Pada balapan GP Italia, race director membuat keputusan yang tidak populer yaitu 'finish under safety car condition'. Ini merupakan kali ke-19 dalam sejarah F1 dimana balapan selesai dalam kondisi 'finish under safety car condition'. Â
Banyak para fans yang tidak terima dan tidak puas untuk keputusan ini karena ending dari balapan menjadi 'kentang'. Walaupun begitu, apa yang dilakukan race director sesuai aturan dan amat tepat walaupun ada beberapa hal yang bisa diperbaiki
Tidak Ada Alasan Untuk Memberikan Red Flag
Ketika mobil Ricciardo mogok diantara tikungan Lesmo 1 dan 2 pada Lap 47, fans berharap race director untuk memberikan red flag supaya race dapat diakhiri dalam keadaan green alias normal dengan beberapa lap tersisa.Â
Faktanya tidak ada hal membahayakan di track yang dapat membuat race director menghentikan balapan untuk sementara waktu. Mobil Ricciardo 'parkir' di tempat yang relatif aman (di pinggir dekat dengan escape route), tidak ada oli yang bocor, tidak ada debris yang membahayakan mobil lain. Jadi mengapa harus di-Red Flag jika tidak ada hal yang sangat membahayakan?
Jika fans ingin balapan berakhir seperti Baku 2021, setidaknya race director saat itu punya alasan nyata untuk menghentikan balapan tersebut.Â
- Mobil Max Verstappen terparkir tepat di racing line serta di lurusan panjang sirkuit Baku (ditambah sulit untuk dievakuasi)
- Ada debris berupa fragmen karet ban, front wing, dan part dari floor yang dapat membahayakan mobil lain
- Race director ingin mengecek apakah lurusan Baku 'aman' untuk kembali dilindas mobil lain (ditambah sebelumnya ada insiden Lance Stroll)
Finish Di Belakang Safety Car Bukanlah 'Dosa Besar'