Mohon tunggu...
Jazzy Eka
Jazzy Eka Mohon Tunggu... Tutor - Jazz the world with the words

An ordinary woman with extra ordinary life

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

I'm Beautiful, I'm Skillful

28 Mei 2022   21:24 Diperbarui: 28 Mei 2022   21:26 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cantik, ingin rasa hati berbisik .... Yang membaca tulisan itu sambil bernyanyi berarti kita seumuran hehe...
Cantik adalah kata yang penuh keindahan dan bisa jadi sebagian besar wanita berharap kata itu disematkan kepadanya. Sebenarnya ketika mendengar kata cantik apa sih yang pertama kali muncul di pikiran?
Cantik itu cerdas. Ya, dibenak kita muncullah para wanita-wanita cantik nan cerdas seperti Maudy Ayunda, Dian Sastro, Prilly Latuconsian dan lain sebagainya. Cantik itu wanita sholehah, seperti istri nabi Siti Khadijah, Siti Aisyah, atau selebgram Ayana Moon, Dewi Sandra atau muslimah dai lainnya. Cantik itu para make up influencer. Ya generasi Z kemungkinan besar akan mengatakan demikian. Karena itulah dunia yang dekat dengan mereka, dan memang para selebgram, youtuber dan tik tokers itu mempunyai wajah yang begitu indah untuk dipandang.
Di era milenial ini, persepsi cantik memang banyak dipengaruhi dengan munculnya idol-idol dari berbagai belahan dunia, baik dari negeri sendiri, negeri tetangga seperti Thailand, Korea, Cina, India, bahkan ke negara yang lebih jauh seperti Amerika, dan negara-negara di Eropa.
Maksud pengaruh di sini yaitu, banyak yang berpendapat menjadi cantik yaitu yang putih dan langsing seperti member-member girlband korea atau yang hidungnya mancung, wajah tirus, seperti artis-artis india dan amerika juga eropa. Persepsi itu masuk secara massif ke benak generasi-generasi milenial melalui media-media di gadget.
Karena persepsi seperti itu sudah terbentuk, maka remaja-remaja milenial berbondong-bondong untuk "merubah" wajahnya seperti itu dengan menggunakan berbagai skincare. Jangan ditanya soal penggunaan make up, siswa SMP dan SMA sudah ahli me-make over wajah mereka menjadi super duper mulus dan cerah.
Memang tidak boleh, ya, berdandan seperti itu dengan memakai skincare dan make up?
Ooh, boleh-boleh saja, kok. Apalagi kalau memang wajah kita atau tubuh kita memerlukan treatment supaya lebih sehat. Katakanlah wajah kita berminyak, sering berjerawat, maka sangat boleh untuk mengobatinya dengan skincare atau bahkan obat-obat medis lainnya. Yang tidak boleh adalah dandan berlebihan supaya lawan jenis tergoda atau merubah wajah dengan operasi plastik hanya untuk kecantikan.
Namun, di sisi lain ada yang berpendapat jika tidak  dandan seperti itu, maka tidak akan percaya diri. Merasa diri tidak menarik, hingga tidak leluasa untuk bersosialisasi.  Nah, ini dia masalahnya, adalah Ketidakpercayaan diri. Jadi itulah alasan kenapa kita sangat berusaha untuk cantik, yaitu supaya kita percaya diri.
Sebenarnya ada hal lain yang membuat kita akan lebih percaya diri, meskipun wajah kita tidak memakai "topeng" atau dengan kata lain berdandan berlebihan. Kepercayaan diri bisa dibangun ketika kita mempunyai kemampuan yang diakui orang lain, sehingga seperti apapun wajah kita, entah coklat tua, berjerawat, kita kelebihan berat badan, orang-orang tidak fokus ke sana, tapi mereka melihat skill kita atau prestasi kita. Selain itu pada hakikatnya memoles diri dengan kecantikan superficial seperti itu tidak akan beratahan lama dan menghabiskan uang yang tidak sedikit, belum lagi resiko terkontaminasi zat-zat yang malah akan meracuni tubuh.
Inner beauty. Ya, kita sangat familiar dengan istilah tersebut. Inner beauty adalah kecantikan yang muncul dari dalam diri, yaitu kecantikan yang memperlihatkan kualitas otak, hati dan akhlak kita. Seperti apakah prinsip-prinsip inner beauty itu? berikut ulasannya
Cantik dengan memaksimalkan kemampuan otak kita.
1. Kamu rangking berapa ketika jaman sekolah dulu? 1, 2, 3, 14, 20? Ya, memang sudah jadi stigma, bahwa yang masuk rangking 5 besar adalah anak-anak pintar, 10-15 besar, anak rata-rata. 20 -- 30 besar adalah anak-anak kurang pintar alias bo**h. Namun itu persepsi jaman dulu. Semakin kesini para pendidik semakin mendapat pencerahan, bahwa semua anak terlahir cerdas dengan berbagai jenis kecerdasannya. Tidak bisa dipaksakan semua anak untuk pintar di berbagai bidang.  
Nah, begitupun dengan diri kita. Otak kita yang berisi milyaran sel ini pasti ada beberupa juta sel yang menonjol. Mungkin bukan sel matematika, bukan sel bahasa inggris, bukan sel menghapal zat-zat kimia, tapi bisa jadi sel menghayal, itu berarti kita bisa jadi penulis novel. Atau sel yang mudah mengingat makanan yang enak-enak, itu berarti kita bisa menjadi chef, kalaupun tidak menjadi food vlogger.
Nah, itu baru sebagian kecil kapasitas otak kita. Sebenarnya kapasitas otak manusia  sangatlah luas, berjuta juta terabyte. Jadi masih sangat mungkin kita maksimalkan dengan sering mengasahnya, salah satunya dengan membaca. Oleh karena itu isilah otak kita dengan hal-hal yang positif. Karena kalau sudah diisi dengan hal negatif, maka akan keburu penuh, dan sulit berkembang lagi.

