Dunia digital dan teknologi sudah semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Hal itu pun membuat orang-orang hanya memanfaatkan hal tersebut tanpa mengenali etika-etika dasar dalam menikmati digitalisasi yang semakin berkembang ini. digitalisasi pun ikut berkembang dalam dunia pendidikan yang pasti digunakan oleh remaja dan anak-anak dibawah usia untuk siap memakaian internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali etika-etika dasar yang harus kita miliki sebagai pengguna aktif media sosial yang cerdas dan bijak. Dengan memanfaatkan analisis terhadap literatur, penelitian ini menjelajahi perilaku-perilaku netizen sebagai pengguna aktif ruang digital khususnya dalam dunia pendidikan.
      Ancaman kekerasan atau bulying juga masih sering terjadi dalam ruang digital dan media sosial masa kini, contohnya seperti para pelajar SD dan SMP yang masih belum mengerti akan dampak setelah melakukan hal tersebut. Peran orang tua pun sangat di perlukan dalam masalah ini, sebab bila orang tua diam dan tutup mata saja, anak tidak akan mengerti akan konsekuensi dari apa yang mereka lakukan. Maka dari itu, penelitian ini pun menggiring opini untuk para orang tua agar dapat lebih peka terhadap apa yang dilakukan anak dalam ruang digital yang sudah semakin bebas digunakan masa kini. Dengan besar harapan pada remaja dan anak-anak agar lebih mudah memahami dampak atau konsekuensi bila menyalah gunakan ruang digital dan media social di masa kini.
      Dan kita sebagai peran aktif ruang digital dan media sosial masa kini pun harus bisa memberikan contoh yang baik dan bijak pada anak-anak, teman, dan saudara-saudara kita, agar mereka bisa mencerminkan peran aktif yang baik dan bijak dalam ruang digital dan media sosial. Jika tidak seperti itu, kita tidak akan pernah memutuskan rantai yang buruk dalam etika digital masa kini. Yang ada, akan terus menerus terjadi hal-hal negatif dalam menggunakan ruang digital dan media social. Sebaliknya, bila kita sebagai peran aktif ruang digital bisa mencerminkan hal-hal atau contoh-contoh yang baik, anak-anak atau saudara-saudara kita bisa mencontoh yang baik juga. Khususnya dibidang pendidikan ini, terasa sulit namun bila kita mampu konsisten, rantai buruk tersebut akan berhenti juga. Selain memberikan contoh, kita juga perlu memberikan sosialisasi yang baik dan mudah dimengerti pada anak-anak sekolah agar tetap menjaga kesehatan mental dalam konsumsi ruang digital.
      Penambahan sosialisasi dengan materi beretika digital dalam pendidikan pun bisa menjadi peran yang strategis dan mampu dalam menangani masalah yang terjadi ini. karena bidang kurikulum pendidikan kewarganegaraan juga menjadi peran yang penting dalam menjaga kesehatan, mental, dan khusunya untuk menjaga etika para anak didik sekolahnya. Bila tidak dijaga dengan baik para anak didik sekolahnya akan menjadi peran aktif digital yang tidak beretika, dalam artian mereka hanya memakai ruang digital dengan seenaknya tanpa mengetahui norma-norma yang harus diperhatikan.
      Melalui pendekatan antara bidang pendidikan kewarganegaraan dan para anak didik sekolahnya, diharapkan bisa membangun iklim yang positif dalam penggunaan ruang digital dan teknologi di jaman ini. dengan menyoroti beberapa hal seperti konsekuensi dalam penyalah gunaan ruang digital masa kini.  Bisa juga diadakan beberapa tugas sekolah yang mencakup isi dari data-data penting tentang etika dalam ranah pendidikan. Maka dari itu, ini isi opini yang sudah saya rangkum dari beberapa sumber sebagai berikut.
        Penelitian ini mendalami opini etika digital dalam konteks pendidikan kewarganegaraan dengan fokus pada dampak dan tantangan yang dihadapi khususnya oleh pelajar yang sudah mengalami peningkatan digital yang begitu pesat. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa perkembangan signifikan dalam penggunaan internet, terutama pada peningkatan jumlah pengguna dan waktu yang dihabiskan untuk menggunakan internet yang mana menciptakan tantangan baru dalam etika pelajar dan masyarakat Indonesia.
      Data dari We Are Social yang mencatat tentang berapa rata-rata masyarakat khususnya pelajar menghabiskan waktu dengan ruang digital seperti internet berisikan rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan waktu 7 jam 42 menit setiap harinya. Hal ini merupakan sebuah data yang akan menjadi tantangan baru bagi kita semua, yang mana artinya masyarakat Indonesia khusunya pelajar menunjukkan bahwa masyarakat semakin kecanduan dengan dunia digital. Yang menjadi sebuah tantangan adalah pembentukan perilaku online yang etis, bertanggung jawab, ujaran kebencian, dan pelecehan daring. Lalu yang kedua adalah karena waktu konsumsi yang banyak, ada indikasi dimana pelajar lebih cenderung menghabiskan waktu untuk berlarut dalam internet daripada literasi.
      Menurut saya, internet merupakan ruang untuk mengekspresikan beberapa hal seperti emosi, kepemilikan sesuatu, dan sumber informasi. Masa remaja ini juga sedang aktifnya bermain internet untuk mengisi waktu luang yang malah menghabiskan banyak waktu secara tidak sadar. Ketimbang mengerjakan tugas, anak-anak dan remaja masa kini lebih memilih membuka platform hiburan seperti bermain game dan video-video pendek.
      Peran orang tua pun sangat penting untuk mendidik anak-anaknya untuk mengetahui beberapa etika dalam menggunakan ruang digital dan teknologi. kebanyakan dari orang tua ingin serba instan dengan memberikan ruang digital yang sangat bebas pada anak-anaknya. Tanpa disadari, remaja dan anak-anak yang mentalnya belum cukup akan merasa berkegantungan bila tidak diberikan ruang digital seperti internet.
      Maka peran orang tua yang selain memberi fasilitas ruang digital tersebut, harus juga bisa membawa anak-anaknya pada ruang digital yang positif. Sehingga anak-anak dan remaja bisa menggunakan fasilitas tersebut dengan baik dan sehat. Karena ancaman pelecehan digital pun sangat besar di jaman ini, maka orang tua harus lebih sadar untuk memperhatikan anaknya agar menjadi peran aktif yang bijak dalam menggunakan ruang digital dan teknologi seperti internet.
      Kesimpulannya, ruang digital dan teknologi yang luas ini mencakup hal positif dan negatif yang sangat luas. Positifnya, anak-anak dan remaja bisa menggunakan fasilitas tersebut dengan baik dan digunakan untuk melakukan hal-hal terdidik seperti mencari tugas sekolah dan belajar mengembangkan keahlian-keahlian yang dimilikinya.