Mohon tunggu...
Lazuardi Ansori
Lazuardi Ansori Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir dan besar di Lamongan, kemudian belajar hidup di Sulawesi dan Papua...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Korban Lumpur Sidoharjo Dapat Bakrie Award?

22 Juni 2010   02:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:22 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pemberian Ahmad Bakrie Award ini memiliki makna yang mulia, sebagai apresiasi terhadap mereka yang telah mengabdikan hidup dan menjadi pemikir dan inovator bagi kemajuan bangsa. Mereka inilah yang menjadi contoh konkret para pejuang bangsa di era modern saat ini," ujar Ketua Yayasan Bakrie Untuk Negeri Anindya Bakrie dalam kata sambutannya dalam acara Ahmad Bakrie Award 2009 yang dilangsungkan pada tanggal 14 agustus 2009.

Tradisi penghargaan yang diselenggarakan sejak tahun 2003 ini diberikan untuk menghargai pemikiran dan kreativitas pada bidang sains, teknologi, kedokteran, budaya, dan pemikiran sosial. Beberapa tokoh pernah mendapatkan penghargaan ini, antara lain Putu Wijaya, Sutardji Calzoum Bachri, Ignas Kleden, Nurcholish Madjid, Sartono Kartodirdjo, Sapardi Djoko Damono, Budi Darma, dan Arif Budiman serta banyak tokoh yang lainnya.

Namun ternyata pemberian penghargaan ini tidak berjalan dengan mulus tanpa halangan. Ada beberapa tokoh yang menolak secara tegas ketika di daulat untuk menerima award oleh Freedom Institute, sebuah lembaga penyelenggara kegiatan ini. Penghargaan Bakrie Award sempat cukup heboh pada 2007. Saat itu, salah satu penerima penghargaan, Franz Magnis Suseno menolak pemberian award itu.

Dan hari ini kita juga dikejutkan oleh sikap Goenawan Mohamad yang mengembalikan penghargaan Bakrie Award yang pernah diterimnya pada tahun 2004. Tidak hanya itu, tokoh ‘Majalah Tempo’ ini mengembalikan juga uang yang pernah diberikan beserta bunganya. Jika pada saat menerima, GM mendapatkan RP. 100 juta, maka ia mengembalikan ke Freedom Institute sebesar Rp. 154 juta.

"GM mengembalikan Bakrie Award ini karena tak sepaham dengan apa yang dilakukan Ical (Aburizal Bakrie-Red) selama ini" kata utusan GM saat ditanya alasan pengembalian itu.

Alasan yang hampir serupa juga diungkapkan oleh Franz Magnis Suseno. Romo Franz menolak karena keluarga Bakrie merupakan pemilik mayoritas PT Lapindo Brantas yang sedang bermasalah dengan semburan lumpur di Porong, Sidoarjo.

[caption id="attachment_173885" align="alignleft" width="340" caption="http://nurhuda6.files.wordpress.com/2009/06/korban-lumpur-lapindo.jpg"][/caption]

Sikap para tokoh itu adalah hak mereka masing-masing. Banyak cara yang bisa dilakukan sebagai bentuk ekspresi perasaan kita.

Saya sebagai masyarakat, hanya mampu mengusulkan. Jika tahun ini ada lagi Bakrie Award yang biasanya diselenggarakan menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia saya berpendapat agar yang memperoleh penghargaan adalah seluruh rakyat korban lumpur lapindo. Itu sebagai bentuk apresiasi kita terhadap kesabaran mereka dalam menerima keadaan selama beberapa tahun terakhir. []

-----

Sumber berita : detik.com dan kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun