Mohon tunggu...
Marsha Lazuarditya
Marsha Lazuarditya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Saya di sini untuk mengumpulkan tugas MKWU

Selanjutnya

Tutup

Money

Kelangkaan Minyak di Indonesia, Mengapa Bisa Terjadi?

16 Juni 2022   13:29 Diperbarui: 16 Juni 2022   13:46 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Indonesia dikenal sebagai negara yang termasuk 10 negara penghasil minyak  terbesar di dunia. Dengan data seperti itu, maka rakyat tidak salah jika menganggap  minyak di Indonesia sangat banyak dan cukup untuk menghidupi kebutuhan  rakyatnya. Namun, yang akhir-akhir ini terjadi adalah kenaikan harga minyak yang  sangat tinggi akibat kelangkaan. Masyarakat tentu berhak bertanya-tanya, kemana  semua minyak yang diproduksi di Indonesia itu? 

Ada beberapa faktor yang menyebabkannya. Setiap orang memiliki opini  yang berbeda-beda. Seperti opini dari pakar ekonomi dari Universitas Airlangga,  Rossanto Dwi Handoyo SE., MSi., PhD. Menurut beliau, fenomena kelangkaan  minyak ini terjadi sebab dari dasar ekonomi itu sendiri, yakni permintaan dan  penawaran. Permintaan untuk minyak goreng selalu meningkat, sementara itu ada  penurunan dari sisi penawaran (supply).  

Penurunan ini juga memiliki beberapa faktor pendukung, seperti para  penyedia minyak goreng merasa tertarik untuk menjual barang produksinya ke luar  negeri di banding ke dalam negeri sendiri. Hal ini disebabkan oleh harga minyak  nabati berjenis Crude Palm Oil (CPO) yang naik di dunia. Secara tidak langsung,  produk yang disisakan untuk dalam negeri menjadi lebih sedikit. 

Selain itu, pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai juga dapat menjadi  faktor. Dalam kaitannya dalam ekspor, beberapa negara luar juga mengalami  gelombang Covid-19 yang ketiga. Akibatnya, konsumen luar negeri juga beralih  untuk menggunakan CPO. Hal ini juga yang menyebabkan harga CPO naik. 

Pemerintah juga turut andil sebenarnya dalam fenomena ini. Pemerintah baru baru ini membuat kebijakan B30. Kebijakan ini dibuat sebagai bukti Indonesia yang  sedang menuju ke produksi diesel. Kebijakan ini mengharuskan produsen  mencampurkan 30% diesel dengan 70% bahan bakar solar. Dengan demikian,  minyak goreng yang harusnya dijual secara biasa ke pada masyarakat harus  disisihkan untuk pencampuran bahan biodiesel. Akibatnya, minyak goreng pun  menjadi lebih sedikit di pasaran.

Namun, pemerintah menyatakan bahwa masalah utamanya ada di  pendistribusian. Pemerintah meyakini bahwa persediaan minyak di Indonesia itu  tidak sedikit, bahkan mencapai 100 juta liter pada tanggan 4 Februari 2022. Letak  permasalahannya adalah jalur pembagiannya, ibarat bendungan yang sudah penuh  tetapi saluran irigasinya yang mampet.  

Pernyataan dari pemerintah ini seperti mengiyakan bahwasannya ada oknum oknum nakal yang sengaja menimbun minyak. Seperti yang diketahui, permintaan  minyak akan terus selalu ada dan kini hasil produksi minyak sedang banyak. Maka  dari itu, tidak mengherankan bahwa ada pihak-pihak yang ingin mencuri  kesempatan untuk menimbunnya. Dengan menimbun, persediaan di pasaran akan  turun, dan pada akhirnya harga akan naik sebab permintaan yang terus meningkat.  

Untuk mengatasi hal ini, seharusnya pemerintah menjadi lebih waspada lagi.  Minyak sudah menjadi bagian dari masyarakat, sehingga naiknya harga minyak  dapat menyebabkan seluruh bahan pokok lainnya juga ikut naik. Jika pemerintah  tidak sigap, maka masyarakat bisa jadi akan lebih menderita lagi. Maka dari itu,  pemerintah sangat diharapkan untuk lebih ketat lagi dalam menyikapi fenomena  kelangkaan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun