Mohon tunggu...
Lazuardi Ansori
Lazuardi Ansori Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Lahir dan besar di Lamongan, kemudian belajar hidup di Sulawesi dan Papua...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Nokia N8 yang Murah

22 Juni 2010   06:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:22 1719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_174062" align="alignleft" width="300" caption="Sumber Gbr : www.nokia.co.id"][/caption]

Hati-hatilah saat membeli barang, terlebih jikakita tidak banyak tahu tentang barang yang akan anda beli itu. Kalimat tersebut terkesan klise namun ternyata harus tetap diingatkan.

Beberapa waktu yang lalu sempat saya bercerita tentang bagaimana seseorang memutuskan membeli Blackberry akan tetapi dia tidak mengerti sama sekali apa itu Blackberry beserta segela keunggulannya. Satu hal yang dia mengerti, bahwa handphone ini mahal dan populer.

Semua orang punya alasan tersendiri ketika membeli suatu barang, entah itu karena fungsi, model, atau bahkan hanya untuk menghabiskan uangnya saja. Itu sah-sah saja, sebagai orang yang tidak punya hak atas uang itu kita dilarang protes. Namun alangkah bijaknya jika membeli sesuatu itu (apalagi jika mahal) harus hati-hati dan mengerti apa yang akan dibelinya.

Kemarin siang saya bertemu sahabat saya yang seorang penjual Handphone, dan saya mengerti sekali bahwa dia termasuk sesorang yang masih sangat “hijau” dalam dunia per-HP-an. Oleh karena dia mempunyai kenalan yang berani memberikan dia suplay berbagai macam jenis ponsel dengan harga miring, akhirnya dia memutuskan untuk terjun ke dunia yang sebelumnya dia tidak dimengertinya.

Saat saya nongkrong di tempat dia jualan, saya mendapati sebuah dos yang sudah pasti dos pembungkus HP terbaru. Nokia N8. Saya lumayan terkejut, karena baru kali ini saya melihat HP ini secara langsung yang sebelumnya hanya bisa saya jumpai lewat media internet.

Ketertarikan saya itu membuat saya meminta ijin untuk membukanya. Setelah diijinkan saya segera membukan dan menimang-nimang HP ini. Secara model, saya terkesan dengan ponsel ini. Karena saya tidak tertarik untuk membeli dan saya memang tidak suka merk Nokia, saya tidak mengambil keputusan untuk menyalakan dan menilai fitur-fitur yang ada di dalamnya. Saya segera mengembalikan HP tersebut ke tempatnya seraya menanyakan berapa harganya.

Saya terkejut saat mendengar harga yang disebutkannya. Sangat murah jika dibanding harga yang pernah di sebutkan di toko sebelah. Namun saya tidak terlalu menanggapi jawaban itu, saya anggap dia hanya bergurau saja. Dia tahu bahwa saya tidak akan membeli, dan saya akan bergurau saja, sama seperti saat saya menawar Blackberry barunya dengan harga 500 ribu tempo hari.

Setelah puas nongkrong, saya kembali ke kantor. Seorang teman bertanya pada saya, “Bener ga, di tempat Pak De ada jualan Nokia N8?”

Saya mengiyakan. Dans esaat kemudian dia menyodorkan pertanyaan lanjutan, “Berapa harganya?”

“Nggak tahu, tanya aja sendiri” jawabku.

Temanku itu langsung melesat menuju tempat jualan temanku yang biasa dipanggil Pak De itu. Dan tak sampai setengah jam teman saya itu kembali membawa bungkusan hitam yang bertulisakn N8 dengan muka yang sumringah. Ternyata dia membeli juga HP itu.

Teman yang lain bertanya tentang harga, saya kurang jelas mendengar jawabanya. Kalau bukan 3 juta, ya 4 juta. Bagaimanapun juga, harga itu memang lebih rendah jika dibanding dengan harga yang di tawarkan oleh tempat lain.

Selanjutnya saya sudah kurang memperdulikan itu.

Namun keesokan harinya (hari ini) saya melihat Pak De menerima uang dari teman saya. Saya menyapa dia yang sedang menghitung uang di depan konsumennya itu. Kemudian tanpa sengaja saya melihat teman saya itu mengoperasikan HPnya. Sekilas saya langsung melihat apa yang tertera di screen HP tersebut. Di menu awal (home) saya melihat tampilan yang biasa seperti HP Nokia biasanya, namun setelah dia masuk ke menu selanjutnya saya melihat kejanggalan. Saya tidak beniat untuk berlama-lama dibelakang teman saya itu, namun saya pura-pura heran dan terkesima dengan barang itu sehingga si empunya HP ini terus masuk ke menu-menu lainnya tanpa merasa kikuk melihat saya berada tepat dibelakangnya.

Saya bukan ahli IT, saya juga bukan yang paham amat dengan HP. Namun pekerjaan saya mengharuskan saya bertemu dengan berbagai jenis HP, mulai dari merk aneh sampai merk terkenal. Saya sudah memegang ratusan HP dan saya kenal betul karakteristik dari fitur atau tampilan dari sebuah HP. Puluhan “HP China” mulai dari merk yang sering muncul di TV sampai dengan sebuah nama merk yang benar-benar aneh sudah pernah saya pegang. Silahkan pakai “HP China” merk apa saja, menu dasarnya akan sama. Silahkan rubah icon-nya, silahkan putar-putar tempat setting dan lain sebagainya saya sudah terbiasa.

HP yang dipegang oleh teman saya yang katanya dibeli dengan harga jutaan itu saya duga sebagai “HP China”. Segala menu dan cara setting internet dan lain sebagainya sangat membuat saya semakin yakin bahwa itu “HP China”.

Saya bingung, apakah saya akan mengatakan bahwa itu bukan Nokia ataukan saya diam saja. Yang menjual adalah sahabat saya yang saya yakin tidak berniat untuk berbohong karena dia sendiri kemungkinan tidak mengerti tentang HP itu. Sementara itu yang membeli juga teman saya, yang entah kenapa dia begitu yakin membeli HP mahal tanpa memperhatikannya terlebih dulu.

Saya diam saja, saya tidak mau merusak kebahagiaan seseorang yang sedang senang dengan HP barunya. Mungkin suatu saat saya akan menjelaskannya. Pelan-pelan saja. []

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun