Mohon tunggu...
Laurencius Simanjuntak
Laurencius Simanjuntak Mohon Tunggu... -

Warga Bekasi. Komuter yang terbiasa pulang pagi ;)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa Partai Terkorup?

27 Maret 2014   20:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:23 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13959035421658816108

[caption id="attachment_300860" align="alignnone" width="480" caption="Foto: beranijujur.net"][/caption]

Apa ukuran yang pas untuk menentukan siapa partai terkorup? Belakangan muncul data jumlah politikus dari masing-masing partai yang menjadi tersangka atau terpidana korupsi. Data 'jumlah politikus' ini yang kemudian disebarluaskan oleh pendukung parpol yang politikusnya masih sedikit melakukan korupsi. Anggaplah data dan lembaga yang merilisnya benar, mari kita namakan variabel 'jumlah politikus' ini dengan 'p'.

Kemudian muncul lagi, kali ini dalam bentuk grafik, data kerugian negara (state losses) yang ditimbulkan akibat perilaku korup para politikus dari masing-masing parpol. Menurut saya, ukuran kerugian negara ini agak sedikit maju, mengingat korupsi telah membuat sebagian warga tak bisa menikmati dana publik yang sediakan negara. Variabel ini penting mengingat satu poltikus bisa menggasak duit negara lebih banyak dari yang dilakukan segerombolan politikus lain. Sebut saja varibel kerugian negara ini dengan 'l'.

Lalu, apakah varibel 'p' dan 'l' cukup untuk menentukan siapa parpol terkorup? Menurut saya, yang tak kalah penting adalah variabel 'waktu' (t), yakni waktu hidup/umur parpol (t1) dan waktu parpol berkuasa (t2). Variabel t1 dan t2 penting untuk melihat berapa lama parpol bersentuhan dengan dana publik (APBN), yang biasanya jadi bancakan mereka.

Tentu lucu jika ada parpol yang baru seumur jagung dan belum pernah berkuasa, kini mengklaim diri paling bersih. Mungkin sama lucunya dengan politikus/capres yang belum pernah menjadi pejabat publik (baca: diberi tanggung jawab atas pengelolaan dana publik), kini mengklaim diri paling bersih.

Saya yakin kita semua sepakat korupsi merusak. Karena itu, saya yakin cara berpikir yang adil juga ikut andil mencegah potensi kerusakan akibat perilaku korup para politikus/capres/parpol, termasuk yang kini mengklaim diri bersih. (Follow @LaurenJuntax)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun