Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia Belum Bisa Juara

8 Desember 2017   12:10 Diperbarui: 8 Desember 2017   12:27 2028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pecinta Timnas sangat berharap Luis Milla dan Timnya bisa meraih juara pada kejuaraan Aceh World Solidarity Cup, Desember 2017. Sayang, Timnas yang sebagian besar U-23 dan tiga orang seniornya belum mampu mengalahkan diri sendiri dari kutukan untuk bisa meraih juara dan selalu aman dengan posisi "runer-up". 

Kejadian Timnas senantiasa berulang dan terus berulang. Berbagai kejuaraan yang diikuti Timnas kita, awalnya memberikan harapan juara yang luar biasa namun dalam perjalanan selanjutnya selalu kandas pada detik-detik akhir menuju tangga juara. 

Mungkinkah ini sebuah kebetulan atau kutukan? Penulis melihat sebagai kebetulan. Namun agak hati-hati bagi Timnas kita sebab apabila kebetulan tersebut terus berulang dan berulang akan menjadi kutukan. Itu berarti bahwa memang Timnas kita hanya layak sampai semifinal atau final dalam sebuh kejuaraan si kulit bundar.

Belum lagi, keterulangannya tersebut menjadi bagian dari pemikiran dan kesadaran  para pemain kita.  Suatu bentuk ketugian apabila kekalahan di akhir-akhir pertandingan, itu sudah menjadi kebiasaan karena selalu berulang kita kalah.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan para pelatih terutama Bung Luis Milla, sungguh-sungguh memotivasi para pemainnya agar keluar dari "kutukan" untuk selalu kandas di partai puncak menuju juara.

Penampilan Timnas kita pada Aceh World Solidarity Cup tahun ini sungguh menjanjikan pada awal-awal pertandingan. Melibas Timnas Brunei Darusallam 0-4 serta menggilas Timnas Mongolia pada pertandingan kedua 2-3 namun kita kandas dan patah sayapnya  pada partai penentuan juar melawan Kirgistan 0-1.

Pertandingan tersebut, kita banyak menguasai permainan dan memiliki sejumlah peluang emas untuk dijadikan menjadi gol. Namun dalam pertandingan 2 x 45 menit, kita tak mampu melesakkan satu gol pun sementara Kirgistan yang agak sulit mengembangkan permainan bisa memanfaatkan satu peluang dan menjadi gol. Satu gol menghantar Timnas Kirgistan meraih singgasana AWS, Desember 2017.

Tidak apa-apa. Timnas kita perlu belajar dari kekalahan. Kekalahan harus membuat para pemain kita semakin berkarakter kuat sebagai pejuang agar bisa meraih hasil optimla pada Asian Games tahun depan di Indonesia.

Kuburkan kutukan bahwa kita tidak bisa jadi juara dengan cara menjadi juara. Selamat berjuang Bung Luis Milla dan semua pihak yang terlibat dalam penciptaaan kualitas Timnas kita.

Ende, 08 Desember 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun