Mohon tunggu...
Layin motik
Layin motik Mohon Tunggu... -

Myself

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengajar dan Belajar dengan Hati

13 Februari 2015   22:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:14 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengajar dan belajar dengan hati, mungkin ini bagi sebagian orang tampak berlebihan, atau mungkin juga dinilai tidak penting. Namun, paling tidak kegiatan yang selama ini saya jalani berhasil mengubah kehidupan saya sebagai guru Taman Kanak-kanak (TK). Dimana sebelumnya setelah lulus SMA saya sempat bekerja disalah satu perusahaan yang kegiatannya monoton.

Setiap hari hanya itu-itu saja yang saya kerjakan, tidak ada hal yang menantang.dan menarik. Namun setelah saya memutuskan untuk keluar dari perusahaan tersebut dan memilih untuk kuliah. Kemudian saya mencoba untuk mengajar di Taman Kanak-kanak untuk mengisi waktu luang disela-sela kuliah saya.

Dengan kehidupan yang sekarang ini merupakan hari-hari yang bermakna, menjadi hari-hari yang menyenangkan sekaligus mengharukan. Ada tantangan tersendiri untuk menghadapi tingkah anak-anak yang setiap harinya memiliki tingkah yang bervariatif

Pada saat-saat awal belajar menjadi pengajar sebagai guru TK, saya berusaha mengajarkan etika akademik yang pernah saya pelajari dan pengalaman dari kakak saya yang juga seorang guru TK. Disiplin, semangat, jujur, dan dan amanah. Kegiatan ini saya lakukan dalam rangka mengisi waktu saya di pagi hari, karena waktukuliah mengambil sore hari.

Selain mengajarkan anak-anak di sekolah Taman Kanak-Kanak, saya juga mendapat pengalaman untuk mendidik anak ketika sudah berkeluarga. Belajar menyayangi anak-anak, belajar betapa penting pendidikan untuk anak.

Karena di masa sekarang masih banyak orang yang tidak mementingkan pendidikan terhadap anaknya. Salah satu tanggung jawab orangtua untuk anaknya adalah memberikan pendidikan yang terbaik. Tidak dapat dipungkiri bahwa bagi mereka yang tidak terlalu peduli akan pendidikan diakibatkan beberapa faktor, mungkin dengan ketiadaan biaya, ya.. walaupun pemerintah sudah membebaskan biaya pendidikan sampai tingkat atas, tetapi ada saja orangtua harus membeli perlengkapan sekolah anaknya, ketiadaan ini yang membuat mereka untuk berpikir ulang, apakah untuk membeli perlengkapan sekolah atau untuk makan? Itulah dilema yang kita hadapi saat ini.

Seberapa pentingkah pendidikan menurut anda???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun