Musim hujan selalu memberikan suasana khas, bersama hawa dingin yang menyertai, suara rintik hujan yang turun dan aroma tanah basah yang menenangkan. Musim hujan akan menjadi menyenangkan bagi sebagian orang yang menikmati waktu mereka bersama keluarga dan orang-orang tersayang di rumah, duduk di ruang tengah semabari berbincang tentang hari-hari yang telah mereka lewati, atau sekedar duduk di teras rumah, melihat rintik hujan ditemani secangkir teh hangat yang menenangkan. Namun bagi sebagian orang sisanya musim hujan menjadi sebuah momok yang mengingatkan mereka pada kehangatan rumah, termasuk bagi mahasiswa rantau yang harus jauh dari rumah dan keluarga untuk menimba ilmu.
Musim Hujan dan Rasa Rindu
Rasa rindu bukan hanya bisa dipicu oleh aroma parfum saja, tetapi aroma tanah basah dan rintik hujan yang mengguyur jalanan sekitar menjadi salah satunya. Hujan dapat membawa kembali kenangan akan rumah dan seisinya, menikmati masakan ibu di ruang makan bersama, berbincang di ruang tamu, atau sekedar mendengarkan bunyi rintik hujan dan suara kodok setelah hujan. Bagi mahasiswa rantau, memori akan rumah sering muncul ketika mereka harus menjalani keseharian jauh dari keluarga.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa cuaca dingin dapat menimbulkan perasaan nostalgia, yang kemudian mendorong seseorang untuk kembali ke tempat mereka merasa nyaman. Pada situasi ini, rumah menjadi tempat paling hangat yang diselimuti kebersamaan bersama dengan keluarga tersayang.
Â
Tantangan Musim Hujan di Perantauan
Pada beberapa hal dan kondisi, musim hujan menjadi tantanga bagi mahasiswa rantau, beberapa diantaranya adalah:
1. Curah hujan yang menyulitkan aktivitas mahasiswa karena akses perjalanan menjadi lebih sulit.
2. Bagi sebagian Mahasiswa, musim hujan dan cuaca dingin membuat ruang kos menjadi lembab dan meningkatkan rasa tidak nyaman.
3. Cuaca dingin pada musim hujan menimbukan rasa kesepian pada mahasiwa rantau yang menyebabkan mereka merindukan rumah atau orang-orang terdekat.
Tantangan di atas seringkali memingkatkan keinginan mahasiswa rantau untuk pulang ke rumah, tempat di mana mereka  merasakan kenyamanan dan kehangatan.
Rumah sebagai Tempat Pemulihan
Hal menarik yang perlu diketahui, bahwa rasa ingin pulang pada mahasiswa rantau disebabkan karena mereka ingin mendapatkan tempat pemulihan, terbebas dari stress yang mereka rasakan di tempat rantau untuk kemudian mendapatkan dukungan dan kehangata langsung dari keluarga. Hal yang sama dirasakan oleh Luluk Nikmahtul, mahasiswi asal Tulungagung yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Negeri Surabaya.
" Kalau bisa sebenarnya saya berharap setiap akhir pekan bisa pulang ke rumah, mengingat waktu perjalanan antara Surabaya dan Tulungagung hanya 4 setengah jam. Meskipun setiap pulang saya harus berebut tiket kereta di jam 12 malam agar mendapatkan tiket pulang, tapi semua itu tidak sebanding dengan kebahagiaan saya ketika bisa pulang ke rumah dan melepaskan semua beban di tempat rantau, walau hanya sementara, apalagi di musim hujan seperi sekarang ini," ucapnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa mahasiwa rantau mendambakan pulang ke rumah di setiap akhir pekan. Masakan ibu dengan bumbunya yang khas, kopi buatan ayah yang memiliki racikan pas, dan jajan rumah itu menjadi hal yang sangat dirindukan di musim hujan. Biasanya setelah melewati hujan deras, semua hal itu sudah menyambut ramah di rumah, Â juga dengan suara kodok bersahutan yang tidak dijumpai di tempat rantau.
Upaya memerangi Rasa Rindu ketika Musim Hujan
Bagi mahasiswa rantau yang rindu akan rumah namun memiliki kendala untuk pulang dan harus tetap di tempat rantau, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memerangi rasa rindu:
1. Selalu menjaga hubungan baik dari keluarga, hal tersebut bisa dilakukan dengan melakukan video call, telepon, atau sekedar chat.
2. Gunakan waktu untuk berkumpul bersama sahabat atau teman yang mampu memahami dan menciptakan kebersamaan yang hangat.
3. Buatlah suasana kos atau tempat tinggal di perantuan menjadi sehangatt dan senyaman mungkin, meskipun tidak dapat menandingi kehangatan rumah, tapi setidaknya rasa rindu akan kehangatan dan kenyamanan rumah akan sedikit terobati.
Musim hujan di tempat rantau memang tidak semenyenangkan seperti musim hujan ketika berada di rumah. Namun, apapun yang terjadi kita harus selalu bersyukur dan berusaha menciptakan suasana yang nyaman di manapun dan kapanpun kita berada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H