Mohon tunggu...
Lay Rusli Mulyadi
Lay Rusli Mulyadi Mohon Tunggu... -

Ketua Umum Asosiasi Solder Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menata SDA Timah untuk Kesejahteraan Masyarakat Bangka-Belitung

15 April 2013   15:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:09 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir minggu lalu Save Bangka Belitung Community menyelenggarakan seminar dengan thema: Sudahkah Kita Sejahtera Diatas Tanah Yang Kaya Raya? Berikut ini saya sampaikan opini jawaban.

Sudah jelas masyarakat Bangka-Belitung hingga saat ini belum sejahtera, hanya segelintir kecil saja yang sejahtera. Mungkinkah atau bisakah seluruh masyarakat Bangka-Belitung menjadi sejahtera? Sangat memungkinkan dan sangat bisa, tanah yang kaya raya jika dikelola dengan baik dan benar dapat untuk membuat pemiliknya menjadi sejahtera, makmur, dan kaya! Pengelolaan tanah warisan yang kaya raya ini tidak boleh lagi dilakukan dengan asal-asalan, kita harus menghargai tanah warisan tersebut dengan mengelolanya secara lebih baik, lebih benar, dan lebih bertanggung-jawab.

Kita perlu menengok, mempelajari, dan merenungkan sejarah pertambangan timah di Bangka-Belitung, bahkan kitapun perlu mempelajari sejarah pertambangan timah beberapa negara sekitar kita yang berdekatan. Kondisi sejarah pertambangan timah di Bangka-Belitung terkait pula pada sejarah ‘sabuk timah dunia’ yang membentang dari China bagian selatan, Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan juga terkait era kolonialisasi.

Kita semua tahu bahwa timah di Bangka-Belitung sudah ditambang komersil sejak tiga ratus tahun yang lalu. Sejarah juga mencatat bahwa tiga ratus tahun yang lalu untuk meningkatkan produksi hasil tambang timah di Bangka-Belitung, pada waktu itu pemerintah kolonial Belanda mendatangkan banyak pekerja, dan penambang timah dari pertambang timah di China bagian selatan. Selama tiga ratus tahun pula timah dari Bangka-Belitung sudah diperdagangkan dipasar internasional, dan selama itu pula kontribusi sejumlah besar uang dari perdagangan timah tersebut melancarkan roda perekonomian baik di Bangka-Belitung, maupun di Jakarta. Lalu apa yang didapat masyarakat Bangka-Belitung dari penambangan timah pada tiga ratus tahun lalu tersebut? Tidak ada apapun yang didapat masyarakat Bangka-Belitung dari penambangan timah tersebut.

Sejak dari dulu banyak industri mengandalkan bahan baku timah untuk menjalankan perindustriannya. Timah dari Bangka-Belitung dibutuhkan didunia untuk menopang pertumbuhan perekonomian dibanyak negara maju! Bahkan kini timah dari Bangka-Belitung ‘SANGAT DIBUTUHKAN’ sebagai bahan baku SOLDER untuk industri elektronika modern, antara lain smartphone. Ironisnya kita sebagai penopang kemajuan negara maju tersebut, tapi tetap tidak sejahtera!

Ingat kita tidak boleh lupa belajar pada sejarah tersebut, generasi penerus saat ini harus menyatakan bahwa pertimahan di Bangka-Belitung saat ini sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman dan harus segera dirubah!

Omzet penjualan timah saat ini berkisar 20 Triliun rupiah per tahun, dari peredaran uang tersebut berapakah yang tersisihkan untuk kesejahteraan masyarakat Bangka-Belitung? Tidak banyak, hitung-hitungan yang paling menonjol adalah ‘Royalty Timah’ sebesar 3%, besaran penerimaan royalty itupun masih dibagi untuk pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah daerah. Penerimaan royalty pertimahan di Bangka-Belitung dari dulu hingga saat ini tidak memberikan dampak yang significant pada perbaikan kesejahteraan masyarakat Bangka-Belitung.

SDA Timah adalah ‘aset’ atau ‘modal warisan’, tentu dalam pengelolaan aset kekayaan tersebut harus dapat dipertanggung-jawabkan pada generasi selanjutnya, harus diwariskan, harus diestafetkan nilainya, dan tentu saja NILAI YANG TIDAK BOLEH BERKURANG!!! SDA Timah adalah aset harta warisan yang sangat berharga, aset yang harus dijaga dengan ketat!! SDA Timah adalah komoditi strategis yang sangat diperlukan pada industri modern, industri hitech, yang sampai saat ini belum ada subtitusinya.

Dalam manajemen akuntansi industri dan dagang, suatu aset yang nilainya dapat habis harus diperhitungkan nilai penyusutannya, artinya ‘NILAI’ aset tersebut harus balik modal! Jadi walaupun fisik timahnya habis, tapi nilai aset tersebut masih ada atau balik modal. Nilai aset modal inilah yang harus diwariskan pada generasi selanjutnya. Misalnya saat ini aset cadangan bijih timah di Bangka-Belitung ada dua juta ton, yang akan habis ditambang dalam 20 tahun. Dua juta ton timah tersebut adalah aset yang dapat dikonversikan dalam nilai rupiah, dan diperhitungkan sebagai ‘BIAYA PENYUSUTAN’, dipungut sebagai: “Iuran Kompensasi Penyusutan Cadangan Timah”. Cadangan kekayaan dari nilai penyusutan ini tetap menjadi “Kekayaan Masyarakat Provinsi Bangka-Belitung”, tidak dibagi antara pempus, pemprov, pemda, seperti pada pembagian royalty. Dan sebaiknya dana tersebut disimpan sebagai ‘balik-modal’ pengganti timah yang terus-menerus berkurang.

Dengan asumsi harga bijih timah basah Rp,50.000,-/Kg = Rp,50.000.000,-/Ton, cadangan bijih timah 2,000,000 Ton, maka nilai aset tersebut adalah Rp,100 Triliun. Iuran dapat dipungut saat bijih timah sudah dilebur berupa balok, dengan dikonversikan berat dan kandungan timahnya terhadap bijih timah.

Manajemen pertimahan di Bangka-Belitung selama ini lebih mirip manajemen yayasan sosial kemanusiaan, padahal industri yang membutuhkan timah bukanlah dari negara berkembang yang miskin, mereka para importir datang dari negara maju dan makmur! Mengapa kita masih harus memberikan subsidi bagi mereka? Jika manajemen pertimahan tetap dijalankan seperti ini, tentu setelah cadangan timah habis akan habis modal, sama dengan BANGKRUT!!!

Royalty Timah yang dipungut bukanlah membayar biaya penyusutan aset cadangan bijih timah, royalty adalah kontribusi biaya operasional dan kesejahteraan terutama masyarakat Bangka-Belitung. Royalty Timah yang dibayar saat ini hanya sebesar 3% adalah sangat kecil! Di Malaysia yang meminta royalty timah dinaikkan adalah MSC (Malaysia Smelting Corp). Thailand menerapkan royalty timah 6%, negara adi-kaya Amerika Serikat sudah mengarahkan royalty pertambangan sebesar 12,5%, apakah kita sudah lebih kaya dari Amerika Serikat?

Royalty timah pun harus dinaikkan, dari yang saat ini hanya 3% menjadi 15%. Bersamaan dengan itu “Bea Keluar Timah 3%” perlu diterapkan bagi importir timah yang memilih tetap memberikan lapangan kerja industri hilirnya dinegara masing-masing, yang tetap memilih membayar pajak penghasilan badan usahanya dinegara masing-masing.

Penjualan timah pun harus diatur dengan ketat, pasar timah di Indonesia yang ada saat ini tak lebih dari sekedar permainan akal-akalan. Inatin, sebagai pasar timah tidak berlandaskan hukum pasar, tidak terintegrasi, tidak mempunyai instrument pengendali, dsb.

Pertambangan timah di Thailand

Penambangan timah komersil di Thailand sudah dimulai lebih dari 500 tahun yang lalu, dan terkonsentrasi disekitar Phuket dan Phi Phi islands. Saat itu pertambangan timah banyak dikerjakan oleh para imigran China, dan hasil bijih timahnya diekspor ke China. Bahkan sejarah Thailand mencatat pada abad 13 sudah ada penjualan ekspor bijih timah ke China. Seperti di Indonesia, Phuket pun mengalami beberapa kali peralihan pemerintahan, termasuk kolonialisasi.

Kini di Phuket sudah tidak terdapat pertambangan timah darat dan laut, sejak 25 tahun yang lalu sepenuhnya beralih menuju industri pariwisata, yang mana selama 15 tahun sebelumnya terus-menerus terjadi konfrontasi antara pertambangan timah dan industri pariwisata.

Apakah setelah Phuket beralih menuju industri pariwisata sepenuhnya menjadi lebih baik? Ya, kehidupan masyarakatnya menjadi lebih sejahtera, tentram dan damai. Saat ini Phuket sudah menjadi salah-satu destinasi pariwisata dunia.

Penambangan timah lepas pantai dengan menggunakan ‘Kapal Isap’ dipelopori para penambang dari Phuket. Kini setelah penambangan timah menggunakan kapal isap dilarang di Phuket, sebagian dari mereka merintis penambangan timah kapal isap di Bangka-Belitung. Saat ini smelter di Phuket – Thailand mendapat bijih timah dari Phi Phi island, dan mengimpor dari beberapa negara, dan juga ‘crude tin’ dari Bangka-Belitung.

Pertambangan timah di Malaysia

Pertambangan timah komersil di Malaysia sudah dimulai sekitar 400 tahun yang lalu. Sama seperti di Thailand, pertambangan timah di Malaysia menjadi lebih efisien setelah dikerjakan dengan methode penambangan yang dibawa para penambang timah imigran dari China. Kondisi pertambangan timah di Malaysia berbeda dengan di Thailand maupun di Indonesia, kondisi tambang timah di Malaysia lebih mirip tambang timah di China, yaitu didalam perut bukit/gunung (dibawah bukit/gunung), jadi untuk menambang dibuatkan terowongan yang cukup panjang dan kadang-kadang menurun kebawah. Semakin lama terowongan penambangan menjadi sangat panjang dan dalam, hingga biaya penambangannya menjadi sangat mahal dan tidak ekonomis, saat ini hampir semua tambang timah dibawah bukit tersebut ditutup, dan dialih-fungsikan sebagai area industri pariwisata. Saat ini smelter di Penang – Malaysia banyak mengimpor bijih timah dari beberapa negara, dan juga ‘crude tin’ dari Bangka-Belitung.

Pertambangan timah di China

Pertambangan timah komersil di China dimulai dibelahan barat bersamaan dengan negara-negara tetangga Uzbekistan, Tajikistan, danAfghanistan pada era jaman perunggu (logam paduan tembaga dan timah). Di China bagian selatan (Yunnan) yang terkait sabuk timah dunia baru dimulai pada 700 tahun Sebelum Masehi, saat kekuasaan dinasti Han. Saat ini China adalah penghasil timah terbesar didunia, dan sekaligus pemakai timah terbesar didunia. Timah yang dihasilkan didalam negeri tersebut tidak mencukupi untuk kebutuhan industri hilir dalam negerinya. Untuk melindungi agar seluruh industri elektronik dalam negerinya dapat beroperasi, pemerintah China melarang ekspor solder dengan spesifikasi tertentu.

Penutup

Setelah kita menengok sejarah pertimahan dibeberapa negara, nampak bahwa pertimahan di Bangka-Belitung cenderung tertinggal dibelakang dibanding beberapa negara sabuk timah dunia. Tentu saja hal ini harus diperbaiki, bila sejak dulu posisi Bangka-Belitung selalu berada sebagai ekor sabuk timah dunia sekaranglah saatnya Bangka-Belitung menjadi kepala sabuk timah dunia.

Timah adalah Sumber Daya Alam kekayaan yang terkandung dalam bumi kita, sesuai UUD 1945 – Pasal 33 (ayat 3) harus dikelola dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, timah harus ditata, harus diatur, harus dikendalikan dengan baik. Pertimahan di Bangka-Belitung saat ini nyaris tak terkendali, dan tidak menyejahterakan masyarakat luas, tentu ada yang salah, harus segera diperbaiki, pemerintah bersama masyarakat Bangka-Belitung harus sungguh-sungguh membenahi pertimahan di Bangka-Belitung.

