“Manusia adalah makhluk sosial”, kalimat ini sudah kita kenal sedari lama, bahkan telah dikenalkan sejak duduk di tingkat Sekolah Dasar. Kalimat ini memiliki arti bahwa setiap manusia tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan orang lain di sekitarnya. Maka dari itu, dapat dilihat bahwa setiap bagian kecil dari hidup kita tidak akan pernah terlepas dari kehadiran individu-individu lain. Kehadiran individu-individu tersebut di sekitar kita dapat mengakibatkan adanya proses komunikasi yang salah satunya dilakukan dalam bentuk interaksi.
Dalam mempelajari dan mempraktikkan ilmu komunikasi, tentu tidak akan lepas dengan adanya proses interaksi. Menurut Setiadi dkk (dalam Permatasary dan Indriyanto), interaksi dapat didefinisikan sebagai proses individu-individu saling berkomunikasi dan memengaruhi satu sama lain baik itu secara pemikiran maupun tindakan. Dari definisi ini, dapat diketahui bahwa komunikasi yang terjadi antara individu satu dengan lainnya dapat membawa dampak (effect) bagi pendengarnya (komunikan).
Begitu banyak negara yang ada di muka bumi ini, salah satunya adalah Negara Indonesia, yang merupakan negara kepulauan. Dengan kondisi geografis Indonesia yang “terpencar” seperti ini, sangat memungkinkan apabila Indonesia memiliki kekayaan budaya yang amat berlimpah ruah. Setiap pulau dan daerahnya tentu akan memiliki karakteristiknya masing-masing, seperti adat istiadat, bahasa, pakaian, bentuk bangunan, karya seni, sistem agama, dan politik. Unsur-unsur inilah yang membentuk suatu budaya. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, setiap individu tentu akan berinteraksi dengan sesamanya dalam proses komunikasi. Proses komunikasi yang terjadi itu dapat menjadi wadah untuk mengenalkan dan mempelajari budaya lain. Dengan adanya perbedaan budaya dan proses interaksi, maka terciptalah sebuah relasi antara budaya dengan masyarakat, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan salah satu bagian dari praktik budaya. Dari hal ini, dapat dilihat bahwa kajian kultural (cultural studies) sangat penting untuk dipelajari karena berkaitan erat dengan proses komunikasi yang menjadi bagian dari praktik budaya.
Kajian kultural komunikasi atau cultural communication studies fokus pada bagaimana suatu pesan yang dilakukan dalam proses komunikasi dapat mencapai pembentukan makna. Hal ini didukung dengan pendapat Barker (dalam Hasyim, 2016, p. 3) yang menyatakan bahwa kajian kultural memiliki perhatian khusus terhadap budaya dan berkaitan erat dengan makna yang dimuculkan dalam bahasa. Dalam berkomunikasi dengan lingkungan sosial kita, tentu akan bertemu dengan individu yang berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, inilah pentingnya mengapa kita perlu memahami arti penting kajian kultural komunikasi.
Lantas bagaimana pengaruh kajian kultural terhadap komunikasi yang kita lakukan di masyarakat? Budaya melekat erat dalam kehidupan seseorang, bahkan budaya tersebut dapat membentuk bagaimana seseorang. Maka dari itu dengan mempelajari kajian kultural dalam komunikasi, kita dapat dengan “mudah” untuk membangun hubungan dengan orang lain meskipun mereka memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan diri kita. Kajian kultural membantu kita untuk mengetahui pandangan dan memahami bagaimana budaya mereka. Dengan begitu hubungan dan komunikasi yang terjalin dapat dengan mudah dan nyaman untuk dijalani, sehingga dengan kata lain tercipta kemudahan dalam penyampaian pesan (yang dilakukan melalui proses komunikasi) dapat mencapai kesamaan makna antara komunikator dengan komunikannya (pengirim dan penerima pesan).
Selain untuk mempermudah mencapai kesamaan makna, mempelajari kajian kultural juga dapat meningkatkan sikap toleransi. Contoh konkrit dari hal ini adalah ketika kita mau menghormati orang dari agama lain yang sedang menjalankan hari raya keagamaannya, dengan cara ikut memberikan ucapan selamat atau membantu pengamanan di tempat ibadahnya selama kegiatan keagamaan berlangsung. Tentu perilaku tersebut dapat menciptakan kesejahteraan bersama antar individu tanpa melihat latar belakang budaya satu sama lain.
Kesimpulan yang dapat diambil dari pemaparan di atas adalah kajian kultural sangat penting dipelajari untuk berkomunikasi dengan orang lain, terutama ketika berinteraksi dengan individu yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Dengan mempelajari kajian kultural, komunikasi dengan individu yang memiliki perbedaan latar belakang budaya dapat terjalin dengan mudah dan harmonis. Selain itu, memahami kajian kultural juga dapat membawa diri kita menjadi manusia yang bersikap toleran, sehingga tercipta kesejahteraan bersama antar individu meskipun hadir dari latar belakang budaya yang berbeda. Perlu dipahami bahwa kita tidak bisa menyeragamkan perbedaan yang ada, melainkan memahami dan menerima perbedaan.
Daftar Pustaka:
Hasyim, Muhammad. (2016). Kajian Budaya. Jurusan Sastra Prancis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin. https://www.researchgate.net/publication/321345017_Kajian_Budaya
Permatasary, N.R. dan Indriyanto, R. (2016). Interaksi sosial penari Bujangganong pada sale creative community di Desa Sale Kabupaten Rembang. Universitas Negeri Semarang: 1 – 15.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H