Mohon maaf pembaca sekalian.
Dua kali berurutan, saya menulis tentang sepak bola. Saya bukan pengamat apalagi pakar si kulit bundar. Saya hanya suka sejak kecil, sejak bermain-main menguliti bola plastik waktu masih SD di sebuah kampung yang jauh dari keramaian dan hingar-bingar perkotaan. Saya memang hobi bermain dan menonton permainan sepak bola.
Kendati pun tidak pernah menjadi pemain terkenal namun pernah mewakili desa dalam pertandingan 17-an tempo dulu, waktu duduk di SMA. Desa kami pun tidak sampai berlanjut ke semifinal apalagi final waktu saya masih aktif bermain. Namun justru kehebohan itu terjadi waktu babak-bak penyisihan. Saya berperan sebagai penyerang atau "striker" bahasa keren sekarang. Saya pernah menikmati kebanggaan sebagai penyerang ketika melawan tim-tim besar atau tim desa tetangga atau desa di perkotaan yang langganan menjadi finalis bahkan juara, saya bisa mencetak goal. Setiap kali turun ke lapangan, tentunya menyumbang goal meski goal itu tidak harus menghantar tim desa kami menjadi juara.
Oleh karena itu, apabila saya menonton bola, saya selalu mengagumi para penyerang. Para "striker". Tentu striker yang mampu mencetak goal. Tidak peduli. Menang atau kalah, yang penting ada goal yang lahir dalam pertandingan yang menjadi pusat perhatian dunia. Saya juga pengagum penyerang sejak zaman dulu. Ada serentetan pemain depan yang saya kagumi. Paling tercatat dalam hati adalah Diego Maradona dan Ronaldo Brazil. Kini, penyerang yang paling saya kagumi adalah Cristiano Ronaldo (Ronaldo Portugal) bahkan anak saya, saya namai Christiano Armando sebagai gabungan kekaguman saya pada penyerang yang bernama Diego Armando dan Ronaldo.
Beralih ke Timnas sepak bola Indonesia. Saya selalu mengagumi para penyerang. Salah satunya Boaz Salosa. Boaz selalu membuat gol yang unik dan atraktif meski kemarin waktu uji coba internasional dengan Timnas Fiji, Boaz sepertinya tidak berdaya, kehilangan magsinya untuk mencetak goal. Atas dasar itu, saya mengharapkan Luis Milla fokus pada peningkatan lini serang Timnas sepak bola Indonesia dalam segala usia.
Emas Sea Games di Malaysia tahun 2017 baru-baru ini seharusnya Indonesia bisa kita raih apabila lini serang kita bermain apik, atraktif dan efektif. Ada sejumlah peluang emas bercampur berlian yang bisa menghasilkan goal pada gawang lawan, namun sayang peluang tersebut terbuang dengan sia-sia termasuk pada pertandingan semifinal melawan tuan rumah Malaysia. Ada sejumlah peluang terbuka sangat lebar namun sayang ktia belum beruntung.
Kejadian serupa terulang lagi pada Timnas senior, Boaz Sallosa dkk waktu melawan Fiji. Timnas Fiji yang secara peringkat FIFA jauh sekali dengan kita, para lini serang kita pun tak mampu menyarangkan satu goal pun. Peluang bukan tidak ada, bahkan sangat banyak. Oleh karena itu, saya berharap Luis Milla dan para cruew harus lebih meningkatkan kinerja atau kompetensi para pemain lini serang dalam menciptkan goal. Menang atau kalah juga bergantung pada kemampuan lini serang dalam mencetak goal, tentu atas kerjasama semua pemain yang terlibat di dalamnya.
Bang Luis Milla, perbaiki lini serang pemain Timnas kami yang lebih serius dan sungguh-sungguh agar benar-benar menakutkan bagi tim mana pun yang dihadapi Timnas Indonesia.
Selamat berhari Minggu.
Salam suskes dari Ende, Flores, NTT.
Ende, 03 September 2017