Hanya selang beberapa hari sejak berita dirawat di Rumah Sakit Awal Bross Batam, Tepatnya 8 Agustus 2020 pukul 22.30 beliau dipanggil Yang Maha Kuasa. Ucapan bela sungkawa di media sosial yang beredar tentu belum bisa menggambarkan betapa kami kehilangan sosok Pak Aji. Beliau orang baik, semoga Allah SWT mengampuni segala dosa dan menerima amal perbuatan beliau.
Tepatnya tanggal 16 Maret 2007 yang lampau. Seseorang berdiri di depan pintu asrama kami. Tempat persinggahan sementara sambil menunggu penugasan sebagai Pegawai Tidak Tetap (PTT) Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna.Â
Sosoknya ramah namun jumawa, mengenakan baju koko putih dengan celana panjang hitam. Janggut dan cambang yang berjejer rapi dan mata menyipit saat tersenyum. Beliau mengajak kami kerumahya untuk makan malam selepas sholat Isya.
Hampir setiap hari beliau megirim pesan singkat kepada kami untuk "diskusi" dirumahnya. Sengaja atau tidak, jam diskusi yang dimaksud selalu bertepatan dengan jam makan malam. Maka jadilah Kediaman beliau sebagai tempat ngumpul kami sejak magrib hingga usai isya. Cukup meyebar sms "diskusi di rumah Pak Aji", teman-teman pun sudah paham untuk menggantung panci.
Dr. H. Syamsurizal. Demikian kami mulai mengetahui nama lengkap beliau dari lembaran berkas dinas yang ada dirumahnya. Itupun baru kami ketahui setelah beberapa hari bersama beliau. Sebelumnya kami mengira beliau adalah ustadz, sebab bacaan sholatnya sangat merdu dan indah. Saat diskusi, kutipan ayat dan hadisnya juga sangat ber-nas. Setiap tamu yang berkunjung atau bertemu orang di jalan selalu memanggilnya "Pak Aji".
Beliau bercerita bahwa diluar dinas beliau memang lebih sering dipanggil sebagai Ustadz daripada dokter. Kesalehan beliau terlihat dari ketepatannya sholat lima waktu serta puasa senin kamis terpatri pada akhlak keseharian beliau.Â
Saat kuliah dulu beliau ditawari mobil oleh orang tuanya, tetapi meminta uang itu digunakan untuk berangkat haji. Ya, teman-teman kuliahnya kenal betul kesalehan beliau sejak kuliah dulu. Beliau termasuk pendiri dan aktifis lembaga dakwah kampus Unhas Tamalanrea.
Hingga lebih dari 13 tahun mengenal beliau, namanya masih tetap bersahaja dimanapun beliau bertugas. Alumni Fakultas Kedokteran UNHAS-Makassar ini telah bertugas sebagai Kepala Dinas Kesehatan dan Direktur Rumah Sakit di tiga tempat berbeda yaitu Natuna, Lingga, dan Batam. Terakhir nama beliau disebut menjadi calon Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau atau Direktur Rumah Sakit Provinsi Kepulauan Riau.
Dalam pembangunan kesehatan di Kepulauan Riau beliau mempunyai konsep yang sangat merakyat. Dokter yang mempunyai misi sosial mengkhitan 1.000 anak per 6 bulan ini merenungi pengalamannya di kedinasan dan sebagai dokter dan mengemas idenya dalam konsep "Tebosan Pelayanan Poliklinik Eksekutif dan Penjangkauan Kegiatan Luar Gedung RSUD Provinsi Raja Ahmad Thabib" dan "Optimalisasi Pelayanan Dokter Spesialis Berbasis Teknologi Informasi" dalam kerangka peningkatan pelayanan kesehatan di daerah hinterland.
Poliklinik Eksekutif; Â Pelayanan rawat jalan ini dilaksanakan setelah jam kerja berakhir. Ketersediaan pelayanan sore hingga malam hari disediakan untuk warga yang bekerja di pagi dan siang hari.Â