Mohon tunggu...
nur laila
nur laila Mohon Tunggu... -

saya mahasiswa UNS KAMPUS VI KEBUMEN.pgin jd guru yang inovatif dan kreatif

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BBM asyik lho.....

4 Januari 2011   03:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:59 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi antara siswa dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan prilaku kearah yang lebih baik. Oleh karena itu pada proses pembelajaran guru perlu meningkatkan kemampuannya menjadi guru profesional dan kreatif dalam mengembangkan kemampuan mengajar sehingga siswa dapat maksimalbelajar walaupun melihat kenyataan masihbanyak guru yang masih saja mempertahankan metode-metode pembelajaran lama. Kemampuan yang dimaksudkan adalah kemampuan mengajar dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat, efisien dan efektif.

Untuk mencapai tujuan diatas dibutuhkan model pembelajaranyang sesuai, salah satunya adalah model pembelajaran berbasis pada masalah atau BBM. Belajar berbasis pada masalah merupakan suatu model pembelajran kooperatif pada prinsip penggunaan permasalahan sebagai titik awal untuk pengadaan pengetahuan baru. Pendekatan pemecahan masalah ini menempatkan guru sebagai fasilitator dimana kegiatan belajar mengajar akan dititik beratkan pada keaktifan siswa, kegiatan belajar ini dapat mengaktifkan kemampuan siswa dalam memahami konsep, menggunakan penalaran, memecahkan masalah, mengemukakan ide/gagasan, dan mampu bekerjasama. Proses belajar yang mengikutsertakan siswa secara aktif baik itu secara individu maupun kelompok, akan lebih bermakna karena dalam proses pembelajran siswa mempunyai lebih banyak pengalaman. Dengan model pembelajaran berbasis pada masalahsiswa akan lebih kreatif.

Mengapa menggunakan model pembelajaran berbasis pada masalah? Karena BBM menawarkan suatu konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Tiga strategi utama yang dapat dikembangkan dalam BBM yaitu; Pertama, menciptakan lingkungan belajar yang menantang kemampuan berfikir siswa. Dalam setiap kegiatan pembelajaran, sering-seringlah guru memberikan soal-soal materi pelajaran yang memfasilitasi kemampuan berfikir siswa dari mulai tahap pengetahuan sampai tahap evaluasi. Soal-soal pelajaran dikemas semenarik mungkin, misalnya melalui teka-teki, simulasi permainan, ini bertujuan agar siswa terbiasa untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam konteks pemberdayaan potensi otak siswa; Kedua, menciptakan lingkungan pembelajran yang menyenangkan. Hindari pembelajaran yanag membuat siswa merasa tidak nyaman, tertekan, dan tidak senang terlibat didalamnya. Pembelajran dapat diselingi dengan permainan-permainan menarik dan bernyanyi yang menjadikan suasana santai. Karena seseorang akan belajar dengan segenap kemampuannya apabila ia menyukai apa yang dipelajari dan akhinya akan merasa senang terlibat di dalamny; Ketiga, menciptakana situasi pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Siswa sebagai pembelajar dirangsang melalui kegiatan pembelajaran untuk dapat membangun pengetahuan mereka melalui proses belajar aktif yang mereka lakukan sendiri. Guru harus mampu membangun situasi pembelajaran yang memungkinkan seluruh anggota badan siswa beraktivitas secara optimal.

Model pembelajaran BBM dapat digunakan seorang guru ketika mengajarkan ketrampilan berfikir dan ketrampilam/krativitas dalam memecahkan masalah. Contoh model pembelajran berbasis pada masalah dalam pembelajran IPA, guru memberikan suatumasalah bagaimana menetaskan sebutir telur tanpa dierami induknya. Para siswa diminta mencari caranya dan mempraktekannya dengan mempertimbangkan faktor-faktornya. Dengan begitu siswa akan tertantang untuk mencari cara dan berinovasi untuk memecahkan masalah tersebut.

Dalam model pembelajaran berbasis pada masalah satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian diberi masalah dan siswa bersama-sama memecahkan masalah tersebut. satu kelas kelas dibagi beberapa kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 3-5 anak untuk mendiskusikan suatu topik atau memecahkan suatu masalah, bisa dilakukan di dalam kelas atau di luar kelas . Memecahkan masalah merupakan metode belajar yang mengharuskan pelajar untuk menemukan jawabannya. Medel ini dapat didasarkan pada penelitian, pengajaran unit yang terintrogasi, dan pengajaran yang aktif. Model pembelajaran ini sebaiknya diterapkan pada siswa SD kelas atas seperti kelas 5 dan 6, karena kemampuan menganalisis mereka terhadap suatu masalah sudah cukup mumpuni. Model pembelajaran ini membutuhkan waktu lama namun bisa disiasati dengan dikerjakan diluar waktu pembelajaran namun tetep berkelompok pengerjaannya bisa untuk tugas rumah. Namun kita juga harus memahami bahwa tidak semua model pembelajaran bisa diterapkan di semua mata pelajaran. Kita sering menemukan model pembelajaran yang hanya cocok diterapkan pada bebrapa mata pelajran saja tidak pas untuk yang lainnya. Oleh karena itu guru harus pintar-pintar memilih model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan yang terpenting sesuai dengan gaya belajar siswanya. Bisa saja model pembelajaran sudah sesuai dengan materi yang disajikan namun belum tentu sesuai dengan gaya belajar siswa, bila hal ini terjadi maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik tidak ada sinkronisasi antara guru dan siswa. Yang terpenting adalah, bahwa setiap model pembelajaran yang digunakan mempunyai tujuan untuk mendidik anak agar sanggup memecahkan masalah.

Langkah-langkah yang diikuti dalam pemecahan masalah pada umumnya seperti yang dikemukakan oleh John Dewey, yaitu; pelajar dihadapkan pada masalah; pelajar merumuskan masalah itu; pelajar merumuskan hipotesis; dan pelajar menguji hipotesis tersebut.

Demikian hasil pemikiran penulis mengenai inovasi dalam pembelajaran. Semoga dapat diimplikasikan dalam pembelajaran dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajan yang sebenarnya yaitu mengoptimalkan kemampuan siswa untuk belajar. Mengajar dikatakan berhasil apabila seorang guru mampu membelajarkan siswanya, mampu menjadikan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun