Mohon tunggu...
Laurentina PI
Laurentina PI Mohon Tunggu... Relawan - Relawan

Relawan Pekerja Migran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melahirkan dan Dilahirkan

23 Agustus 2020   00:59 Diperbarui: 24 Agustus 2020   07:50 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjelang  setengah abad usia saya ini yang memang sudah tidak muda lagi, rambut sudah mulai memutih namun semangat masih tetap menyala .Saya sengaja membuat suatu tulisan dan sedikit refleksi singkat dalam kehidupanku selama ini. Saya ingin memberikan makna dan arti dalam angka usia saya yang sangat istimewa saat ini . Selain itu saya mengucap syukur atas  rahmat yang tak terbatas pada Allah Sang Penyelenggara kehidupan ini  atas hehidupan yang sangat indah ini. Terutama atas rahmat -- rahmat yang diberikan pada saya dan emak saya.Yach ... antara sedih dan gembira, karena ada yang dilahirkan pasti ada juga yang melahirkan. Tertepatan hari kelahiran saya ini mengingatkan pada diri saya secara pribadi bahwa waktu itu Emak pasti  berjuang antara hidup dan mati. Namun saat ini Emak sudah tak berdaya lagi.Usia beliau saat inisudah 87 tahun lebih. Memang persisnya kurang pasti karena saat ditanya tidak ingat persis berapa hari tanggal kelahiran beliau.

Kontemplasi Kelahiran

Selama sembilan bulan itulah kira-kira durasi waktu saya menginap dalam kandungan Emak. Saya tidak pernah ingat, tapi itulah faktanya. Dalam kurun waktu itu saya hidup damai dalam air ketuban, berada dalam suasana aman, nyaman dan  terlindungi, serta tercukupi semua kebutuhan makanan, minuman, dan oksigen. Selamat ulang tahun, kata teman dan sahabatku pertama kali, di keluarga saya tidak terbiasa untuk menucapkan selamat ulang tahun. Hari yang istimewa ini saya ingat akan hari perjuangan Emak saya saat melahirkan saya. Dan saya hanya bisa membayangkan bagaimana emak saat itu kepedihan yang sangat luar biasa, karena pada hari itu emak merelakan darahnya bertumpahan ke mana-mana demi melahirkan saya.Inilah suatu fakta yang sesungguhnya dari perjuangan hidup dan mati seorang emak.

Air Susu Ibu ( ASI )

Setelah lahir emak mengalami penderitaan fisik, ia harus memberikan minuman sehat yang langsung dari badannya, yaitu air susu ibu (ASI). Ini bukanlah air biasa, ketahuilah bahwa air susu ibu berasal dari darahnya, saya sangat ngeri mendengarnya bahwa air susu emak itu berasal dari darah, seolah-olah saya sendiri meminum darah emak saya. Beliau rela memberikannya tanpa pamrih untuk anak-anaknya. Kami  8 anak semuanya meminum air susu ibu /ASI.

Ini adalah hari merupakan hari perjuangan emak saya, hari penuh kepedihan dan kesakitan luar biasa. Biarlah saya menghormati Emak saya melalui cara saya sendiri, biarlah saya merasakan sakitnya emak saya pada saat ini. Meskipun karena tempat tugas yang jauh dan tidak bisa setiap hari bisa menemani dan melayani emak namun saat saya cuti pasti waktunya  saya habiskan untuk menemani emak saya.Itulah yang bisa saya lakukan.

Tidak biasa

Kalau boleh secara jujur saya katakan bahwa sebenarnya tidak terbiasa untuk merayakan hari Ulang Tahun. Saya masih ingat pertama kali merayakan hari ulang tahun saat usia 19 yang lalu, itupun karena  rumakku ketempatan doa bersama muda-mudi Katholik. Dan teman -- teman sengaja mendoakan secara khusus.Waktu itu saya merasakan antara senang dan malu karena tidak terbiasa. Sebenarnya saat ulang tahunku itu selalu ingat, namun seringkali saya hanya bersyukur dalam hati saja saat di Gereja.Dan saat masuk biara mau tidak mau, pasti mendapat ucapan selamat dari para suster seluruh provinsi Indonesia, karena setiap suster pasti ada  terdaftar dalam buku doa atau direktorium. Maka pasti didoakan dan mendapatkan ucapan selamat baik melalu handphone maupun kartu.  Di komunitas dimana suster yang bersangkutan berada pasti dirayakan, sekalipun itu sangat sederhana minimal ada mie goreng sebagai simbul agar panjang umur. Saat sudah dalam biara hal semacam ini tidak bisa dihindari, jika menghindar  malah dianggap suster yang aneh dan tidak bisa mensyukuri anugerah kehidupan yang dialaminya. Ya kecuali dalam suasana retret karena jelas hening ( Silentium magnum ) selama 8 hari, ini yang menyelamatkan dari suasana keramaian namun tetap selalu didoakan.

Setengah Abad 

Lima puluh tahun yang lalu kemungkinan besar emakku sedang kesakitan saat proses persalinan, menurut cerita emak waktu beliau masih sehat dan dapat berkomunikasi dengan baik, beliau bercerita bahwa saya dilahirkan pada malam hari. Itu merupakan perjuangan yang emak rasakan saat itu, hari yang penuh penderitaan dan sakit yang luar biasa. Apalagi menurut kisahnya bahwa saya dilahirkan oleh seorang dukun bayi bernama Mbah Citro. Pada masa itu bidan belum terlalu banyak dan langka.Masyarakat pada waktu itu sebagian lebih percaya pada dukun bayi yang sudah berpengalaman. Mbah Citro adalah seorang dukun bayi yang sangat handal, sentuhan tangannya sangat ajaib.Hampir semua proses kelahiran kakakku dibantu oleh Mbah Citro tersebut, kecuali anak yang ke 8 yaitu adik saya proses persalinannya melalui seorang bidan.

 Selamat ulang tahun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun