Mohon tunggu...
Edy Maryono
Edy Maryono Mohon Tunggu... -

Berusaha mengalahkan Ego,Rela Berkorban adalah perjuangan untuk menuju Bahagia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hikmah Dibalik Gunung Kelud Meletus

15 Februari 2014   17:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:48 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ditengah tengah keheningan  Malam Jum'at Wage , Tanggal 13 Bakda Mulud 1947, atau Tanggal 14 Rabiul Awal 1435 H, atau Kamis Pon tanggal 13 Februari 2014 sekitar pukul 22.50 WIB. tengah malam, Gunung Kelud yang keberadaannya terletak di tiga Kabupaten yaitu Kediri, Blitar dan Malang telah memuntahkan isi perutnya berupa material Batu. pasir dan lumpur abu vulkanik yang diperkirakan berjumlah antara 150 hingga 200 juta M3, material menyembur keatas langit diperkirakan sejauh 17.000 meter dan terbawa angin ke arah Barat Daya hingga meluncur jauh sampai Kota Bandung Jawa Barat, sehingga wilayah yang terlewati terjadi hujan abu vulkanik antara lain kota Blitar,Trenggalek, Ponorogo, Magetan, Karanganyar, Solo , Sukoharjo,Klaten, Boyolali,Jogja, Magetan, Purwokerto,Tasimalaya, Pangandaran dsb.

Di tempat  tinggalku sendiri yaitu di Karanganyar, Jawa Tengah abu vulkanik cukup tebal sampai dedaunan dikebun dan halaman pada leseh , dikebunku sendiri daun pepaya pada pepes tangkainya karena tidak kuat menahan material hujan abu yg menumpuk tebal diatas daun tersebut, disamping itu hujan abu tersebut juga mengakibatkan polusi udara yg amat parah karena dijalan-jalan raya yang dilalui kendaraan abu berterbangan amat pekat sehingga jarak pandang kira-kira hanya  sekitar 10 meter, akibat keadaan itu sekolah dan kantor-kantor pemerintahan pada diliburkan hingga 2(dua) hari, yaitu hari Jum'at dan Sabtu

Itulah salah satu fenomena isi alam semesta dimana campur tangan Tuhan pastilah berada disitu, Dia Maha Besar kekuasaannya, Dia Maha Perkasa Kekuatannya, Gunung sebagai ciptaaNya cukuplah memberi peringatan kepada kita semua bahwa ketentraman itu bernilai, keamanan itu bernilai, kedaimaian itu bernilai dan hal ini membuka kesadaran kita bahwa hidup/nyawa itu bernilai tak terhingga, mereka rela meninggalkan harta dirumahnya, rela meninggalkan ternak dan sawah ladangnya karena ingin tetap hidup

Mereka lari terbirit-birit karena tak ingin sakit, mereka mengungsi karena tak ingin mati, ini membuka kesadaran kita bahwa kehidupan dan kesehatan itu adalah karunia yang tak terhingga nilainya.

Namun kala dia telah bebas dari maut , saat dipengungsian merekapun sering memikirkan harta yg ditinggalkannya, rumahnya, kebunnya, ternaknya, dia gelisah dan tak bisa tidur nyenyak, dan demi hartanya banyak orang berani mengambil resiko walau kadang nyawa dipertaruhkan, mereka berani kembali menyambangi rumahnya ternaknya kebunnya demi mempertahankan hartanya disana, hal ini menimbulkan kesadaran baru bahwa sebenarnya antara harta dan nyawa atau kehidupan itu ada hubungan timbal balik yang  unik.

Ketika sehatnya orang rela bertaruh nyawa demi mendapatkan harta, ketika sakitnya orang rela melepas harta demi nyawa.

Padahal  sebenarnya Harta kita itu cuma ada 3 hal yaitu, 1. Makanan yang telah tertelan diperut dan akhirnya menjadi kotoran , 2. Pakaian barumu hingga lusuhnya, 3.amalan baik/sedekahmu yg telah engkau lakukan dengan ihlas dan engkau tidak merusaknya dengan riya' anas (pamer pada manusia lain/ingin popularitas)

Sedangkan Harta Perhiasan yg kau simpan, Kendaraan yg kau banggakan, Hewan Ternak dan,Sawah Ladang serta cadangan makan yang kini masih dilumbungmu, sewaktu-waktu bisa hilang sirna sedangkan engkau belum memanfaatkan atau menggunakannya untuk suatu kebaikan demi bekal menghadap Tuhanmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun