Menit demi menit terus berjalan, tiba-tiba saja Amri mendapat telepon dari Vara.
"Assalamualaikum," suara itu bukan suara Vara, melainkan Ibu Vara.
"Wa'alaikumsalam, iya Bu ada apa?" terlihat suasana semakin panik.
Hatinya seperti disambar petir, mendengar pernyataan Ibu Vara.
"Saya malam ini juga ke sana Bu,"
Amri bergegas mengambil motornya, dan menuju rumah Vara.
***
Sementara itu, Vara yang sakit sudah tidak tahan lagi, meminta ibunya untuk menyampaikan sebuah surat pada Amri, jika terjadi apa-apa dengan dirinya.
"Nak, kamu harus bertahan, dulu kamu bisa menang dari penyakit itu, sekarang pun harus bisa." suara itu gemetar, ada rasa takut kehilangan.
"Tenang aja Bu, kalo Vara meninggal, Vara pasti tenang bersama-Nya." Vara tersenyum mencoba menahan rasa sakit.
"Lalu untuk apa surat ini kamu berikan pada Ibu? Tunggu Amri datang ya, kamu harus bertahan, kita ke rumah sakit malam ini juga."