Sudahkah kau baca sebait mawar yang kuberikan kepadamu,
kuikat dengan seutas puisi tentang cinta dan kesejatian
Kawanan kupukupu tlah mengajarkan makna puisi itu pada kita
jauh sebelum ia menyetubuhi putik dan benangsari
Kita masih merabaraba hati kita masingmasing
Â
Sudahkah kau sirami sebait mawar yang kuberikan kepadamu
dengan dzikir dan sari nurani agar ia tak berpaling darimu
Hujan tlah meneteskan kasih di tiap hurufhurufnya
hingga ia dapat berbagi wangi kepada semesta
Kita masih di sini, terpaku dalam kegamangan
Â
Sudahkah kau tertusuk duri sebait mawar yang kuberikan kepadamu,
duri itu akan menanami ladang batinmu
dengan setangkai puisi tentang cinta dan kesejatian
Sang ibu telah mengunyahngunyah selaksa duri mawar
‘tika ia mengosongkan rahimnya, mencipta nafas baru
Kita masih diam, menggumam tanpa arti
Â
(Jogja, 1999)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI