak dianjurkan mereka kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan (memurnikan) ketaatan semata-mata untuk-Nya dalam menjalankan agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah [98]: 5)
b. Ikhlas merupakan manifestasi ketauhidan.
Seorang hamba yang mengakui bahwa Allah ta'ala adalah Tuhannya Yang Esa, sudah seharusnya dirinya melakukan amal perbuatan dengan penuh keikhlasan, hanya mengharap keridhaan dari-Nya.
Lawan dari ikhlas, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama, adalah sifat riya dalam beramal. Padahal riya atau pamer, masih menurut para ulama, merupakan perbuatan yang tergolong syirik atau menyekutukan Allah Subhanahu wa ta'ala, karena melakukan kebaikan tidak ditujukan kepada Allah ta'ala, melainkan hanya untuk memohon pujian dari orang-orang yang melihatnya.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman. "Barangsiapa yang menghendaki pahala di dunia, niscaya Kami akan memberikan pahala di dunia, dan barangsiapa yang menghendaki pahala di akhirat, niscaya Kami akan memberikannya di akhirat. Dan Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS.Ali-Imran [3]: 145)
c. Ikhlas merupakan salah satu syarat diterimanya amal perbuatan seorang hamba.