Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"SBY, Menjadi Cawapres!"

28 April 2014   17:33 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penulis sedikit terpengarah ketika membaca tulisan merdeka.com (http://www.merdeka.com/politik/sby-merasa-tersinggung-disuruh-jadi-wakil-presiden.html) pagi ini tentang kemungkinan koalisi partai poros tengah yang digalang oleh Demokrat untuk kembali mencalonkan SBY sebagai cawapres. Indah memang dunia ini. Seni juga dalam segala kemungkian di bidang politik.

Hal ini tidak ada masalah sejauh kalau SBY yang menjadi presiden RI selama 10 tahun merasa bahwa kinerjanya selama itu belum bisa membawa rakyat negeri ini ke arah yang cita-citakan atau dikampanyekan selama 10 tahun silam itu atau memang ada keinginan dan komitmen lebih untuk mengurus rakyat negeri ini sebagai wakil presiden apabila terpilih nanti. Sebagian rakyat tentu masih mengharapkannya.

Sah-sah saja, yang dulunya presiden lalu menjadi wakil presiden namun dilihat dari sisi regenerasi, kaderisasi kepemimpinan nasional maka SBY dianggap gagal mempersiapkannya secara terprogram kalau SBY mau menjadi cawapres. Namun semuanya itu masih dalam taraf kemungkinan hingga tanggal 25 Mei nanti ketika pendaftran para capres dan cawapres di KPU nasional.

Apabila SBY benar-benar bersedia dan memang menjadi cawapres maka pilpres tangga 09 Juli 2014 nanti mencatat rekor lantaran para kader muda seperti Jokowi akan bertarung dengan SBY yang memiliki pengalaman sebagai presiden bukan hanya 5 tahun melainkan 10 tahun. Rekornya akan semakin panas dicatat apabila pasangan SBY sebagai cawapres dan kita belum tahu siapa capresnya kalah dalam pertarungan dimaksud. Wah, ini suatu pembelajaran yang sangat unik dan menarik dikaji para politisi bukan hanya di Indonesia melainkan juga di dunia.

Di sisi lain, pencalonan wakil presiden oleh SBY mau menunjukkan kepada kita bahwa negeri ini kehilangan para kader yang militan dan kapabel selevel SBY. Namun di sisi lain, pencalonan wapres SBY yang akan seru apabila berhadapan dengan cawapres Jusuf Kalla memberikan pembelajaran bagi para partai negeri ini bahwa kaderisasi dan regenerasi sudah harus menjadi fokus dan perhatian utama agar Indoensia Hebat ke depan akan kehilangan kader terbaik menjadi pemimpin nasional.

Kita sambut pencalonan SBY sebagai cawapres dengan sukacita dan kita akan menyaksikan persaingan yang makin seru dan total. Hanya pasangan kandidat yang benar-benar dicintai rakyat akan menjadi pemenangnya. Mudah-mudahan pncalonan SBY bukan hanya olok-olokkan melainkan suatu kesungguhan setelah melihat dan mengkaji secara mendalam sebagai kandidat kemungkinan menang lebih besar. SBY pernah merasakan kemenangan sesansional tahun 2009 dengan dukungan 60% suara pilihan rakyat meski tidak efektif dalam pemerintahanya sehingga sebagai hukuman dari rakyat Partai Demokrat tidak meraih suara pemenang. Inilah garis lurus, pemerintah yang kurang efektif akan berpengaruh pada suara partai dan para koalisi pendukungnya.

Namun SBY dan capresnya bisa saja mengulang sejarah kemenangan yang sama apabila partai-partai poros tengah bisa secara serius mendukungnya. Penulis tetap menjatuhkan pilihan pada si kerempeng dari PDI Perjuangan.

Salam demokrasi dari Ende-Flores, 28 April 2014

Kosmas Lawa Bagho

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun