Kasak-kusuk para pasangan calon buat ibu kota sudah terang benderang. Para partai pengusung dengan mitra koalisi masing-masing sudah serentak menentukan para kandidatnya sesuai batas waktu pendaftaran tanggal 21-23 September 2016. Para kandidat pun sudah melakukan pemeriksaan kesehatan serta bebas narkoba. Semuanya akan ditentukan KPUD sampai Oktober 2016. Kandidat yang tidak lolos akan dicoret dan KPUD masih memberikan kepada partai pengusung dan mitra koalisinya untuk bisa menggantikan calon yang tidak lolos.
Kita semua berharap 3 kandidat pasangan calon dinyatakan sehat dan bebas narkoba. Dengan demikian, mereka pun lebih siap memasuki masa kampanye program, festifal rencana dan karya untuk menyakinkan masyarakat pemilih ibu kota Jakarta dalam menentukan hak pilihnya sesuai hati nurani dan masa depan cerah ceria DKI Jakarta.
Tiga pasangan calon dari tiga poros kekuatan DKI Jakarta pasti sudah memiliki konsep dan strategi untuk memenangkan pemilukada serentak khusus ibu kota tanggal 15 Februari 2017 nanti. Tiga pasangan calon yang disiapkan tentunya sesuai selera para pemilih. Sekurang-kurangnya ada alternatif dalam menetukan pilihan. Tentu semua rakyat DKI mengharapkan pasangan calon yang dipilih nanti akan membawa DKI Jakarta lebih berdaya saing menyongsong MEA 2015. Tidak main-main dalam menentukan pilihan. Salah memilih, DKI Jakarta akan stagnan bahkan mundur lagi.
Penulis percaya, rakyat Jakarta sangat cerdas dan rasional. Kecerdasan dan rasionalitas mereka mendasarkan pada calon pemimpin yang benar-benar membawa kota Jakarta ke arah yang modern, berdaya saing, aman, bermartabat, sejuk, lingkungan bersih, rakyat sejahtera, rakyat tidak menempatkan diri pada lahan yang bukan haknya, rakyat tertib berlalulintas, tidak macet, tidak kumuh, sungai-sungai bersih dan lain sebagainya. Calon petahana sudah membuat Jakarta menuju kota impian. Akan lebih indah, jika mereka melanjutkannya.
Walau pun demikian, calon lain pasti memiliki strategi untuk rakyat Jakarta. Kita mengimpikan Jakarta yang maju dan modern. Semua kandidat memiliki peluang yang sama untuk membangun kota Jakarta sehingga rakyat Jakarta bisa memenuhi selera dan kebutuhannya sebagai rakyat yang merdeka, sejahtera dan maju. Untuk itu, perlu pemerintahan yang bersih, leadership yang kuat untuk perubahan, rela berkorban dan sakit untuk kemajuan masyarakat. Pemimpin yang kura dan bersih hanyalah rakyat Jakarta yang tahu dan menentukan hasil akhirnya tanggal 15 Februari 2017.
Prinsipnya, ketiga pasangan calon untuk rakyat Jakarta. Pertanyaan penulis, benarkah pemilukada Jakarta dengan tiga pasangan calon sebagai representas pilpres 2019? Terlalu dini kita pikirkan. Mungkin juga analisis yang prematur. Namun dalam politik, semuanya bisa terjadi. Yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Semuanya berjalan sangat dinamis bahkan sangat cair dan tanpa diduga. Walau pun demikian, penulis berharap pemilukada Jakarta untuk rakyat Jakarta liam tahun ke depan, 2017-2022 bukan pilpres 2019-2024 hehehe.
Rakyat Jakarta, pilihlah calon yang memikirkan nasib Jakarta dan sudah bersedia melakukannya. Suara hati kalian yang menentukan. Kami dari luar daerah hanya mengharapkan agar pemimpin yang kalian pilih adalah orang yang sudah membuktikan "adanya seirama antara pernyataan, perkataan dengan perbuatan".Â
Selamat berproses dan memilih saatnya nanti!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H