Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Term "Kebocoran" Versi Debat Capres II

18 Juni 2014   18:41 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:15 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah banyak tulisan, obrolan bahkan pembahasan serius tentang istilah atau term 'kebocoran' versi perhelatan debat capres II tanggal 15 Juni 2014 lalu. Hal ini menjadi perbincangan bahkan perdebatan setelah term ini diungkapkan salah satu capres, Prabwo Subianto.

Prabowo mengungkapkan secara gamblang bahwa persoalan ekonomi negeri ini yang belum membuat masyarakat sejahtera lantaran banyak kebocoran anggaran yang terjadi pada pemerintah masa sebelumnya. Bahkan dengan angka yang sungguh luar biasa.

Kita toh mengapresiasi apa pun yang dimanfaatkan para capres untuk meneguhkan para pilihannya atau pun yang masih ragu-ragu agar bisa memilih dirinya setelah acara debat dilangsungkan. Tentu, debat yang dihelat KPU agar bisa menunjukkan kepada masyarakat pemilih tentang kompetensi dan kualitas seorang calon pemimpin yang akan mereka pilih tanggal 9 Juli 2014 nanti.

Debat capres II tanggal 15 Juni 2014 menuai banyak apresiasi positif tentang pemahaman kedua capres tentang pembangunan ekonomi dan kesejahteraan sosial. Keduanya telah memaparkan visi-misi dan program yang akan dilakukan yang berkaitan dengan kedua tema utama di atas.

Namun yang manarik perbincangan semua orang dalam semua media baik media massa maupun elektronik salah satunya term 'kebocoran'.

Baru selesai debat, ada klarifikasi langsung dari Cawapres Hatta Rajasa tentang angka kebocoran yang diungkapkan sang capresnya, Prabowo. Yang dimaksudkan dengan angka kebocoran anggaran adalah 'potensi' kebocoran dan bukan kebocoran an sihnya maksudnya.

Klarifikasi yang dilakukan Hatta Rajasa tidak meredam perbincangan yang makin simpang siur, justru membuat esensi yang diucapkan sang capres Prabowo makin berkelana ke mana-mana dan tidak lagi memahami arti yang sesungguhnya tentang istilah kebocoran. Maklum, yang memerintah 10 tahun belakangan ini adalah pemerintah yang salah seorang terbaik menjadi cawapres sang capres yang mengatakan secara jelas tentang masalah kebocoran menjadi salah satu sebab utama, masyarakat tidak meraih kesejahteraan.

Saya sendiri hingga melakukan penulisan ini semakin bingung dengan term 'kebocoran' yang dimaksudkan Prabowo. Untuk itu, mungkin baik pak Prabowo memberikan klarifikasi secara jelas apa yang dimaksudkan dengan term 'kebocoran' yang beliau ungkapkan pada acara debat kedua dan di banyak kesempatan apabila beliau berpidato.

Kita semua harus ada sepahaman bersama tentang kebocoran agar tidak semakin politis dan tidak mudah dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman apalagi fitnah di antara kita. Apakah yang dimaksudkan adalah potensi kebocoran atau memang kebocoran anggaran yang benar-benar terjadi. Ada banyak orang yang berkaitan langsung (pemerintah saat ini) dengan term dimaksud sudah memberikan pembantahan.

Apa pun komentar kita namun kali ini kita diperkaya lagi satu term ekonomi tentang kebocoran seperti yang kita ketahui selama ini.

*** 18 Juni 2014

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun