Mohon tunggu...
Laurentina PI
Laurentina PI Mohon Tunggu... Relawan - Relawan

Relawan Pekerja Migran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencari Jarum di Tumpukan Jerami

9 April 2019   09:29 Diperbarui: 9 April 2019   09:44 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah ini diawali dari B3TKI atau Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia , yang meminta bantuanku untuk menelusuri satu kasus seorang Pekerja Migran yang merantau di Malaysia selama 14 tahun.

Terlalu lama merantau tanpa ada komunikasi dengan keluarga dan tekanan pekerjaan mengakibatkan Fransiska Missa ( Samaran ) sedikit mengalami gangguan jiwa.Maka ketika ditanya alamat rumah dimana dia hanya menyebutkan dekat pohon asam.Memang keterangan disecuil kertas  yang dikirimkan kepada saya via WA tertulis ada nama Fransiska Missa, nama bapak Thomas Missa dan nama ibu Yohana Missa ( Samaran ) alamat yang tidak jelas dan disertai foto.Dengan sedikit keterangan ini yang menjadi modal awal dalam pencarian jarum ditumpukan jerami itu.Segala tempat di seluruh kota Kupang dan kabupaten Kupang sudah disisir oleh petugas BP3TKI namun hasilnya nihil.

Sebenarnya di wilayah Nusa Tenggara Timor ini jika nama belakang jelas pasti akan memudahkan orang untuk mencari tempat asal orang  namun dengan bekal alamat tidak jelas agak sulit untuk menemukanya.  Kerja seperti ini tidak bisa sendirian,harus bekerjasama dengan jaringan dimanapun sehingga akan memudahkan untuk berkoordinasi dengan baik dalam menyelesaikan masalah.

Sebagai seorang Jawa tulen saya kurang yakin alias ragu ragu... akan berhasil atau tidak dalam melakukan investigasi ini. Disinilah Iman kepercayaan pada Penyelenggaraan Ilahi dalam diri saya sebagai suster PI diuji secara nyata dalam pengalaman ini. 

Namun Allah yang kreatif memampukan saya untuk berani membuka diri dan hati, dengan menggunakan jaringan yang bisa dipercaya dan diandalkan maka saya langsung kontak  seorang polisi " Pak komandan, nama seperti ini orang dari daerah mana ya ? beliau langsung menjawab " Oh nama  ini  orang  daerah Oenlasi suster. 

Singkat cerita beberapa hari kemudian saya mendapat WA dari seseorang yang mengaku relawan dari Oenlasi dan dia mengatakan bahwa dia masih keluarga korban, maka saya langsung komunikasi dengan relawan tersebut menyangkut anak yang hilang tersebut.

Awal bulan Desember yang lalu saya  kebetulan jadwalnya kunjungan ke paroki Oenlasi yaitu di stasi Obibi.Bersama badan penggurus dari Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran Perantau - KWI yang sedang mengadakan kunjungan ke Kupang dan sekaligus saya ajak untuk berjumpa dengan umat stasi Obibi dalam rangka sosialisasi tentang bahaya adanya pratek perdagangan orang .

Setelah acara sosialisasi  saya langsung minta bantuan Romo paroki Oenlasi untuk mencari desa Kualiu dimana orang tua Fransiska berada.

Ketika saya menyodorkan alamat tersebut reaksi yang muncul adalah heran dan terkejut " wah saya  agak asing dengan nama desa ini, akhirnya tanya skretaris paroki dan beliau mengatakan,  suster desa ini sangat jauh sekali, dan jalannya sangat jelek berbatu-batu...maka dengan spontan saya menjawab " justru itu saya datang kesini untuk  mencari jarum ditumpukan jerami " . 

Baik suster kalau begitu mari kita siap hati untuk menelusuri alamat ini dan sekali lagi Romo mengatakan " suster harus tahan ya ? Maka sayapun hanya senyum saja dan akhirnya kamipun tanjab gas untuk meluncur ke desa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun