Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Money

Manajemen Karier, Kinerja, dan Retensi Individual dalam Bisnis

26 Oktober 2017   10:19 Diperbarui: 26 Oktober 2017   10:28 4979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp


Sementara retensi individual berkaitan dengan keputusan karyawan untuk bertahan pada perusahaan atau keluar dari perusahaan yang ia bekerja. Retensi atau pemeliharaan karyawan (individual) merupakan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan karyawan potensial yang dimiliki perusahaan untuk tetap loyal terhadapat perusahaan (Murti Sumarni, 2011) sehingga 'turnover' (keluar atau berhentinya karyawan secara sukarela) rendah dan tidak ada sama sekali. Semakin rendahnya turnover maka semakin tinggi retention. Artinya semakin baik perusahaan dalam memelihara karyawannya terutama karyawan yang memiliki potensi berlebih sehingga perusahaan bersangkutan semakin efisien dalam upaya pengembangan SDM para karyawannya.


Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang sangat memperhatikan manajemen karier, kinerja dan retensi individual perusahaannya demi tercapainya visi, misi, tujuan dan program perusahaan atau lembaga bisnis yang bersangkutan.

Manajemen karier, kinerja dan retensi individual dalam perusahaan atau bisnis memiliki konsep dan pengertian yang beragam tergantung persepsi dan pemahaman setiap pakar manajemen SDM menyorotinya. Untuk memudahkan pemahaman tentang hal tersebut maka dalam penulisan ini perlu diberikan pembatasan pengertian atau konsep yang menjadi titik start pembahasan lebih lanjut.

2 Manajemen Karier, Kinerja dan Retensi Individual dalam Konsep


2.1 Manajemen Karier


Manajemen karier mencakup berbagai konsep yang masih sampai saat ini sering diperdebatkan definisi finalnya. Kendati demikian, manajemen karier senantiasa berhubungan dengan karier, jalur karier, tujuan dan sasaran karier, perencanaan karier, manajemen karier dan konseling karier (Muhammad Tasrifin, tanpa tahun).


Para pakar kadang mendefenisikan karier sebagai perjalanan pekerjaan seorang pegawai di dalam organisasi. Haneman et al., (1983) dalam Muhammad Tarifin (tanpa tahun) menulis,"Perjalanan karier seorang pegawai dimulai pada saat ia menerima pekerjaan di suatu organisasi. Perjalanan karier ini mungkin akan berlangsung beberapa jam saja atau beberapa hari atau mungkin berlanjut sampai 30 atau 40 tahun kemudian. Perjalanan karier ini mungkin berlangsung di satu pekerjaan di suatu lokasi atau melibatkan serentetan pekerjaan yang tersebar di seluruh negeri atau bahkan di seluruh dunia".


Karier juga didefenisikan sebagai seluruh pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan oleh individu selama masa hidupnya. Karier merupakan pola dari pekerjaan dan sangat berhubungan dengan pengalaman (posisi, wewenang, keputusan dan interpretasi subjektif atas pekerjaan) dan aktivitas selama masa kerja individu (Rivai dan Sagala, 2011:266).


Hal senada dengan apa yang dikemukan Walker (1980) dalam Tasrifin (tanpa tahun) mengatakan bahwa bagi pegawai, karier bahkan dianggap lebih penting dari pada pekerjaan itu sendiri. Seorang pegawai bisa saja meninggalkan pekerjaannya apabila merasa prospek kariernya buruk. Sebaliknya, pengawai tertentu akan tetap rela bekerja pada pekerjaan yang tidak disukainya asal ia tahu bahwa ia mempunyai prospek cerah dalam kariernya. Bagi perusahaan, kejelasan perencanaan dan pengembangan karier pegawai akan membawa manfaat langsung terhadap efisiensi manajemen.


Manajemen karier senantiasa berkaitan dengan orang, aktivitas, lembaga, sistem atau mekanisme serta prospek masa depan karier dalam sebuah pekerjaan. Untuk itu, majamen puncak atau owner senantiasa memperhatikan manajemen karier karyawan secara lebih serius, teratur dan terprogram demi peningkatan performance SDM karyawannya dan nilai perusahaannya (value firm).

2.2  Manajemen Kinerja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun