Mohon tunggu...
layyaihya
layyaihya Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Universitas Jember

Mahasiswa Aktif, Fakultas Ilmu Budaya - Program Studi Televisi dan Film - Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alun-Alun Kidul: Ekosistem Ekonomi Kreatif dan Budaya untuk Yogyakarta

8 November 2024   03:25 Diperbarui: 8 November 2024   07:19 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Alun-alun adalah ruang publik terbuka yang biasanya terletak di pusat kota atau tempat masyarakat banyak melakukan aktivitas. Terdapat juga alun-alun yang memiliki nilai budaya dan historis yang tinggi. Salah satunya adalah alun-alun yang ada di kota Yogyakarta yang mengandung nilai filosofi, sosial, dan spiritual. Di Yogyakarta, alun-alun menjadi ikon yang sangat penting dalam tata ruang kota dan budaya lokal. Alun-alun Yogyakarta terbagi menjadi dua, yaitu Alun-alun Utara dan Alun-alun Kidul (Selatan), kedua Alun-alun tersebut berada di lokasi yang berbeda. Alun-alun Utara berada di depan Keraton Yogyakarta dan sering digunakan untuk upacara resmi, dan acara tradisional seperti Sekaten, dan kegiatan-kegiatan kebudayaan lainnya.

Berbeda dengan Alun-alun Utara, Alun-alun Kidul memiliki nuansa yang lebih terbuka dan santai, sehingga sering dikunjungi oleh wisatawan maupun warga lokal untuk rekreasi dan hiburan. Dulunya Alun-alun Kidul digunakan sebagai tempat berlatih bagi para prajurit kraton, juga sebagai tempat pemeriksaan pasukan menjelang upacara Garebeg. Alun-alun Kidul juga terkenal dengan mitos beringin kembar yang bisa menolak bala (malapetaka), yang dikenal dengan tradisi masangin. Bagi siapa saja yang bisa berjalan melewati dua pohon beringin dengan mata tertutup, maka mereka akan terhindar dari adanya kemalangan seseorang. Tidak hanya mitos dan tradisi yang kental, di sekitar Alun-alun Kidul juga terdapat banyak penjual makanan, pedagang kaki lima, pedagang mainan, dan becak hias dengan lampu warna-warni, yang menjadikan Alun-alun Kidul sebagai destinasi populer di Yogyakarta.

Sebagai salah satu destinasi favorit yang terkenal dengan suasana, budaya dan keramaiannya yang memikat wisatawan dan warga lokal, Alun-alun Kidul memiliki peranan penting dalam menggerakan sektor ekonomi dan budaya yang ada di Yogyakarta. Alun-alun Kidul menjadi salah satu pusat aktivitas ekonomi, khususnya bagi pelaku ekonomi kreatif yang berada pada sektor kuliner, kerajinan, hiburan, bahkan pariwisata. Banyaknya wisatawan dan warga lokal yang sering mengunjungi Alun-alun Kidul menciptakan peluang besar bagi usaha-usaha kreatif melakukan pertumbuhan ekonomi. Sehingga Alun-alun Kidul menciptakan adanya ekosistem ekonomi kreatif dalam kawasan ini.

Alun-alun Kidul mendukung keberlanjutan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dan wirausaha lokal. Terdapat banyak produk yang dijual merupakan hasil tangan kreatif warga lokal, mulai dari makanan dan minuman khas seperti angkringan, wedang ronde, berbagai jajanan pasar dan kerajinan tangan cinderamata khas Yogyakarta, berupa gantungan kunci, anyaman bambu, dan mainan-mainan tradisional yang ditawarkan disana. Produk-produk yang dijual tersebut dapat mengangkat identitas dan budaya Yogyakarta, sehingga pengunjung dapat membawa pengalaman baru dan unik setelah membeli produk tersebut. Dengan adanya UMKM yang menjual produk-produk khas lokal, juga mengangkat ekosistem ekonomi bagi penyedia bahan baku dari produk tersebut.

Dengan adanya berbagai usaha ekonomi di Alun-alun Kidul, menjadikan hal tersebut sebagai peluang pekerjaan baik masyarakat, baik secara langsung dan tidak langsung. Banyak warga yang berhasil mendapatkan pekerjaan dengan menjadi pedagang, pegawai di warung/caf sekitar, sampai pemandu wisata di Alun-alun Kidul. Dengan adanya minat yang tinggi dari masyarakat, juga memberikan peluang besar bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan dan membuka bisnis mereka di Alun-alun Kidul. Salah satu contohnya adalah bisnis penyewaan becak hias/gowes yang ada di sekitar Alun-alun Kidul, pada awalnya pengunjung yang datang hanya ingin mencari destinasi kuliner, namun seiring berjalannya waktu, pengunjung juga ingin merasakan adanya hiburan baru selain destinasi kuliner dengan hiburan permainan seperti becak hias.

Berbagai usaha ekonomi yang ada di Alun-alun Kidul, mendorong para pelaku ekonomi untuk memberikan nilai tambah pada produk yang mereka jual sehingga berdaya saing tinggi. Para pelaku ekonomi kreatif berlomba-lomba untuk menampilkan dan mengembangkan inovasi mereka, baik dari segi produk yang dijual, pelayanan yang diberikan, dan cara untuk menarik minat pengunjung. Di era digital seperti saat ini, para pelaku ekonomi harus bisa menggabungkan dan mengetahui bagaimana minat pasar. Dalam bidang makanan, para pelaku ekonomi harus bisa berinovasi untuk mengembangkan varian menu yang mereka jual. Misalnya terang bulan, varian rasa yang dihadirkan, tidak hanya sekedar keju-coklat-susu-kacang, tetapi berbagai varian rasa baru yang memiliki minat pasar yang tinggi, seperti matcha, lotus, nutella, dan masih banyak lagi. Selain itu adanya variasi penggabungan makanan tradisional dan modern juga mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif Alun-alun Kidul untuk kota Yogyakarta. Variasi makanan seperti angkringan, jajanan pasar dan makanan berat yang mulai divariasikan untuk tetap mempertahankan makanan khas yang ada di Yogyakarta. Berbagai event seperti festival budaya juga sering digelar di Alun-alun Kidul, untuk meningkat ekonomi kreatif yang ada di Yogyakarta.

Dengan adanya berbagai kegiatan ekonomi kreatif di Alun-alun Kidul Yogyakarta, tidak akan pernah terpisahkan dengan pemanfaat teknologi digital seperti media sosial untuk mempromosikan produk mereka. Platform seperti Instagram, Facebook, dan Tiktok menjadi alat utama bagi para pelaku ekonomi untuk menjangkau audien yang lebih luas. Dengan adanya teknologi tersebut, memungkinkan mereka mempromosikan Alun-alun Kidul sebagai destinasi yang menarik, baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Platform media sosial dapat membantu pengunjung untuk mengeksplorasi Alun-alun Kidul dengan lebih mudah. Belum lagi, adanya influencer yang membuat konten mengenai rekomendasi kuliner dan destinasi wisata yang ada di Alun-alun Kidul. Konten-konten yang menarik tersebut dapat memberikan informasi mengenai tren yang sedang terjadi di Alun-alun Kidul.

Alun-alun Kidul juga menjadi wadah bagi komunitas seni dan budaya yang ada di Yogyakarta. Di sekitar Alun-alun Kidul, dapat kita jumpai pertunjukan musik jalanan dengan alat musik tradisional, pertunjukan wayang, sampai pertunjukan kelompok tari yang mengisi suasana Alun-alun kidul dengan kehangatan budaya lokal. Wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang tidak hanya menikmati kuliner atau berbelanja, tetapi juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman mengenai budaya Yogyakarta. Adanya kolaborasi tersebut, tidak hanya melestarikan budaya yang ada, tetapi juga meningkatkan pengalaman wisata di Alun-alun Kidul untuk lebih menarik minat pengunjung.

Ekosistem ekonomi kreatif di Alun-alun Kidul Yogyakarta adalah salah satu contoh bagaimana ekonomi lokal dan budaya dapat berkembang bersama-sama. Dengan pemanfaatan teknologi dan inovasi dari para pelaku ekonomi kreatif di Alun-alun Kidul, akan menjangkau pasar yang lebih luas dan semakin menjadikan Alun-alun Kidul sebagai destinasi wisata yang unik. Sehingga keberadaan ekosistem ini dapat menunjukkan bahwa Yogyakarta tidak hanya sebagai kota budaya dan seni, tetapi juga aktif dalam peran ekonomi kreatif untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Sehingga menjadikan Alun-alun Kidul sebagai destinasi yang berdaya saing tinggi dan penuh dengan kreativitas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun