Mohon tunggu...
Layinatus Sifah
Layinatus Sifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Nama : Layinatus Sifah NIM : 211310004626 Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Malas Belajar karena Kecanduan Gadget? Ini Solusinya

6 April 2022   00:08 Diperbarui: 6 April 2022   02:19 2658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam dunia pendidikan, tentunya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya belajar. Belajar merupakan usaha anak didik untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Belajar menjadi salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh mereka yang masih duduk di bangku sekolah, perkuliahan atau bahkan mereka yang sudah lulus dari bangku pendidikan. Karena setiap manusia tidak dapat dipisahkan dari yang namanya belajar jika mereka ingin terus tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih maju. 

Jika mendengar kata belajar, mungkin yang akan terlintas dipikiran adalah membaca buku, berdiam diri di perpustakaan untuk berkutat dengan buku-buku dan hal lain semacamnya. Bayangan ini yang menyebabkan banyak orang yang menganggap belajar adalah hal yang membosankan, terutama bagi anak-anak sehingga mereka menjadi malas untuk belajar.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan dalam menghadapi anak yang malas belajar :

1. Batasi waktu bermain gadget

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat penggunanya semakin bertambah dan bervariasi. Mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Bagi orang dewasa mungkin sudah bisa mengontrol dirinya dalam menggunakan teknologi, berbeda dengan anak-anak. Seringkali anak-anak menggunakan teknologi seperti gadget tanpa tau batasan waktu, apalagi jika orang tua tidak memperhatikannya. Jika dibiarkan terus menerus, anak akan menjadi kecanduan dalam bermain gadget sehingga melupakan kewajibannya yang lain yaitu belajar. Jadi, orang tua perlu memberikan batasan kepada anak dalam menggunakan gadget. Bila perlu, orang tua bisa membuat jadwal khusus kegiatan anak dalam satu hari. Dengan begitu pembagian waktu anak akan lebih teratur, kapan waktunya untuk bermain dan kapan waktunya untuk belajar.

2. Bermain sambil belajar

Dunia anak-anak memang tidak bisa lepas dari bermain. Namun kewajiban lain yang harus dilakukan adalah belajar. Kita tentu tidak bisa memaksakan anak untuk belajar, kita juga tidak seharusnya membiarkan anak terus-terusan bermain hingga lupa untuk belajar. Maka kedua hal tersebut yaitu bermain dan belajar dapat dikolaborasikan. Orang tua bisa berinovasi untuk membuat permainan-permainan yang mengandung unsur pembelajaran didalamnya. Hal ini akan membuat anak merasa lebih enjoy dalam belajar.

3. Berikan Reward

Memberikan reward atau hadiah kepada anak karena prestasi yang dicapai akan membuat anak menjadi termotivasi dan semangat untuk belajar lebih giat lagi. Namun perlu diingat, sebelum memberikan reward orang tua perlu memberi pemahaman kepada anak bahwa belajar merupakan kewajibannya, tujuan dari belajar adalah agar anak memiliki pengetahuan yang luas. Sementara reward adalah pemacu belajarnya. Jangan sampai anak menjadi salah pemahaman dan menganggap tujuan belajar dan berprestasi adalah agar mendapatkan hadiah dari orang tuanya.

Itulah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang malas belajar. Perlu diingat bahwa peran orang tua sangat penting dalam memantau perkembangan anak serta mengarahkan anak ke jalan yang benar. Maka dari itu sebelum memberikan pengertian kepada anak mengenai hal yang benar dan salah, orang tua perlu memberikan contoh terlebih dahulu melalui sikap dan perilakunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun