Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Money

Manajemen Karier, Kinerja, dan Retensi Individual dalam Bisnis

26 Oktober 2017   10:19 Diperbarui: 26 Oktober 2017   10:28 4979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Lebih lanjut, ketiganya bersepakat bahwa manajemen karier bertujuan dan memiliki manfaat mengembangkan karyawan yang dapat dipromosikan guna mengisi lowongan yang disebabkan oleh pensiun, pengunduran diri dan pemberhentian; memudahkan penempatan termasuk ke luar negeri; membantu di dalam keanekaragaman tenaga kerja dan mengurangi pergantian untuk meningkatkan loyalitas karyawan serta mengurangi tingkat pengunduran diri.

Manajemen karier juga bertujuan dan bermanfaat agar perusahaan bisa menyaring potensi karyawan agar karyawan lebih selektif dalam menggunakan kemampuannya, mendorong karyawan untuk bertumbuh dan berkembang, mengurangi penimbunan agar karyawan sadar akan pentingya kualifikasi, mencegah manajer yang mementingkan diri serta menyadarkan departemen SDM bukan departemen yang menentukan segala-galanya serta memuaskan kebutuhan karyawan dan membantu perencanaan tindakan secara afirmatif.

Sementara tujuan dan manfaat manajemen kinerja banyak diulas oleh penelitian Rojuaniah (tanpa tahun) yang menyatakan bahwa tujuan dan manfaat kinerja adalah membangun suatu budaya dalam perusahaan yang mendorong individu dan kelompok bertanggungjawab memperbaiki terus-menerua kegiatan operasional secara produktif, meningkatkan kinerja perusahaan, kelompok dan individu.


Selanjutnya, manajemen kinerja memliki peran memperoleh kejelasan akan harapan perusahaan terhadap kinerja yang harus dicapai oleh kelompok dan individu; mengembangkan ketrampilan dan kompetensi karyawan; meningkatkan hubungan kerjasama yang lebih erat antara bawahan dan atasan; menyediakan sarana yang dapat meningkatkan objektivitas penilian kinerja karyawan dan memberdayakan karyawan agar dapat mengelola kinerja dan proses pembelajran mandiri.

Tujuan dan manfaat retensi individual banyak terdapat pada penelitian Murti Sumarni (2011). Sumarni menegaskan bahwa tujuan dan manfaat pemeliharaan karyawan (employee retention) adalah meningkatkan produktivitas karyawan; meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan; meningkatkan loyalitas dan menurunkan turnover karyawan; memberikan ketenangan, keamanan dan kesehatan karyawan; meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya; memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan; mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis dan mengefektifkan pengadaan karyawan.

4 Program Pengembangan Karier, Kinerja dan Retensi Individual

Program pengembangan karier telah menjadi aktivitas yang penting dalam perusahaan atau bisnis. Pengembangan karier adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mewujudkan karier yang diinginkan. Pengembangan karier menurut Simamora (2001) dalam Ridwan Iskandar (2009) memuat dua kegiatan penting yakni perencanaan dan manajemen karier.


Perencanaan karier (career planning) adalah suatu proses dimana individu dapat mengindentifikasi dan mengambil langkah-langkah utnuk mencapai tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karier dan penyusunan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut.

Manajemen karier (career management) adalah proses dimana organisasi memilih, menilai, menugaskan dan mengembangkan para pengawainya guna menyediakan suatu kumpulan orang yang berbobot untuk memeunuhi kebutuhan-kebutuhan pada masa yang akan datang.

Berdasarkan pengertian tersebut, Simamora mengatakan bahwa ada dua tanggungjawab yang berbeda antara individu (karyawan) dengan organisasi. Pengembangan karier individual lebih menekankan pada pilihan bersifat jabatan, organisasional, penugasan pekerjaan dan pengembangan diri. Sementara tanggungjawab institusional adalah rekruitmen dan seleksi, alokasi SDM, penilian dan evaluasi serta pelatihan dan pengembangan. Keduanya harus berjalan secara sinergi dan tidak saling mengeliminasi satu sama lain.


Untuk proses pengembangan kinerja lebih disoroti dalam penelitian Rojuaniah (tanpa tahun) menegaskan bahwa pengembangan kinerja merupakan hal yang paling penting sebab itu yang sangat diharapkan perusahaan atau bisnis bersangkutan terhadap karyawannya. Sebaliknya, tanpa kejelasan harapan perusahaan terhadap karyawannya maka karyawan tidak dapat bekerja secara efektif untuk mencapai sasaran perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun