Mohon tunggu...
Lauretta Leonie
Lauretta Leonie Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

seorang pelajar dari SDH Lippo Cikarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pahlawan Pendidikan yang Berdiri Depan Gerbang?

17 September 2022   15:22 Diperbarui: 17 September 2022   15:25 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Guru yang biasa-biasa saja menceritakan. Guru yang baik menjelaskan. Guru yang unggul menunjukkan. Guru hebat menginspirasi" - William A. Ward

Disaat orang tua melepaskan anak mereka untuk menempuh Pendidikan awal mereka, terdapat sosok bapak / ibu yang akan berdiri di depan gerbang atau kelas untuk siap menyambut tiap individu anak yang ingin memasuki kelasnya. Sesekali bahkan mereka harus membujuk anak yang teguh dalam keinginannya untuk tidak ditinggali oleh orang tuanya. Orang tersebut adalah guru awal usia dini atau bisa lebih dikenal sebagai guru TK.

Guru awal usia dini atau TK tanpa kita sadari menjadi salah satu pengaruh besar dalam pembentukan karakter kita pada usia dini. Anak-anak pada usia tersebut akan belajar pertama kali dengan cara meniru orangtua, meniru temannya, hingga pada meniru gurunya.

Jika seorang anak melihat guru yang mengajarinya di sekolah bersikap baik dan sabar, akan sangat mungkin lewat mengamati perilaku tersebut anak tersebut akan meniru-nya. Oleh sebab itu guru pendidikan awal usia dini ini cukup berperan penting dalam pembentukan karakter awal dari seorang anak.

Pendidikan awal usia dini seringkali dianggap belum belajar banyak hal serius, dan seringkali dianggap "hanya bermain-main". Memang benar bahwa tingkat pendidikan tersebut belum mempelajari hal-hal yang serius dan seringkali seolah-olah hanya bermain-main. Namun bermain-bermain tersebut cukup merepotkan dan sulit bagi sang guru terutama di masa pandemi ini. Guru Pendidikan usia dini harus dapat menahan emosi, kesabaran, dan tetap ceria agar kelas anak-anak yang masih kecil dapat menikmati waktu sekolah mereka.

Cobalah untuk membayangkan, jika kalian diberi tanggung jawab untuk mengajari kurang lebih 15-25 anak kecil. Anak-anak kecil ini berada di umur dimana mereka suka berlari dan juga masih kanan-kanak. Apakah kalian sanggup untuk membuat semua anak di ruangan itu untuk duduk diam dan mengajari mereka suatu pelajaran yang belum tentu sudah mereka pelajari?

Membayangkan mengurus berberapa anak kecil saja sudah cukup mempusingkan jika anak tersebut tidak bisa diatur dan tidak mau diam. Apalagi jika harus mengurus satu kelas penuh dengan anak-anak yang mungkin akan menangis, berkelahi, dan berlari-lari.

Tak hanya itu, terkadang guru TK atau PAUD harus memikirkan cara untuk memberi tahu orang tua dari anak-anak tentang perkembangan dari anak mereka. Jika anak tersebut memiliki kesusahan dalam belajar atau sikap yang kurang baik, maka guru tersebut harus siap untuk memberi tahu kepada orang tua anak. Namun tidak semua orang tua siap atau mau untuk bekerja sama dalam mendidik anak mereka.

Ada orang tua yang bahkan hanya memikirkan tentang nilai akademis anaknya. Mereka memasukan anaknya ke dalam sekolah PAUD atau TK hanya untuk memenuhi syarat untuk masuk ke dalam jenjang sekolah dasar. Oleh sebab itu guru pun juga merasakan rasa tanggung jawab untuk membantu anak itu. Berberapa sekolah dasar akan mewajibkan anaknya untuk sudah bisa

membaca menulis dan berhitung. Semua anak memiliki pola belajar dan kecepatan belajar yang berbeda-beda. Namun untuk memenuhi syarat-syarat untuk masuk kedalam pendidikan dasar, guru TK atau PAUD harus memastikan anak yang mereka ajarkan sudah bisa dan siap menempuh jenjang selanjutnya.

Guru PAUD atau TK sama seperti guru-guru lainnya. Mereka memilih untuk mengajar dan berbagi ilmu kepada orang lain walau terkadang di anggap tidak seberapa jika dibandingkan dengan profesi-profesi lainnya. Jadi guru PAUD atau TK banyak sulitnya tapi pasti akan selalu ada kebahagiaan dalam pekerjaan itu jika dilakukan dengan rela dan senang hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun