Mohon tunggu...
Vicky Laurentina
Vicky Laurentina Mohon Tunggu... -

Saya lebih banyak menulis di: vickyfahmi.com. Instagram/Twitter: @vickylaurentina Kadang-kadang nge-Youtube.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kembalikan Duit Sayah..!

14 Desember 2009   07:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:57 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seorang kolega dibikin malu total gara-gara pada hari ketika dia seharusnya ngunduh mantu, anaknya sendiri yang dia nikahkan ternyata minggat. Padahal tempat akad nikah sudah digelar, penghulu sudah dipanggil, katering sudah dibayar, tamu-tamu sudah diundang. Anak perempuannya itu, ternyata lari sama mantan pacarnya. *Kok kayak lagunya Project Pop aja yang judulnya Batal Kawin??* [caption id="attachment_37774" align="alignleft" width="375" caption="Hati-hati pada pengantin-pengantin yang pakai sneakers seperti ini. Jangan nyawer dulu. Foto dari http://stick.flickr.com"][/caption] Yang cerita ini adalah kolega gw yang kebetulan datang ke TKP itu. Menurut ceritanya, di kondangan itu ada tamu yang sampai misuh-misuh karena akad nikahnya nggak jadi. Kenapa sampai misuh-misuh? Yaa..soalnya dia merasa rugi coz sudah kadung nyawer di meja tamu! Hahaha.. *Inilah sebabnya kenapa gw lebih senang dateng ke resepsi pernikahan ketimbang ke akad nikahnya. Soalnya untuk mempertimbangkan faktor resiko pembatalan acara. Lha kalo nyawer di resepsi kan berarti pengantennya dipastikan sudah menikah. Tapi kalo nyawer di akad nikah, masih ada kemungkinan pengantennya membatalkan pernikahan toh?* Gw pikir, ini pengantennya kok ya nggak sopan pake acara mbatalin kawin segala. Bukannya sebel karena dia berubah pikiran ya, tapi sebelnya kok mbatalin kawinnya mendadak. Penganten kadang-kadang suka lupa bahwa orang tuh dateng ke kondangan itu berkorban besar. Ada yang buat dateng ke kondangan itu harus nyari pinjeman jas dulu ke sana kemari, ngutang buat bayar bensin, atau bela-belain nggak sarapan dari pagi supaya pas di kondangannya bisa makan yang banyak. Gw sendiri kadang-kadang sulit dateng ke kondangan coz susah ngatur waktu, soalnya gw kudu wawancara, konferensi pers, pemotretan.. *halah!* Jadi mbok ya kalo tamu sudah dateng ke kondangan, itu ya dihargain oleh pengantennya, jangan serta-merta dibilang, "Nggak jadi!" terus tamunya disuruh pulang. Masih mendingan kalo ini terjadinya di kalangan sosialita bonafid yang bisa mengendalikan kekecewaan. Kalo ini terjadi di masyarakat kalangan bawah, bisa-bisa terjadi amukan massa coz mereka udah kadung dateng demi menyaksikan suguhan pagelaran dangdut. Kan mereka udah nyawer, maka kalo hajatannya batal dan dangdutnya nggak jadi, mereka bisa bilang, "Kembalikan duit sayah..!!" Demikian juga kalo pengantennya udah kadung kawin, dan ujung-ujungnya bercerai. Tentu aja ini akan mengecewakan banyak orang, termasuk orang-orang yang dulunya udah dateng buat nyawer di hajatan pernikahan mereka. Coba pikir, kenapa ada orang yang masih lebih suka kasih kado pernikahan berupa panci ketimbang duit? Ya coz mereka berharap tuh panci bisa dipake suami dan istri masak berdua, ketimbang duit yang malah dibagi dua. Tulisan ini gw persembahkan buat sepupu gw yang gw sinyalir telah bercerai, padahal gw udah belain bolos praktikum segala supaya gw bisa naik pesawat ke kondangan dia tujuh tahun lalu. I didn't skip my school only for watching you split up then, Sista. Mudah-mudahan semua orang yang mau kawin, sudah mikirin keputusannya masak-masak untuk tidak bercerai di kemudian hari. Dan mudah-mudahan semua orang yang mau kawin, nggak batalin niatnya di saat-saat terakhir ketika semua tamu udah dateng. Karena tamu itu, dateng dengan penuh pengorbanan, yang semuanya ditujukan supaya pernikahan itu langgeng seumur hidup. Pengalaman-pengalaman giling komentator lainnya ditinggal penganten lari, ada di sini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun