TPA yang berlokasi di Kecamatan Tlekung, Kota Batu telah diresmikan oleh pemerintah setempat. Ditutupnya TPA Tlekung karena banyak keluhan warga sekitar TPA Tlekung terhadap bau yang sangat menyengat. Selain itu, TPA Tlekung memang tidak mampu menghimpun sampah seluruh warga di Kota Batu, tidak adanya pengolahan sampah di TPA Tlekung, Kota batu mengakibatkan sampah terus ditumpuk, hal ini hanya akan memunculkan masalah baru. Faktanya, tidak hanya TPA Tlekung yang ditutup, bahkan akses menuju TPA Tlekung juga ditutup, sehingga tidak bisa menerima kiriman sampah dari luar lagi. Setelah ditiadakan TPA Tlekung, maka pengolahan sampah di Kota Batu adalah pengolahan berbasis masyarakat. Pengolahan berbasis masyarakat menekankan partisipasi aktif masyarakat dalam semua aspek yaitu dalam pemilahan sampah organik, non organik dan yang dapat di daur ulang. Di beberapa daerah kota Batu, sampah organik diurai menggunkan magot, untuk pakan unggas atau diolah untuk kompos ataupun pupuk, sampah non organik dibakar atau didaur ulang, sampah yang masih memiliki nilai ekonomis dapat dijual di bank sampah. Upaya ini dilakukan untuk menjaga kebersihan dan keberlanjutan pengolahan sampah. Namun masih terdapat pihak pihak yang enggan berkontribusi dan membayar iuran pengangkutan sampah. Sehingga menciptakan freeriders yang
Sejak 30 Agustus 2023, penutupan merugikan.Â
Sehingga, Dalam hal ini memunculkan beberapa masalah yaitu :
- Apa dampak adanya freeriders?
- Faktor faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat?
- Apakah solusi dari adanya freeriders?
Menurut informan yang telah dilakukan wawancara dengan beberapa narasumber warga kota batu, menyimpulkan bahwa freeriders adalah individu yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan sampah tetapi masih mendapatkan manfaat dari program tersebut. Sehingga apabila tidak segera diatasi dapat mengganggu efektivitas program tersebut. Semakin banyak freeriders, semakin besar beban yang harus ditanggung oleh mereka yang berpartisipasi aktif dalam program. Ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam kontribusi dan manfaat yang diterima oleh masyarakat yang berpartisipasi aktif. Selain itu, adanya freeriders dapat mengurangi partisipasi masyarakat secara keseluruhan, karena mereka yang berpartisipasi merasa kurang termotivasi ketika melihat orang lain tidak berkontribusi.
Faktor faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat yaitu kesadaran lingkungan, pengetahuan tentang pengolahan sampah, aksesbilitas fasilitas pengolahan sampah. Strategi yang diperlukan untuk solusi dari adanya freeriders masyarakat yaitu :
- Upaya meningkatkan kesadaran lingkungan dengan program edukasi di setiap wilayah
- Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pemilahan dan pengolahan sampah
- Peningkatan aksesibilitas Fasilitas pengelolaan sampah agar mudah diakses bahkan di wilayah terpencil
- Peningkatan keterlibatan pemerintah dan LSMPemerintah daerah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dapat berperan aktif dalam mendukung program pengelolaan sampah berbasis Masyarakat, mereka dapat memberikan bimbingan, sumber daya, dan dukungan yang diperlukan.
- Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, salah satu tujuan utama dari strategi ini adalah meningkatkan partisipasi masyarakat dalam seluruh tahap pengelolaan sampah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H