MAUJAWA,-
4. 1928 - 1931: Sumba Timur lowong (Ds P.J.Lambooij konsulen)
Sumba Timur lowong lagi. Disepakati, bahwa Ds P.J.Lambooij, pendeta misioner Sumba Tengah, untuk sementara menjadi konsulen Sumba Timur.
Tiap-Tiap bulan ia pergi satu minggu ke Sumba Timur, "akan menjaga supaya pekerjaan disana dapat berjalan terus"[1]. Tetapi sudah lekas menjadi nyata, bahwa Ds Lambooij berbuat lebih daripada "menjaga supaya pekerjaan disana dapat berjalan terus", sebab terjadilah suatu perkembangan luar biasa.
Atas tahun 1928 sudah dapat dilapur, bahwa di Baing 26 orang serentak dapat dipermandikan. "Tahun 1929 adalah bagi Sumba Timur suatu tahun penuh berkat. Lapangan yang tertua dari Zending di Sumba mulai, sesudah pekerjaan yang berat selama banyak tahun, menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Inilah menjadi nyata di Mau Maru, dimana... seratus orang memutuskan akan menjadi Kristen. Ini juga nyata di Mangili, dimana pertobatan seorang penjahat mengakibatkan, bahwa 50 orang datang dengan setia ke gereja"[2]. Dan walaupun tiada pendeta misioner sendiri, tetapi hanya seorang konsulen, [3]"namun pekabaran Injil di Sumba Timur dalam tahun 1930 amat limpah diberkati, sebab pada beberapa tempat tumbuh suatu sidang yang agak penting. Ratusan orang boleh menerima permandian, dan semua, yang dipermandikan, juga tetap setia ...
Di Baing seorang guru-Injil baru ditempatkan. Sidang tetap setia dalam hal mengaku Tuhan dan juga bertambah lagi dalam jumlah (sekarang sudah 52 anggota!) dan dalam pengetahuan ... Mangili adalah sebuah sidang yang muda dan hidup, yang masih dapat bertambah banyak ... Anggota-anggotanya datang dengan setia ke gereja. Adalah sepuluh orang kafir yang menyiapkan dirinya untuk dipermandikan. Dalam tahun yang lalu 44 orang dipermandikan, yang diantaranya 22 anak. Di Kananggar banyak orang, yang sudah bertahun-tahun menerima pengajaran-permandian, di bawah pimpinan yang teratur dan teguh dari guru-Injil Kapianga Tanahuamba[4], memutuskan akan menjadi Kristen.
Seluruhnya 53 orang dipermandikan, yang di antaranya 23 anak. Pekerjaan guru ini amat susah, sebab sebahagian dari pamili raja sendiri dipermandikan, yang di antaranya beberapa anak laki-laki Raja. Masih ada beberapa orang, yang menyiapkan diri untuk dipermandikan... Mau Maru adalah tempat yang ketiga, yang menjadi suatu tempat yang penting dalam pekerjaan-Zending di Sumba Timur. Rombongan yang terdiri dari 96 orang dapat dipermandikan ...sedang masih ada 14 orang kafir dan 38 anak yang turut kesasi".
Memang, suatu hasil yang mengagumkan! Ketika Ds J.F.Colenbrander berangkat pada tahun 1928, ia tak dapat menyebut satu sidang (orang Sumba). Tetapi dua tahun sesudah itu (1930), Ds Lambooij dapat melapurkan bahwa sudah ada (akhir 1930) 4 Sidang (yang terdiri dari orang Sumba), yaitu di Baing (52 anggota), Mangili (58 anggota), Kananggar (66 anggota), Mau Maru (106 anggota) dan "di tempat lain" (19 anggota)[5].
Juga tentang sidang-sidang Sabu kesaksian yang bagus diberi[6]. Tentang Melolo kita baca: "Keputusan dari dua tahun lalu untuk menjadi swadaya menghadapkan sidang dengan ujian yang berat, tetapi ujian itu ditahan cara gilang-gemilang... Zending hampir tiada urusan lagi dengan Melolo, hanya harus memelihara pelayanan Permandian yang kudus, Perjamuan Malam yang kudus dan pemeriksaan sebelum Permandian atau Pengakuan Percaya dan dalam hal memberi nasihat dalam hal-hal yang khusus. Melolo masih berlaku sebagai Sidang-Zending, sebab belum ada pendeta sendiri (bumiputra)... Guru-Injil, yang dengan seluruh tenaganya bekerja disana (walaupun ia kadang-kadang bertindak dengan keras), melakukan tugasnya dengan setia dalam tahun yang lalu"
Juga disini jumlah anggota amat bertambah: dalam tahun 1929 31 orang dipermandikan (yang di antaranya 13 orang dewasa) dan dalam tahun 1930 52 orang (yang di antaranya 18 orang dewasa).