Double Stack dalam Formula One adalah istilah dimana sebuah tim memanggil kedua pembalap mereka yang relatif berdekatan untuk melakukan pitstop di lap yang sama. Strategi Double Stack sangatlah riskan karena membutuhkan konsentrasi dan koordinasi tinggi untuk mengganti ban kedua pembalap dalam waktu yang sangat berdekatan dan harus sama cepatnya supaya mereka (pembalap) tidak banyak kehilangan waktu.Â
Double Stack bisa sangatlah efektif dan jitu jika dilakukan dengan benar (Mercedes di Shangai 2019)
Artikel DOUBLE STACK berisi tinjauan dari beberapa prediksi dan statement dari artikel saya beberapa minggu kebelakang ini. Anda bisa mengklik sub judul atau poin dari artikel ini untuk melihat apa yang saya prediksikan. Mari kita bahas dimana saya salah atau benar dalam memprediksi.
1. Williams Mendapatkan Poin di Belgia (Klik untuk melihat artikel asal)
Seperti yang saya prediksikan sebelumnya, finish top 10 untuk Williams adalah safebet dimana mobil Williams terbukti sangat cepat dalam hal 'injek gas penuh'. Alexander Albon dan Williams FW44 sangat sulit disalip oleh kompetitor lainnya ketika di-track. Tercatat hanya Vettel, Verstappen dan Ocon yang mampu menyalip Albon on track. Bahkan Pierre Gasly menyalip Albon dengan strategi pitstop. Sisanya, mereka sangat kesulitan menyalip Albon, terutama di sektor 1 dimana Williams bisa ngacir jauh.
2. MAX VERSTAPPEN IS TWO-TIME FORMULA 1 WORLD CHAMPION
Pasca GP Perancis, saya mengutarakan di artikel saya, "Beri Pialanya Ke Max Verstappen Sekarang Saja" (klik untuk melihat) dan terbukti bahwa Max tidak terhentikan dalam 2 balapan terakhir terlepas dia memulai balapan di P10 (Hungaria) serta P14 (Belgia). Konsistensi dari anak Jos Verstappen, mobil RB 18 yang tangguh di segala keadaan (sangat cepat di lurusan, lincah di tikungan, serta stabil di tikungan cepat), serta minim kesalahan fatal yang dilakukan Red Bull dan Verstappen membuat mereka hanya tinggal menunggu waktu saja untuk menjadi juara dunia
3. Saya Terlalu Meremehkan Ferrari
Di artikel Extra Stop, saya berujar Ferrari setidaknya tidak akan mengacau dengan strategi. Tenyata, saya meremehkan kemampuan Ferrari untuk mengacaukan balapan mereka sendiri. Charles Leclerc yang masuk kembali ke pit untuk mengincar poin fastest lap dengan memasang ban soft ternyata disalip Fernando Alonso untuk P5. Walaupun ia dapat menyalip kembali pembalap tim Aston Martin musim depan, Leclerc tidak mampu mencatatkan waktu tercepat. Bukannya mendapat tambahan poin, Charles Leclerc malah kembali turun posisi ke P6 akibat melanggar batas kecepatan maksimal (speeding) di pitlane. Lagi dan lagi, Ferrari Selalu Menemukan Cara Untuk Kalah adalah topik utama musim ini.