- Sebelum Masa COVID-19Â
Sebelum pandemi COVID-19, kondisi harga saham dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi yang umumnya menunjukkan pertumbuhan positif. Perekonomian global dan nasional pada saat itu masih cukup baik, dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Namun, setelah munculnya isu-isu terkait COVID-19, tren harga saham, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia, mengalami penurunan drastis. Secara garis besar, rata-rata harga saham IHSG sebelum pandemi (2019) adalah 6.353,71.
Namun, setelah munculnya isu-isu terkait COVID-19, tren harga saham, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia, mengalami penurunan drastis. Pandemi COVID-19 memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian, termasuk penurunan investasi asing dan penurunan harga saham. Studi juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada indeks harga saham sebelum dan sesudah penetapan COVID-19 sebagai pandemic.
- Setelah Masa COVID-19
Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi harga saham secara signifikan. Sejak pengumuman kasus COVID-19, tren IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) menurun, dan fluktuasi di pasar modal memengaruhi perilaku masyarakat dalam berinvestasi. Pandemi ini juga telah memberikan tekanan berat pada pasar modal, terutama pada IHSG yang mengalami penurunan signifikan dalam waktu singkat. Pada Maret 2020, saat pandemi mulai masuk dan menyebar ke Indonesia, IHSG mengalami penurunan drastis hingga mencapai level terendah yaitu 3.937,63. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata saat pandemi (2020) IHSG turun menjadi 5.143,929. Sehingga terjadi penurunan dari 6.356,71 menjadi 5.143,929 yaitu sebesar 19,04%. Kesimpulanya adalah pengaruh Covid-19 telah memiliki dampak yang signifikan terhadap harga saham, dengan penurunan yang cukup besar setelah pengumuman kasus pertama COVID-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H