2. Cantik dengan kebersihan hati kita.
Jaman gadget dan teknologi saat ini bisa dikatakan jaman penuh kebohongan, tipu muslihat, saling berprasangka dan juga saling menyombongkan diri. Hal ini dikarenakan gadget membawa berbagai berita, informasi, yang berisi tontonan nyaris tanpa filter. Tontonan tersebut sedikit demi sedikit, disadari atau tidak disadari menjadi tuntunan masyarakat kita.
Tuntunan itu jika tidak dicermati dengan baik, banyak sekali yang menimbulkan berbagai penyakit hati. Ketika melihat konten seseorang yang memamerkan harta bendanya, maka akan timbul rasa iri, insecure, minder, tidak bersyukur, ketika kita tidak bisa mencapai level itu. namun, ketika kita melebihi level itu, kita akan merasa tinggi hati, sombong, merendahkan orang lain dan punya perasaan tidak memerlukan orang lain.
Hal lain yang sangat menimbulkan penyakit hati di era gadget ini yaitu, dengan mudahnya tersebar aib-aib seseorang dan para netizen dengan mudahnya berkomentar negatif, bahkan ada yang sampai mencaci maki. Belum lagi "perang" komentar ketika idolanya dihina, maka fans dan haters pun tak ada manner saling merendahkan.
Banyak sekali tantangan hati di era medsos ini. Belum lagi saling sindir dalam status facebook, WA, story gram, akan sangat menimbulkan prasangka buruk, bahkan lebih jauhnya menguras emosi.
Oleh karena itu, seorang muslimah "cantik" di era medsos ini adalah, muslimah yang mempunyai ciri-ciri hati sebagai berikut:
Bisa menahan emosinya ketika merasa tersinggung, baik untuk diungkapkan secara langsung atau dengan cara menyindir di medsos.
Tidak mudah iri dengan pencapaian orang lain, apalagi dalam hal materi.
Tidak mudah menjudge/berprasangka buruk kepada orang lain hanya karena melihat status atau postingan medsos nya.
Menasehati temannya dengan cara yang baik ketika temannya salah, yaitu dengan cara berbicara langsung face to face, tidak dengan menyindir di medsos.
Selaras antara ucapannya di medsos dan karakternya sehari-hari.

3. Cantik dengan mengasah skill kita.
"Da aku mah apa atuh, enggak bisa apa-apa." By the way, apakah masih ada yang suka berbicara seperti itu? Nah, kalaupun ada yang masih suka berbicara seperti itu, boleh-boleh saja sih, kalau hanya bercanda. Tapi jangan keseringan ya, karena nanti akan masuk ke alam bawah sadar, dan jadi keyakinan.
Setiap manusia pasti lahir dengan berbagai kemampuan yang jika diasah akan menjadi kelebihannya. Dari mulai ujung rambut hingga ujung kaki, semua Allah anugerahi  skill yang mengagumkan. Bagaimana mata kita jika diasah secara jeli bisa memunculkan kemampuan menjadi pelukis, fotografer, sutradara, ataupun sniper. Bagaimana telinga kita yang katakanlah jeli menangkap irama-irama, bisa memunculkan kemampuan menjadi musisi, penulis lagu, pemain alat musik ataupun peneliti binatang. Mulut dengan berbagai kemampuannya, yaitu menjadi public speaker, penyanyi, dubber ataupun actor. Tangan apalagi, Allah anugerahkan banyak skill seperti menjadi atlet, chef, penari, desainer, dll. Begitupun anggota tubuh kita yang lain.
Hanya saja masalahnya apakah kita cukup mempunyai kesabaran dalam mengasahnya? Maka ketika kita ulet, sabar dan tidak kenal menyerah dalam mengembangkan bakat dan talenta kita, kecantikan fisik akan tergeserkan. Orang-orang akan melihat kecantikan lain dalam diri kita, yaitu kecantikan tak pantang menyerah.

4. Cantik dengan akhlak mulia kita.  
"Enggak ada akhlak" Ungkapan itu sempat popular di kalangan generasi Z, terutama pengguna medsos. Ketika ada orang-orang yang bersikap kurang sopan atau tidak ada tatakrama, maka orang-orang akan mengomentari dengan istilah itu.
Ya, mungkin itu bisa jadi benar, karena sopan santun dan good attitude adalah salah satu nilai yang harus dimiliki manusia. Meskipun jaman terus berganti dan teknologi terus berkembang, keluhuran akhlak tetaplah sebuah kemuliaan yang harus dimiliki setiap manusia.
Suri tauladan kita adalah Nabi Muhammad SAW. Beliau seorang hamba Allah yang sangat tinggi akhlaknya, bahkan diakui oleh orang luar islam. Beliau tidak hanya berakhlak mulia kepada keluarganya, sahabatnya atau umatnya yang notabene muslim, tapi beliau pun memperlakukan orang kafir dengan baik.
Akhlak yang baik meliputi kemampuan untuk melembutkan hati ketika emosi sedang tingkat tinggi. Bagaimana selalu berhusnudzon baik kepada sesama manusia ataupun kepada Allah. Bagaimana selalu berkata baik dan lemah lembut kepada orang yang selalu menghardik dan menghina kita. Bagaimana tidak mendendam kepada orang yang mendzolimi kita. Bagaimana memaafkan dengan lapang dada kepada orang yang telah menyakiti kita begitu dalam. Atau sebaliknya bagaimana kita berani meminta maaf, kepada orang yang pernah kita sakiti. Serta bagaimana tidak sombong ketika kita diberi kelebihan.
Itu hanya sedikit ruang lingkup dari akhlak mulia. Yang pasti, kecantikan berakhlak mulia adalah kecantikan tertinggi yang harus dicapai semua wanita.

5. Cantik dengan bermanfaat bagi sesama.
Yang paling baik diantara kalian adalah yang paling bermanfaat kepada manusia lainnya. Menjadi bermanfaat atau berguna bagi diri sendiri dan keluarga adalah hal yang biasa. Tapi ketika kita berkeinginan untuk bermanfaat untuk orang lain yang bahkan tidak kita kenal adalah sebuah niat yang mulia.
Bermanfaat untuk orang lain artinya kita harus "berepot-repot" untuk mencurahkan waktu, tenaga dan ilmu kita untuk orang lain. Untuk melakukan ini sebenarnya cukup sederhana. Coba kita lihat sekeliling kita. Apa yang kira-kira orang butuhkan. Apakah mereka membutuhkan tenaga, ilmu atau motivasi? Maka sumbangkanlah bantuan semampu kita, entah itu tenaga, ilmu atau hanya dukungan moril. Hal ini akan lebih mudah ketika kita tergabung dalam sebuah organisasi atau komunitas. Namun, pastikan untuk memilih organisasi atau komunitas positif yang tidak bertentangan dengan norma dan agama.
Bahkan akan lebih baik lagi jika kita bisa menjadi pioneer dalam menyebarkan manfaat kepada orang lain. Misalnya mendirikan yayasan sosial, organisasi kepemudaan atau komunitas-komunitas online pendidikan yang bisa diakses dengan mudah. Selain itu yang harus ditekankan di sini yaitu, janganlah mengharapkan balasan materi atau pujian, cukup Allah saja yang akan membalasnya di hari kemudian.

Untuk meraih inner beauty memang diperlukan proses yang tidak sebentar. Bisa jadi proses tersebut akan selalu kita ulangi dari hari ke hari, tahun ke tahun. Namun, proses itulah yang akan membangun inner beauty kita yang terbaik. Yuk, semangat untuk mengejar inner beauty yang hakiki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun