Hari Orang Miskin Sedunia
Minggu, 19 November 2017 Bapa Suci Paus Fransisikus menetapkan hari ini sebagai Hari Orang Miskin Sedunia yang Pertama. Dalam seruannya Paus Fransiskus mengajak semua umat untuk mencintai bukan dengan kata-kata melainkan dengan perbuatan. Semua umat dipanggil untuk mendekati orang miskin, merangkul mereka dan membiarkan mereka merasakan kehangatan kasih yang menerobos kesendirian mereka. Tangan  mereka yang terulur juga merupakan undangan untuk melangkah keluar dari kepastian dan kenyamanan kita, serta menyadari nilai kemiskinan itu sendiri.
Kemiskinan adalah sikap batin yang menghindari dan memandang uang, karir serta kemewahan sebagai tujuan hidup kita dan sebuah kondisi untuk kebahagiaan pribadi. Kemiskinan justru menciptakan kondisi untuk dengan rela memikul tanggungjawab pribadi dan keprihatinan sosial. Wajah kemiskinan sering kali ditandai dengan penderitaan, penelantaran, penindasan, kekerasan, penyiksaan, dan pemenjaraan, peperangan, perampasan kebebasan dan martabat, ketidaktahuan dan buta huruf, keadaan darurat medis dan kekurangan pekerjaan, perdagangan manusia dan perbudakan, pengasingan dan migrasi paksa. Yang sungguh memprihatinkan adalah kemiskinan yang lahir akibat dari ketidakadilan sosial, kemrosotan moral, keserakahan segelintir orang dan ketidak pedulian yang merata.
Romo Maswan Susinto, SJ membagikan pengalamannya bersama JRS (Jesuit Refugee Service/Pelayanan Jesuit bagi Pengungsi). JRS adalah karya Serikat Jesus yang mempunyai misi untuk menemani, melayani, dan membela hak-hak para pengungsi. JRS Indonesia menangani berbagai krisis kemanusiaan akibat konflik, pengungsi, korban bencana alam dan mendampingi para pencari suaka (asylum seekers) dan pengungsi lintas batas negara (refugees). Mereka terpaksa mengungsi karena ancaman pembunuhan dan penganiayaan dalam situasi konflik atau perang. Informasi lebih lengkap mengenai JRS bisa mengunjungi link berikut : http://jrs.or.id/
Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Universitas Sanata Dharma (USD) selalu berketetapan untuk mempunyai keberpihakan kepada yang miskin. Sebagai salah satu unsur pendukung yang membantu pimpinan Universitas, Lembaga Kesejahteraan Mahasiswa (LKM) menjadi jembatan penghubung antara para dermawan yang memiliki kepedulian terhadap masalah pendidikan dan sosial dengan para mahasiswa yang membutuhkan pelayanan tersebut. Di usia yang ke tiga tahun, LKM berusaha menjawab kebutuhan sebagian mahasiswa yang mengalami hambatan finansial dalam proses studi mereka.
Disamping dalam bentuk beasiswa, Universitas Sanata Dharma melalui LKM juga merealisasikan pemberian subsidi biaya kesehatan dan pengerjaan Tugas Akhir bagi yang benar-benar kesulitan secara finansial. Bantuan bagi para mahasiswa yang berada pada semester akhir dan masih harus menyelesaikan pembayaran uang kuliah dalam jumlah yang besar di pandanga sangat memberatkan apabila diselesaikan dalam jangka waktu yang pendek. Oleh karena itu LKM memberikan pinjaman tanpa bunga untuk pembayaran uang kuliah dan pengembaliannya dapat diangsur setelah mahasiswa bekerja dan memiliki penghasilan sendiri.
Dari jumlah mahasiswa yang mencapai 11.000 masih ada sebagian kecil yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi. Meskipun hanya sebagian kecil tentu saja hal ini tidak dapat diabaikan. Universitas Sanata Dharma berupaya mencarikan solusi. Melalui LKM sebagian kecil mahasiswa yang mengalami kesulitan tersebut telah terbantu dengan menyediakan kupon makan yang dapat digunakan untuk makan di beberapa warung yang telah bekerjasama dengan LKM.
Dari tahun ke tahun tampak jelas bahwa semakin banyak mahasiswa yang  membutuhkan beasiswa sementara kemampuan Universitas Sanata Dharma untuk memenuhi kebutuhan tersebut masih terbatas. Keterbatasan dalam usaha membantu para mahasiswa yang tidak mampu secara finansial, mendorong LKM untuk terus berusaha mempertahankan dan mengajak pihak-pihak lain baik perorangan, perusahaan maupun para alumni untuk mau terlibat dalam mengatasi keterbatasan ini. "Preferential option for and with the poor" yang menjadi bagian dari identitas Universitas Sanata Dharma terus menerus didengungkan agar semakin banyak orang yang mengalami kebaikan Tuhan melalui sapaan dan bantuan bagi sesama yang membutuhkan.
Pendampingan menjadi bagian yang amat penting dalam menyelenggarakan beasiswa. Beberapa perusahaan pemberi beasiswa telah sekaligus memfasilitasi kegiatan pendampingan. Namun demikian kebanyakan masalah pendampingan diserahkan kepada Universitas Sanata Dharma melalui LKM. Sampai saat ini LKM masih konsentrasi pendampingan pada penerima beasiswa 8 semester. Rentan waktu yang panjang memungkinkan LKM memberikan pendampingan secara berkesinambungan.
Melalui pendampingan yang intensif diharapkan terbentuk komunitas dengan pribadi-pribadi yang memiliki ikatan solidaritas yang kuat antara mereka. Ke depan diharapkan terbentuk lulusan USD yang memiliki kepedulian terhadap orang lain saat mereka berkiprah di masyarakat dengan peran masing-masing sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Kecerdasan intelektual dan profesionalitas, kiranya menjadi bagian yang mereka serap melalui aktivitas perkuliahan yang mereka jalani dalam hidup keseharian mereka di Universitas Sanata Dharma.