Sekaranglah saat yang tepat untuk berubah total, selagi timah masih sangat dibutuhkan dunia.

Lay Rusli Mulyadi

¤ 26/3/2013 – TheTin age of Phuket –http://www.thailandmagic.com/Phuket-History.html

¤ 26/3/2013 – Ineconomic terms, Phuket's history has been shaped by tin mining, rubber, agriculture and tourismhttp://www.kophuket.com/phuket/info/phuket-history.html
¤ 26/3/2013 – Tin and Colonization – http://www.phuketoldtownhostel.com/history.html

¤ 26/3/2013 – Theearly history of tin mininghttp://sungailembingmines.com.my/?page_id=629
¤ 26/3/2013 – Tinmining is one of Malaysia's oldest and most successful industries

http://www.bt.com.bn/travel/2008/09/21/historical_tin_dredge_gets_facelift_to_attract_visitors

¤ 26/3/2013 – How the Chinese mined tinhttp://yapahloy.tripod.com/chinese_tin_mining.htm

¤ 26/3/2013 – Tinmining in Caves – http://www.cavesofmalaysia.com/photopage5.htm

¤ 26/3/2013 – The lucrative revival of tin mineshttp://biz.thestar.com.my/news/story.asp?file=/2010/6/8/business/6419912 The lucrative revival of tin mines

¤ 26/3/2013 – MSC to double royalty payment to Perak government – http://www.theedgemalaysia.com/highlights/211078-msc-to-double-royalty-payment-to-perak-government.html
¤ 26/3/2013 – China Tin Mining – http://en.wikipedia.org/wiki/Tin_sources_and_trade_in_ancient_times

http://en.wikipedia.org/wiki/Tin_mining

¤ 26/3/2013 – Sejarah pertambangan timah di Bangka-Belitung:

http://indonesia-heritage.net/2013/02/museum-timah-sejarah-pertimahan-indonesia/

http://www.platbn.com/2012/05/sejarah-tionghoa-di-bangka.html

http://bukjam.wordpress.com/2010/01/11/hakka-khek-indonesia-bangka-belitung-%E2%80%93-hakka-khek-dan-tambang-timah-bangka-1/

http://bukjam.wordpress.com/2010/02/02/sejarah-hakka-indonesia-bangka-belitung-sejarah-tionghoa-bangka-hakka-khek-dan-timah-2/

¤ 26/3/2013 – Miners May Pay U.S. More in Royalties Under 1872 Overhaulhttp://www.bloomberg.com/news/2013-01-16/miners-may-pay-u-s-more-in-royalties-under-1872-overhaul.html

¤ 26/3/2013 – Revising 1872 law could mean bonanza in mining royalties for U.S.http://www.courierpress.com/news/2013/jan/16/revising-1872-law-could-mean-bonanza-mining-royalt/

¤ 26/3/2013 – 1872 Mining Law Is Obsolete and in Need of Reformhttp://www.huffingtonpost.com/frances-causey/1872-mining-law-obsolete_b_2456346.html

¤ 26/3/2013 – Mining royalties could generate millions for U.S., if collectedhttp://articles.latimes.com/2012/dec/12/nation/la-na-mining-royalties-20121213

¤ 26/3/2013 – Proposed federal mining royalty is like ‘revenue strip mining’http://www.capjournal.com/opinions/columnist/proposed-federal-mining-royalty-is-like-revenue-strip-mining/article_3fa516a0-66b5-11e2-b85d-001a4bcf887a.html

¤ 26/3/2013 – Mining's Hard Rock Legacyhttp://science.nationalgeographic.com/science/earth/inside-the-earth/hard-rock/#page=1

¤ 26/3/2013 – Mexico mining royalty could be among the highest in the world, expert says – a http://www.bnamericas.com/news/mining/mexico-mining-royalty-could-be-among-the-highest-in-the-world-expert-says1

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun