"Didiklah anak sesuai dengan zamannya karena mereka hidup pada zamannya bukan pada zamanmu" (Ali bin Abi Thalib)
Dalam era yang semakin digital, perbedaan antara generasi semakin terlihat jelas. Masing-masing generasi memiliki cara pandang, nilai-nilai, dan preferensi yang berbeda dalam hal bekerja dan berkomunikasi. Fenomena perbedaan ini bisa kita sebut sebagai gap generasi.
Gap generasi bukanlah sesuatu yang baru. Gap ini juga hal yang alami terjadi. Setiap generasi mengalami perubahan dan perkembangan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Namun, dengan adanya teknologi yang semakin canggih dan arus informasi yang semakin cepat, perbedaan antara generasi menjadi semakin signifikan.Â
Dan bagi sebuah organisasi atau perusahaan, Gap Generasi menjadi tantangan tersendiri. Sebutlah, generasi baby boomer cenderung lebih terbiasa dengan cara kerja yang tradisional dan hierarkis, sementara generasi milenial lebih suka lingkungan kerja yang kolaboratif dan fleksibel. Generasi Z, di sisi lain, tumbuh dengan teknologi dan memiliki kecenderungan untuk memilih komunikasi digital daripada tatap muka.
MENGENAL TEORI GENERASIÂ
Sebelum lebih jauh memahami Gap yang terjadi, mari kita melihat kembali Teori Generasi. Teori ini menarik untuk kita pelajari. Menurut teori ini, setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari tahun kelahirannya atau generasinya. Nah, kali ini kita akan bahas tentang jenis-jenis generasi yang ada, beserta rentang tahun kelahiran dan karakteristik yang melekat pada tiap generasinya.
Traditionalists (1901-1945)
Generasi ini adalah orang-orang yang lahir sebelum Perang Dunia II dan sering disebut juga sebagai Silent Generation. Mereka tumbuh di tengah masa depresi ekonomi dan perang, sehingga mereka cenderung lebih disiplin dan konservatif dalam segala hal.
Baby Boomers (1946-1964)